Senin, 10 Mei 2010

Potensiometri

Mengukur potensial dua elektrode yang tidak terpolarisasi pada kondisi arus nol merupakan potensiometri yang mengaplikasi secara langsung dari persamaan Nerst. Penyisipan elektroda tidak mengubah komposisi larutan uji seseuai dengan sifat nondesktruktif potensiometri terhadap sampel. Bahkan, dapat digunakan untuk menetapkan tetapan kesetimbangan (Day, 1999).

Potensiometri dalam proses titrasi biasanya tidak memerlukan potensial-potensial mutlak maupun potensial relatif terhadap suatu sel-peruh standar. Titik ekivalen reaksi akan ditunjukkan oleh perubahan potensial secara mendadak dalam aturan e.m.f. yang dibaca lawan volume larutan penitrasi (J, Basset, 1994).

Berbagai macam reaksi titrasi yang dapat diikuti pengukuran potensiometri diantaranya reaksi netralisasi, reaksi redoks serta reaksi pembentukkan kompleks dan pengendapan (Khopkar, 1990).

Jika menyangkut elektroda gelas seperti titrasi asam basa kebanyakan, suatu alat ukur dengan impedansi masukkan tinggi diperlukan karena adanya tahanan dalam gelas, sehingga digunakan pH meter khusus, karena pH meter ini telah menjadi demikian biasa, maka pH meter ini dapat digunakan dalam berbagai macam titrasi untuk mempermudah penggunaan potensiometri yang luas (Day, 1999).

Saat suatu elektrode bersifat konstan, elektrode yang lain berperan sebagai indikator perubahan ion dan bereaksi cepat saat pengadukkan larutan selama titrasi (Basset, 1994).

*Sumber:

Bassett, J. Dkk, 1994, Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Khopkar, 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press, Jakarta.

Day A.R dan Underwood, A.L, 1990, Analisa Kimia Kuantitatif, Erlangga, Jakarta.

0 komentar:

Posting Komentar