Rabu, 09 Juni 2010

ETIKA, MORAL DAN AKHLAK

BAB1
PENDAHULUAN


1.1Latar Belakang
Sukses tidaknya suatu bangsa mencapai tujuan hidupnya tergantung atas “commited” bangsa itu terhadap nilai-nilai akhlak. Jika iya “commited terhadap akhlak maka bangsa itu akan sukses, dan sebaliknya ia mengabaikan akhlak maka bangsa itupun akan hancur. Itulah sebabnya misi utama Rosulullah adalah perbaikan akhlak. Penyempurnaan budi pekerti yang mulia (al-akhlak al-karimah). Mengabadikannya dalam QS 68 (al- Qalam) : 4:



Artinya : “Sesungguhnya engkau muhammad adalah wujud akhlak yang aguna yang ada dalam diri manusia.

Berdasarkan atas ayat itu’ para sufi menyebutkan nabi Muhammad sebagai al-Insan al-Kamil, prototipe manusia sempurna sejak adam hingga manusia akhir zaman, kita sebagaiumat rosulullah wajib menjadikan beliau sebagai uswah hasannah (teladan yang baik) dalam segala segi kehidupan sebagai firman Allah dalam QS 33(al-ahzab): 21 :


Artinya :”sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap rahmad Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Menjadikan Rasul sebagai uswah hasanah dalam segala aspek kehidupannya itulah yang dimaksud berislam secara kaffah (total)

1.1Rumusan Masalah
1.Bagaimana konsep Etika, Moral, dan Akhlak ?
2.Bagaimana hubungan Tasawuf dengan Akhlak ?

1.2Tujuan Penulisan
1.Menjelaskan tentang konsep Etika Moral dan Akhlak.
2.Menjelaskan hubungan antara Tasawuf dengan Akhlak.

























BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Konsep Etika, Moral Dan Akhlak
Berbicara tentang akhlak berarti berbicara tentang konsep al-Husn dan al- Qubn . menurut Mutazilah al-Husn adalah sesuatu yang menurut akal bernilai baik dan sesuatu yang menurut akal bernilai buruk. Bagi mu’tazilah baik dan buruk itu adalah ukuranya adalah akal manusia. Berbeda dengan mu’tazilah al sunnah berpendapat bahwa yang dapat menentukan baik dan buruk bukan akal tetapi wahyu. Oleh karenanya al sunnah berpendapat bahwa al-Husn adalah sesuatu yang menurut al-Qur’an dan al-Sunnah adalah baik dan al-Qubh adalah yang menurut al-Qur’an dan al-Sunnah ada.
Secara rinci kajian akhlak itu meliputi:
Pengertian baik dan buruk
Menerangkan apa yang harus dilakukan oleh manusia terhadap manusia lainya .
Menjelaskan yang seharusnya dicapai oleh manusia dengan perbuatan menerangkan jalan yang harus dilalui untuk berbuat
Menurut Ibnu Miskawih akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan- perbuatan tanpa melalui pertimbangan fikiran terlebih dahulu.
Sejalan dengan apa yang ungkapkan Ibnu Miskawih,al-Ghazali menyebutkan bahwa akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan fikiran.
Menurut Ibn Arabi, hati manusia bisa jelek dan rusak juga bisa baik dan suci adalah faktor diri . di dalam diri manusia ada tiga nafsu :
1.Nafsu syahwaniyah (nafsu ini ada pada manusia dan ada pada hewan)
Nafsu syahwaniyah adalah nafsu yang cenderung pada kelezatan misal makanan,minuman dan syahwat jasmaniyah misal bersenang-senang dengan perempuan. Kalau nafsu Ini tidak dikendalikan maka manusia tidak ada bedanya dengan binatang.
2.Nafsu al-Ghadabyyah (nafsu ini ada pada manusia dan ada pada hewan)
Nafsu al-Ghadabiyyah yaitu nafsu yang cenderung kepada marah, merusak ambisi, dan senang menguasai dan mengalahkan yang lain. Nafsu ini lebih kuat dan berbahaya ketimbang nafsu syahwaniyah bagi pemiliknya jika terkendalikan. Ia cenderung kepada pemarah sangat hiqdu (dengki),tergesa tidak tenang cepat bertindak untuk menaklukkan musuhnya tanpa pertimbangn matang dan rasional.
3.Nafsu al-Nathiqah
Nafsu ini yaitu nafsu yang membedakan antara manusia dan binatang . nafsu yang dengan nafsu ini manusia mampu berzikir mengambil hikmah memahami fenomena alam.dan dengan nafsu ini manusia menjadi agung, besar cita- citanya kagum terhadap dirinya sehingga bersyukur kepada tuhannya.
Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi yang berlaku di suatu masyarakat. Seseorang dikatakan bermoral kalau sikap hidupnya sesuai dengan tradisi yang bekerja dimasyarakat tempat ia berada, dan sebaliknya seseorang dianggap tidak bermoral jika sikap hidupnya tidak sesuai dengan tradisi yang berlaku di masyarakat tersebut. Dan memang menurut JRn Islam pada asalnya manusia adalah makhluk yang bermoral dan etis.
Betapa penting kedudukan akhlak dalam islam. Al-quran bukan hanya memuat ayat-ayat yang spesific berbicara masalah akhlak ,malah setiap ayat yang berbicara mengenai hukum sekalipun. Salah satu ayat mengenai akhlak terdapat dalam QS 2 (al- baqarah) :197:


