Jumat, 21 Mei 2010

Deskripsi Penggunaan Macromedia Flash Sebagai Media dalam Pembelajaran Fisika

BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam peningkatan sumber daya manusia. Oleh karena itu terobosan baru dalam dunia pendidikan sangat diperlukan demi kemajuan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Menurut catatan Human Development Report Tahun 2006 versi UNDP, peringkat HDI (Human Development Index) atau kualitas sumber daya manusia Indonesia berada di urutan 108, satu tingkat di atas Vietnam (UNDP 2006). Sedangkan kemampuan IPA anak-anak sekolah berada di urutan ke-32 dari 38 negara. Ini tercermin dalam NEM (nilai Ebtanas murni) IPA cenderung statis, tidak menunjukkan peningkatan. Hasil evaluasi belajar tahap akhir nasional (Ebtanas) di bidang IPA anak-anak Indonesia masih di bawah rata-rata.


Pembelajaran yang selama ini terjadi di dalam kelas belum mampu menarik perhatian sehingga siswa terkesan apatis terhadap materi yang disampaikan guru. Hal itu terlihat dari observasi awal penulis. Siswa yang aktif bertanya atau menjawab pertanyaan guru atau temannya masih sangat rendah. Bahkan, dalam satu kali tatap muka terkadang tidak ada satu pun yang bertanya atau menjawab. Untuk beberapa mata pelajaran, pendekatan dan metode konvensional seperti ceramah dengan media papan tulis mungkin masih efektif. Namun, untuk mata pelajaran IPA seperti Fisika yang diperoleh dari pengalaman melalui metode ilmiah, diperlukan media yang mampu menarik perhatian siswa dalam penyampaiannya agar lebih mudah diterima dan dipahami, kemudian diterapkan siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Hakikat proses belajar-mengajar adalah proses komunikasi, yaitu penyampaian informasi dari sumber informasi melalui media tertentu kepada penerima informasi. Berdasarkan hal tersebut, salah satu faktor kegagalan pembelajaran adalah adanya berbagai jenis hambatan dalam proses komunikasi antara siswa dan guru karena variasi dalam pengajaran serta jarangnya digunakan alat bantu yang dapat memperjelas pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari. Pemilihan media yang tepat menjadi penting agar transfer ilmu pengetahuan dari guru bisa maksimal, sehingga siswa tidak hanya mendengar apa yang disampikan oleh guru, tetapi juga melihat proses (penginderaan)-nya. Oleh karena itu agar mendapatkan hasil yang optimal maka pembelajaran harus menyenangkan dan merangsang imajinasi serta kreativitas siswa. Penggunaan multimetode dan multimedia sangat membantu untuk meningkatkan hasil belajar.
Materi pelajaran yang diperoleh dari hasil ilmiah dan banyak melibatkan angka dan pemahaman konsep, khususnya Fisika, adalah salah satu materi pelajaran yang perlu mendapat perhatian lebih dari seorang guru. Sebab, sudah menjadi pandangan umum bahwa Fisika merupakan salah satu pelajaran yang kurang diminati siswa. Memang secara umum, Fisika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang kuantitatif. Artinya, dalam Fisika terdapat penggunaan konsep-konsep dan pengaplikasiannya menggunakan matematika. Karena itu, dalam pembelajaran Fisika digunakan salah satu metode pembelajaran dengan cara praktikum di laboratorium. Namun, tidak semua konsep Fisika dapat dieksperimenkan di laboratorium. Ada konsep Fisika yang kurang efisien apabila dianalisis secara manual.
Media yang cocok dengan maksimalisasi transfer ilmu pengetahuan dan karakter IPA salah satunya adalah memanfaatkan teknologi audiovisual berbasis multimedia (teknologi yang melibatkan teks, gambar, suara, dan video). Salah satu program yang bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran itu adalah Macromedia Flash.
Atas dasar pemikiran di atas, maka perlu diadakan suatu penelitian dengan formulasi judul yakni ”Deskripsi Penggunaan Macromedia Flash Sebagai Media dalam Pembelajaran Fisika”.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menggunakan Macromedia Flash dalam pembelajaran Fisika?
2.Bagaimanakah Penggunaan Macromedia Flash sebagai media dalam pembelajaran Fisika?

1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:

  1. Untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan Macromedia Flash dalam pembelajaran Fisika. 
  2. Untuk melihat penggunaan Macromedia Flash sebagai media dalam pembelajaran Fisika.

