Senin, 18 Oktober 2010

Kromatografi Lapis Tipis

Bila KLT dibandingkan dengan KKt, kelebihan khas KLT ialah keser-baeunaan, kecepatan, dan kepekaannya. Keserbagunaan KLT di-sebabkan oleh kenyataan bahwa di samping selulosa, sejumlah pen-jerap yang berbeda-beda dapat disaputkan pada pelat kaca atau penyangga lain dan digunakan untuk kromatografi. Walau pun silika gel paling banyak digunakan, lapisan dapat pula dibuat dari alumuni-um oksida, 'celite', kalsium hidroksida, damar penukar ion, magnesi­um fosfat, poliamida, 'sephadex', polivinil pirolidon, selulosa, dan campuran dua bahan di atas atau lebih. Kecepatan KLT yang lebih besar disebabkan oleh sifat penjerap yang lebih padat bila disaputkan pada pelat dan merupakan keuntungan bila kita menelaah senyawa labil. Akhirnya, kepekaan KLT sedemikian rupa sehingga bila diper-lukan dapat dipisahkan bahan yang jumlahnya lebih sedikit dari ukuran µg.
Satu kekurangan KLT yang asli ialah kerja penyaputan pelat kaca dengan penjerap. Kerja ini kemudian agak diringankan dengan ada-nya penyaput otomatis. Meski pun begitu, dengan menggunakan alat itu pun tetap diperlukan tindakan pcncegahan tertentu. Pelat kaca harus dibersihkan hati-hati dengan aseton untuk menghilangkan le-mak. Kemudian bubur silika gel (atau penjerap lain) dalam air harus dikocok kuat-kuat selama jangka waktu tertentu (misalnya 90 detik) sebelum penyaputan. Tergantung pada ukuran partikel penjerap, mungkin harus ditambahkan kalsium sulfat hemihidrat (15%) untuk membantu melekatkan penjerap pada pelat kaca. Akhirnya, setelah penyaputan, pelat harus dikeringkan pada suhu kamar dan kemudian diaktifkan dengan pemanasan dalam tanur pada 100—110°C selama 30 menit. Pada beberapa pemisahan biasanya akan menguntungkan bila sifat penjerap diubah dengan menambahkan garam anorganik (misalnya perak nitrat untuk KLT pemerakan), dan hal ini paling balk dikerjakan ketika pelat sedang disaput. Alasan lain masih digu-nakannya pelat yang disaput sendiri di laboratorium ialah karena kadar air silika gel dapat dikendalikan. Hal ini merupakan faktor yang kritis untuk beberapa pemisahan.
letapi sekarang menggunakan pelat pralapis niaga dalam kebanyakan pemisahan sudah merupakan suatu hal yang biasa karena pelat tersedemikian dengan penjerap yang berbeda-beda, disaputkan pada kaca, lembaran alumunium, atau plastik. Pelat dapat mengandung indikator fluoresensi atau tidak. Penambahan indikator ini memungkinkan pendeteksian semua senya-wa yang memadamkan fluoresensi bila pelat diamati dengan disinari sinar UV berpanjang gelombang 254 nm. Jenis KLT yang paling baru ialah KLT yang menggunakan pelat bersaputkan mikropartikel silika halus yang biasa digunakan untuk kolom KCKT. Kromatografi yang demikian disebut kromatografi lapis tipis kinerja tinggi (KLTKT) dan biasanya menghasilkan pemisahan yang lebih efisien dan lebih cepat daripada pemisahan pada lapisan silika yang biasa.
Lebih banyak macam pelarut yang telah digunakan pada KLT diban-dingkan pada KKt, dan pada umumnya terdapat ruang gerak yang lebih leluasa dalam perbandingan pelarut yang digunakan dalam pengembang. Bilangan Rp jauh lebih kurang terulangkan dibanding-kan pada KKt, dan karena itu harus menggunakan satu senyawa pembanding atau lebih untuk penandaan. Untuk mengukur Rp pada KLT dengan saksama kita dapat membakukan kondisi, tctapi hal itu merupakan suatu proses yang memakan waktu. Biasanya KLT dilaku-kan dengan cara pengembangan naik di dalam suatu bejana yang din-dingnya dilapisi kertas saring sehingga atmosfer di dalam bejana je-nuh dengan fase pelarut. KLT datar digunakan bila pelat harus dile-watkembangkan dengan pengembang atau bila penggunaan KLT digabung dengan elektroforesis.
Deteksi senyawa pada pelat KLT biasanya dilakukan dengan pe-nyemprotan dan karena permukaan pelat lebih scmpit (20 X 20 cm), maka penyemprotannya merupakan prosedur yang nisbi sederhana. Satu keuntungannya bila dibandingkan dengan KKt ialah pelat kaca dapat disemprot dengan asam sulfat pekat, yaitu pereaksi pendeteksi steroid dan lipid yang berguna.
KLT preparatif dilakukan dengan menggunakan lapisan tebal (sampai 1 mm) sebagai pengganti lapisan penjerap yang tipis (0,10—0,25 mm). Pelat preparatif yang dibuat oleh pabrik dapat dibeli. Kandungan yang sudah dipisah dapat diperoleh kembali dengan cara mengerok penjerap di tempat yang sesuai pada pelat yang telah dikembangkan, lalu serbuk dielusi dengan pelarut seperti eter, dan akhimya dipusing-kan untuk menghilangkan penjerap.
Demikian kuatnya lapisan penjerap melekat pada kaca sehingga niemungkinkan pengembangan pelat berulang-ulang dengan pe­ngembang yang sama atau beberapa pengembang yang berbeda, dengan mengeringkan pelat sebelum pengembangan berikutnya. Pilihan lain ialah sistem KLT multieliminasi yang dirancang oleh Van Sumere (1969). Pada cara ini, untuk pemisahan yang rumit, pelat kaca segi empat yang sudah disaput dengan penjerap dipotong pada tahap yang tepat dengan pemotong kaca. Penjerap-baru disemprot-kan merata pada pelat, dilakukan di antara dua pengembangan. Banyak modifikasi prosedur KLT-dasar yang lain yang dipaparkan dalam buku KLT yang disebut berikut ini.
PustaLa mengenai KLT banyak sekali, yangbahasannya paling lengkap mungkin yang disunting oleh Stahl (1969). Buku lain yang berupa pengantar sederhana ialah buku karangan Truter (1963). Buku pen-ting lainnya yaitu karangan Bobbitt (1963), Kirchner (1978), dan Touchstone serta Dobbins (1978).


Sumber :
J.B. Harborne. 2006. Metode Fitokimia.Bandung (terbitan kedua): ITB

0 komentar:

Posting Komentar