Artinya “ haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatya pada bulan itu akan mengerjakan haji maka tidak boleh rafats berbuat fasik danberbantah-bantahan dimassa dalam mengerjakan haji”
2.2Hubungan Antara Tasauf Dengan Akhlak
Tasauf adalah proses pendekatan diri kepada Tuhan (Allah) dengan cara mensucikan diri (tafsiat al-qalbi). Hati yang suci bukan hanya bisa dekat dengan Tuhan malah dapat melihat tuhan (al-ma’rifah). Dalam tasauf disebutkan bahwa Tuhan Yang Maha Suci tidak dapat didekati kecuali oleh hati yang suci. Menurut Zun-Nun al- Misri,ada tiga macam pengetahuan tentang Tuhan:
Pengtetahuan awam:Tuhan satu dengan perantara ucapan syahadat
Pengetahuan ulama: tuhan satu menurut logika akal
Pengetahuan kaum sufi: tuhan satu dengan perantara hati sanubari.
Pengetahuan yang disebut pertama dan kedua menurut harun nasution,belum merupakan pengetahuan hakiki tentang Tuhan. Keduanya masih disebut ilmu pengetahuan dalam arti ketiga lah yang merupakan pengetahuan hakiki tentang Tuhan (ma’rifah).
Kalau ilmu akhlak menjelaskan mana nilai yang baik dan mana yang buruk juga bagaimana mengubah akhlak buruk agar menjadi baik secara Zahiriah yakni dengan cara-cara yang nampak seperti keilmuan,keteladanan,pembiasaan dan lain-lain. Maka ilmu tasawuf menerangkan bagaiman cara mensudikan hati,(tash fiat al qalb),agar setelah hatinya suci yang muncul dan perilakunya adalah akhlak al Karimah. Perhatikan akhlak menurut ilmu tasauf ,harus berawal dan pensucian hati. Persoalan yang mengemuka kemudian adalah bagaimana cara mensucikan hati dalam tasawuf ? Metode tash fiat al-qalb”,dalam pendapat para suci adalah dengan ijtinab al-Manhiyyah (menjauhi larangan tuhan adaa al wajibul) (melaksanakan kewajiban-kewajiban tuhan,adaa al-naafilat (melakukan hal-hal yang disunahkan),dan al-riyadhah. “riyadhah”artinya latihan spiritual sebagai yang diajarkan oleh Rasululah sebab yang mengotori hati manusia adalah kemaksiatan-kemaksiatan yang diperbuat manusia akibat ia lengah dan bujukan nafsu dan godaan setan. Kemaksiatan dapat mengakibatkan hati manusia kotor,kelam dan berkarat sehingga hati tidak berfungsi malah dapat mati. Kata para sufi,keadaan hati itu ada tiga macam. Pertama hati yang mati yaitu hatinya orang kafir,kedua hatinya yang hidup yaitu hatinya orang beriman dan ketiga hati yang kadang-kadang hidup dan kadang-kadang mati itulah hati orang-orang fasik dan “munafiq” yang harus diperjuangkan adalah bagaimana cara memperoleh “istiqamah” dalam kehidupannya dan bagaimana cara memperoleh “istiqamah” dalam hati. Hal ini pun bagian dan bahasan ilmu tasawuf.
Berbicara tujuan ilmu akhlak berarti berbicara tujuan islam itu sendiri. Sebab pada dasarnya akhlak adalah aktualisasi ajaran islam secara keseluruhan. Dalam kacamata akhlak,tidaklah cukup iman seseorang hanya dalam bentuk pengakuan apalagi kalau hanya dalam bentuk pengetahuan. Yang “kaffah” adalah iman,ilmu dan amal. Amal itulah yang dimaksud dengan akhlak. Tujuan yang hendak dicapai dengan ilmu akhlak adalah kesejahteraan hidup manusia didunia dan kebahagiaan hidup diakhirat.