1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1.Bagi Siswa
Diharapkan minat siswa dalam pembelajaran dapat meningkat sehingga berimplikasi pula pada hasil belajar siswa yang meningkat.
2.Bagi Guru
Sebagai bahan masukan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran Fisika.
3.Bagi Sekolah
Menjadi dasar pemikiran bagi sekolah untuk menyusun rencana program pembelajaran dengan memberdayakan media pembelajaran yang diterapkan di SMU Tridharma Kota Gorontalo.
4.Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan peneliti sebagai seorang calon guru, sehingga setelah penelitian memiliki pengalaman tentang cara meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran.


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Tentang Media Pembelajaran
Proses belajar-mengajar atau proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah mengantar para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu maupun makhluk sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut, siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pembelajaran. Lingkungan mencakup tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, media pembelajaran, metodologi pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Unsur-unsur tersebut dikenal dengan komponen-komponen pembelajaran.
Kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah artinya perantara atau pengantar. Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2003: 3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
AECT (Association of Educational and Communication Technology, 1977) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Di samping sebagai sistem penyampai atau pengantar media yang sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming (dalam Arsyad, 2003: 3) adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar yakni siswa dan isi belajar. Disamping itu, mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan canggih, dapat disebut media. Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran.
Menurut Heinich (dalam Arsyad, 2003: 3) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio, rekaman, audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau pesan-pesan intruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.
Lilik Setiono (2008) media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa yang menjurus ke arah terjadinya proses belajar. Ada beberapa faktor pertimbangan sebuah media digunakan dalam proses pembelajaran, antara lain:
1.Ketepatannya dengan tujuan pembelajaran;
2.Dukungan terhadap bahan pembelajaran;
3.Kemudahan memperoleh media;
4.Keterampilan dalam menggunakannya.
Dari uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat membantu siswa dalam proses belajar sehingga siswa dapat memahami pesan-pesan yang disampaikan dalam pembelajaran.


2.2 Media Pembelajaran dan Manfaatnya
Para ahli telah sepakat bahwa media pendidikan dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.
Harjanto (2005: 243-244) mengemukakan bahwa manfaat media pengajaran adalah sebagai berikut:

  1. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik. 
  2. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pengajaran.
  3. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
  4. Pengajaran akan lebih menarik perhatian belajar siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
Sedangkan menurut Lilik Setiono (2008) bahwa peranan media dalam proses pembelajaran dapat ditempatkan sebagai berikut:
  1. Alat untuk memperjelas bahan pembelajaran pada saat guru menyampaikan pelajaran. Dalam hal ini, media digunakan guru sebagai variasi penjelasan verbal mengenai bahan pembelajaran. 
  2. Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para peserta didik dalam proses belajarnya. Paling tidak guru dapat menempatkan media sebagai sumber pertanyaan atau simulasi belajar siswa. 
  3. Sumber belajar bagi siswa. Artinya media tersebut adalah bahan-bahan yang harus dipelajari para peserta didik baik individual maupun kelompok. Dengan demikian, akan banyak membantu tugas guru dalam kegiatan mengajarnya.
Sedangkan Sudjana dan Rivai (2001: 2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
  1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. 
  2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran
  3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran
siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengar uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.

2.3 Kriteria Penggunaan Media Pembelajaran

Di dalam menggunakan media dalam pembelajaran, kita harus memperhatikan hal-hal yang menjadi kriteria penggunaan media dalam pembelajaran. Hal ini bertujuan agar materi yang akan disampaikan pada peserta didik tepat sasaran. Menurut Harjanto (2005: 238) dalam menilai penggunaan media yang digunakan dalam pembelajaran yang harus diperhatikan yaitu:
1.Tujuan
Media hendaknya menunjang tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.
2.Keterpaduan (validitas)
Tepat dan berguna bagi pemahaman bahan yang dipelajari.
3.Keadaan peserta didik
Kemampuan daya pikir dan daya tangkap peserta didik dan besar kecilnya kelemahan peserta didik perlu dipertimbangkan.
4. Ketersediaan
Pemilihan perlu memperhatikan ada tidaknya media tersedia di sekolah serta mudah tidaknya media di peroleh.
5. Mutu teknis
Media harus memiliki kejelasan dan kualitas yang baik.
6. Biaya 

hal ini merupakan pertimbangan bahwa biaya yang dikeluarkan apakah seimbang dengan hasil yang dicapai.
Dari beberapa kriteria penggunaan media di atas, maka guru dapat mempertimbangkan penggunaan sebuah media dalam pembelajaran sehingga diharapkan materi yang akan disampaikan pada peserta didik tepat pada sasaran.

