Rabu, 14 Juli 2010

PROFIL PUNCAK DAN PELEBARAN PUNCAK KROMATOGRAFI

Selama pemisahan kromatografi, solut secara individual akan mem-bentuk profil konsentrasi yang simetri atau dikenal juga dengan profil Gaussian dalam arah aliran fase gerak. Profil, dikenal juga dengan pun-cakatau pita, secara perlahan-lahan akan melebardan seringjuga mem-bentuk profil yang asimetrik karena solut-solut melanjutkan migrasinya ke fase diam.
Penyebab terjadinya pelebaran puncak kromatografi, yaitu:
Penyebab pertaina: Difusi Eddy
Kolom biasanya dikemas dengan partikel fase diam yang kecil. Fase gerak lalu melewatinya dan membawa molekul-molekul sampel yang ada di dalamnya. Beberapa molekul meninggalkan kolom terlebih da hulu dibanding molekul yang lainnya. Beberapa molekul ada yang me-ninggalkan kolom belakangan disebabkan karena mengalami beberapa pengalihan (diversi) selama perjalanannya. Keadaan ini dikenal dengan difusi Eddy (Gambar 1.1).


Penyebab kedua: Distribusi aliran
Fase gerak mengalir di antara partikel fase diam dalam suatu ge-rakan laminer (gambar 1.2). Kecepatan alir fase gerak lebih cepatjika melalui pusat saluran (ditengah-tengah) daripada jika fase gerak mela-lui daerah di dekat partikel fase diam. Anak panah dalam gambar 1.2. menggambarkan vektor-vektor kecepatan fase gerak (semakin panjang anak panah, maka kecepatan alir lokal semakin besar). Difusi Eddy dan distribusi alir dapat dikurangi dengan mengemas kolom menggunakan partikel fase diam berukuran rata.

Suatu kolom dikatakan bagus apabila kolom tersebut tersusun dari partikel-partikel fase diam dengan distribusi ukuran sesempit mungkin. Rasio antara diameter partikel terkecil dan yang terbesar tidak me-lebihi 2. Jika partikel terkecilnya berdiameter 1,3 urn dan yang paling besar 7,5 um maka rasionya adalah 5.
Penyebab ketiga: Difusi molekul sampel dalcim fase gerak
Molekul-molekul sampel menyebar di dalam pelarut tanpa adanya pengamh luar apapun (perhatikan bagaimana suatu gula melarut da­lam air secara perlahan-lahan bahkan tanpa diaduk). Hal ini merupakan difusi longitudinal (Gambar 1.3). Difusi ini mempunyai pengaruh yang tidak menguntungkan pada tinggi puncak jika:
a.Partikel-partikel fase diamnya kecil
b.Kecepatan alir fase gerak terlalu rendah (dihubungkan dengan
diameter partikel)
a.Koefisien difusi sampel relatif besar
Kecepatan alir fase gerak harus dipilih sedemikian rupa sehingga difusi longitudinal tidak mempunyai efek yang merugikan.

Gambar 1.3. Pelebaran pita oleh difusi longitudinal. Kiri: daerah sampel sesaat setelah diinjeksikan. Sampel akan menyebar dalam ruangan ke 3 arah (drah anak panah). Kanan: daerah sampel setelah beberapa saat. Daerah sampel saat ini lebih luas disebabkan oleh difusi. Sampel inijuga akan pindah oleh aliran fase gerak.
Penyebab keempat: perpmdahan massa antara fase gerak, fase gerak yang stagnan, dan fase diam.
Gambar 1.4 menunjukkan struktur partike! fase diam. Salurannya ada yang sempit dan ada yang luas. Pori-pori itu terisi oleh fase gerak yang tidak bergerak (stagnan). Suatu molekul sampel yang masuk ke da-lam pori akan berhenti untuk dipindahkan dengan aliran fase gerak dan posisinya berubah hanya dengan difusi. Meskipun demikian, ada dua kemungkinan yang terjadi padanya:
a)Molekul sampel berdifusibalik ke aliran fase gerak. Keadaan ini, yang mana molekul sampel keluar bersama aliran fase gerak, membutuhkan waktu.
b)Molekul berinteraksi dengan fase diam dan akan teradsorpsi. Untuk sementara waktu, molekul sampel tetap menempel pada fase diam. Sekali lagi, perpindahan massa ini membutuh­kan waktu yang cukup lama (Gambar 1.5).
Dalam kedua kasus di atas, pelebaran puncak meningkat seiring dengan meningkatnya kecepatan alir fase gerak.

Gambar 1.4. strukturpori molekul fase diam

Gambar 1.5. Perpindahan massa antara fase diam dan fase gerak. Fase diam mempunyai pusat adsorpsi C (da lam kerapatan yang luas) yang akan menarik molekul-molekul di sekitarnya.

Sumber :
Rohman, Abdul. 2009. Kromatigrafi Untuk Analisis Obat. Yogyakarta: Graha Ilmu.

0 komentar:

Posting Komentar