Indikator manusia berakhlak (husn al-khulq). Kata al-Ghazali,adalah tertanamnya iman dalam hatinya. Sebaliknya manusia yang tidak berakhlak (su’al-khuluq) adalah manusia yang ada”Nifaq” didalam hatinya”Nifaq”artinya sikap mendua terhadap Tuhan. Tidak ada kesesuaian antara hati dan perbuatan. Iman bagaikan akar bagi sebuah tumbuhan. Sebuah pohon tidak akan tumbuh pada akar yang rusak dan kropos. Sebaliknya sebuah pohon akan baik tumbuhnya bahkan berbuah jika akarnya baik. Amal akan bermakna jika berpangkal pada Iman. Demikian juga amal juga tidak bermakna apabila amal tersebut berpangkal pada kemunafikan. Hati orang beriman itu bersih,didalamnya ada pelita yang bersinar dan hati orang kafir itu hitam dan malah terbalik. Taat perintah Allah, juga tidak mengikuti keingian sahwat dapat mengliaukan hati sebaliknya melakukan dosa dan maksiat dapat menghitamkan hati. Barang siapa melakukan dosa,hitamlah hatinya dan barang siapa melakukan dosa tetapi menghapusnya dengan kebaikan,tidak akan gelaplah hatinya hanya cahaya itu berkurang. Dengan mengutip beberapa ayat dan hadis,selanjutnya al-Ghazali mengemukakan tanda-tanda manusia berakhlak uraianya sebagai berikut:
1.Manusia beriman adalah manusia yang khusu’ dalam shlatnya
2.Berpaling dari hal-hal yang tidak berguna (tidak ada faidahnya)
3.Selalu kembali kepada Allah
4.Mengabdi hanya kepada Allah
5.Selalu memuji dan mengagungkan Allah
6.Bergetar hatinya jika nama allah disebut-sebut
7.Berjalan dimuka bumi dengan “tawadhu” dan tidak sombong
8.Bersikap “arif” menghadapi orang-orang awam
9.Mencintai orang lain seperti ia mencintai dirinya sendiri
10.Menghormati tamu
11.Menghargai dan menghargai tetangga
12.Berbicara selalu baik,santun dan penuh makna
13.Tidak banyak bicara dan bersikap tenang dalam menghadapi persoalan
14.Tidak menyakiti orang lain baik dengan sikap maupun perbuatannya
Dalam akhlak,keutamaan tidaklah cukup dengan hanya mengetahuinya apakah “keutamaan itu”,tetapi harus ditambahkan dengan melatihnya dan terus menerus mengerjakanya atau mencari jalan lain untuk menjadi orang-orang memiliki keutamaan dan kebaikan (ahl al-fadl wa alkhair). Secara singkat al-Ghazali menyebutkan bahwa untuk mencapai akhlak yang baik,ada tiga cara,pertama,akhlak yang merupakan anugerah dan kasih sayang Allah yakni orang yang memiliki akhlak yang baik secara alamiah (bi al-thabi’ah wa al-fitrah),sebagai sesuatu yang diberikan allah kepada sejak ia dilahirkan. Kedua dengan “mujahadah” (menahan diri) dan ketiga dengan “riyadhah” melatih diri secara spiritual dan bentuk “riyadhah “yang disepakati para sufi,sebagai telah dijelaskan antara lain ialah dengan “dwam al-zikr”
Upaya mengubah kebiasaan yang buruk,menurut Ahmad Amin sebagai yang dikutip ishak solih adalah dengan hal-hal sebagai berikut:
1.Menyadari perbuatan buruk,bertekad untuk meninggalkanya
2.Mencari waktu yang baik untuk mengubah kebiasaan itu untuk mewujudkan niat atau tekad semula;
3.Menghidarkan diri dari segala yang dapat menyebabkan kebiasaan buruk itu terulang
4.Berusaha untuk tetap berada dalam keadan yang baik
5.Menghidarkan diri dari kebiasan yang buruk dan meninggalkannya dengan sekaligus
6.Menjaga dan memelihara baik-baik kekuatan penolak dalam jiwa,yaitu kekuatan penolak terhadap perbuatan yang buruk perbuatan baik dipelihara dengan istiqomah,iklas dan tenang
7.Memilih teman bergaul yangbaik sebab pengaruh kawan itu besar sekali terhadap pembentukan watak pribadi
8.Menyibukan diri dengan pekerjaan yang bermanfaat
Secara substansial akhlak,etika,dan moral adalah sama yaitu ajaran tentang baik dan buruk berkaitan dengan sikap hidup manusia. Yang membedakan satu dengan yang lainnya adalah kebenarannya. Akhlak bersumberkan al-Quran dan al-Sunnah,sementara Etika bersumberkan akal karena ia bagian bagian dari filsafat. Sedangkan moral bersumberkan adat istiadat (tradisi) yang berlaku dimasyarakat. Etika lebih bersikap teoritis,moral bersikap praktis,etika bersifat umum. Sedangkan moral lebih bersifat lokal dan khusus. Akhlak bersifat universal dan komprehensif mencakup aspek lahir dan bathin





