2.4 Macromedia Flash

Sejak diperkenalkan pada tahun 2004, Macromedia Flash menjadi sangat populer dan langsung mendapat tempat di hati masyarakat dunia website karena dapat membuat dan menampilkan animasi di website. Menurut Arno Prasetio (2006: 9) Macromedia Flash adalah suatu suatu software animasi yang dapat digunakan untuk mempermudah penyampaian suatu konsep yang bersifat abstrak yang dalam penerapannya menggunakan komputer dan media imager proyector.
Andi Pramono (2007: 1) mengatakan bahwa Macromedia Flash adalah sebuah software animasi yang sekarang saat ini menjadi software favorit dan banyak digunakan para web designer untuk membuat webnya lebih dinamis.
Chandra (2008: 2) Macromedia Flash Professional 8 merupakan salah satu software animasi yang sudah tidak asing lagi bagi kebanyakan orang yang berkecimpung dalam pembuatan program animasi. Software ini mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan software animasi lainnya di antaranya adalah program yang berorientasi objek, mampu mendesain gambar berbasis vector, kemampuannya menghasilkan animasi gerak dan suara dan dapat dipergunakan sebagai software pembuat situs website, serta masih banyak keunggulan lainnya dibandingkan dengan software animasi lain. Dengan keunggulan dan kelebihan yang dimilikinya, Macromedia Flash Professional 8 sebagai teknologi audiovisual, mampu menghasilkan fitur-fitur baru yang dapat dimanfaatkan dalam pendidikan.
Chandra (2008: 3) menyatakan bahwa jika dibandingkan dengan versi sebelumnya yaitu versi 4.0, 5.0, dan MX 2004, Macromedia Flash Professional 8 ini mempunyai beberapa kemampuan tambahan di antaranya mampu menjalankan audio dalam bentuk file MP3, maupun video dalam bentuk mpg. Dalam menggunakan software ini ada beberapa persyaratan sebelum diinstal ke komputer yaitu:
  1. Komputer dengan Processor Intel Pentium II 500 Mhz atau processor terbaru yang berjalan dalam sistem operasi Windows 98, Windows 2000, Windows NT 4.0, maupun Windows XP; 
  2. Memori (RAM) minimal 64 MB atau lebih besar;
  3. Kapasitas Harddisk kosong minimal 50 MB;
  4. Monitor warna minimal dengan resolusi 800 x 600; 
  5. Dilengkapi dengan browser seperti Internet Explorer 5.0 atau versi terbaru.

2.4.1 GUI (Graphic User Interface)
Karena Macromedia Flash Professional 8 merupakan program berbasis Windows, maka pemakai dapat menggunakan program ini dengan lebih mudah karena dapat mendesain secara visual. Berikut tampilan muka dari program Macromedia Flash Professional 8 :

Keterangan:
1. Main Bar

Merupakan menu baris atau menu yang dipergunakan untuk mengakses beberapa perintah yang ada di Macromedia Flash. Menu ini berisi sub menu yang disertai dengan shortcut.
2. Toolbar
Menu ini ditandai dengan icon-icon yang fungsinya sama seperti menu bar.
3. Toolbox

Merupakan alat bantu dalam menggambar suatu objek seperti garis, lingkaran, persegiempat, text, pemberi warna. Juga dapat dipergunakan untuk menghapus objek dan memilih objek.
4. Layer
Layer merupakan lapisan-lapisan yang dipergunakan untuk menampilkan kumpulan-kumpulan objek atau komponen, baik gambar, animasi maupun video. Layer ini juga dapat dijalankan secara bersama-sama.
5. Panel
Panel merupakan jendela tambahan yang seringkali digunakan untuk mengedit/mengatur performa dari suatu objek. Macromedia Flash memiliki beberapa panel sesuai dengan fungsinya.
6.Controller
Controller merupakan tombol-tombol yang dipergunakan untuk menjalankan movie yang berisi tombol play, pause, stop dan lain-lain.
7. Timeline
Timeline merupakan tempat dimana animasi objek akan dijalankan. Timeline juga berfungsi untuk menentukan kapan suatu objek dimunculkan atau dihilangkan berdasarkan satuan waktu. Pada timeline terdapat frame, layer dan playhead.
8. Frame
Frame merupakan bagian-bagian dari movie yang dijalankan bergantian dari kiri ke kanan. Masing-masing frame terdiri atas satu gambar.
9. Play Head
Play Head dipergunakan untuk menunjuk posisi dari frame yang sedang dijalankan.
10. Ruler