BAB III
PENUTUP


3.1Kesimpulan
Secara substansial akhlak,etika,dan moral adalah sama yaitu ajaran tentang baik dan buruk berkaitan dengan sikap hidup manusia. Yang membedakan satu dengan yang lainnya adalah kebenarannya. Akhlak bersumberkan al-Quran dan al-Sunnah,sementara Etika bersumberkan akal karena ia bagian bagian dari filsafat. Sedangkan moral bersumberkan adat istiadat (tradisi) yang berlaku dimasyarakat. Etika lebih bersikap teoritis,moral bersikap praktis,etika bersifat umum. Sedangkan moral lebih bersifat lokal dan khusus. Akhlak bersifat universal dan komprehensif mencakup aspek lahir dan bathin.
Kalau ilmu akhlak menjelaskan mana nilai yang baik dan mana yang buruk juga bagaimana mengubah akhlak buruk agar menjadi baik secara Zahiriah yakni dengan cara-cara yang nampak seperti keilmuan,keteladanan,pembiasaan dan lain-lain. Maka ilmu tasawuf menerangkan bagaiman cara mensudikan hati,(tash fiat al qalb),agar setelah hatinya suci yang muncul dan perilakunya adalah akhlak al Karimah.


3.2Saran
setelah adanya makalah yang mengenai etika,moral dan akhlak. Maka kita tidak seharusnya hanya bisa secara konsep melainkan dengan kita lakukan menerapkan etika,moral dan akhlak dalam kehidupan.



DAFTAR PUSTAKA


Hukum Islam Pengatur Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Islam Indonesia. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.1999
Acep Djuzuli.Fiqih Siasah.Bandung.Sussana Gunung Djati Pers.1990
Al-Attas,M Al-Nuqaib.Islam And Secularism.Kuala Lumpur:Abin 1978

0 komentar:

Posting Komentar