Ruler merupakan mistar bantuan yang terletak di sebelah atas maupun kiri dari stage yang berfungsi untuk mengukur ketepatan penggambaran maupun peletakkan suatu objek.
11. Stage
Stage berfungsi sebagai daerah tempat meletakkan objek. Objek-objek yang terletak di dalam stage akan ditampilkan dalam movie, sedangkan yang berada di luar stage tidak ditampilkan di dalam movie.

2.4.2 Konsep Dasar Animasi & istilah-istilah.
a. Movie

Animasi yang kita buat dalam Macromedia Flash secara umum disebut dengan movie. Dalam membuat animasi maka seseorang akan mengatur jalan cerita dari animasi tersebut. Membuat beberapa objek dan merangkainya menjadi suatu bagian yang bermakna tertentu. Suatu movie terkadang terdiri dari beberapa animasi yang terkadang disebut movieclip. Clipmovie tersebut dapat dirangkai kembali menjadi movie baru. Suatu animasi/movie clip akan dijalankan dalam suatu scene yang dapat dianalogkan sebagai suatu episode.
B. Objek
Sebelum membuat animasi maka terlebih dahulu kita akan membuat objek. Baru kemudian kita akan mengatur gerakan-gerakan dari objek tersebut. Macromedia Flash menyediakan tool untuk membuat objek sederhana seperti garis, lingkaran, persegiempat.
C. Teks
Pada toolbox disediakan fasilitas untuk menulis teks. Dengan teks kita dapat menulis pesan yang akan kita sampaikan pada animasi kita. Selain itu pesan/teks dapat kita buat dalam bentuk animasi. Kita dapat menjalankan teks sesuai dengan animasi yang kita inginkan. Dalam Macromedia Flash teks dikategorikan dalam 3 jenis yaitu, teks statis label, teks dinamis dan teks input.
D. Sound
Animasi yang kita buat dapat disertakan dengan sound agar tampak lebih menarik. Penambahan sound pada suatu movie akan memperbesar ukuran file kita. Format sound yang dapat kita pergunakan dalam Macromedia Flash dapat bermacam-macam seperti WAV dan MP3. Kita dapat mengimpor sound dari luar tetapi untuk sound-sound tertentu telah disediakan di dalam program pada Macromedia Flash.
E. Simbol
Dalam Macromedia Flash Professional 8 ada beberapa simbol yang harus diketahui yaitu movieclip, button dan graphic. Masing-masing simbol mempunyai fungsi masing-masing yaitu sebagai berikut:
a. Movie Clip
Movie clip merupakan simbol di dalam flash untuk mendefinisikan animasi. Hanya simbol movie clip yang dapat digerakkan atau diberi animasi.
b. Button

Button adalah bentuk lain selain movieclip. Dengan membuat simbol button, maka kita dapat menugaskan button ini untuk mengeksekusi perintah yang kita buat pada bagian event. Pada simbol button akan dibentuk 4 frame yaitu up, over, down dan hit.
c. Graphic
Graphic adalah bentuk lain selain movieclip tetapi tidak dapat digerakkan seperti movieclip.
F.  Layer. 

Seperti program AutoCAD ataupun program grafis lainnya pada Macromedia Flash juga dikenal layer. Layer berfungsi untuk mengatur gambar yang kita gambar sesuai pengelompokan yang kita inginkan. Seperti teks akan diletakkan hanya di layer teks saja, atau tombol hanya akan diletakkan di layer tombol saja. Hal ini diperlukan agar kita mudah melakukan manajemen atas gambar yang kita buat.
G. Library
Library atau pustaka di dalam Macromedia Flash berfungsi untuk menyimpan item animasi seperti objek grafik baik statis maupun dinamis teks baik statis maupun dinamis, objek suara, objek video, maupun objek tombol.
H. Control panel
Control panel berfungsi sebagai tombol untuk menjalankan animasi yang kita buat disimbol maupun di scene. Dengan Control panel kita dapat menjalankan animasi, merewind animasi ataupun menstop animasi yang sedang berlangsung.
I. Action script
Action script adalah bahasa pemrograman yang ada di dalam Macromedia Flash. Bahasa pemrograman Action script ini mirip dengan bahasa pemrograman Javascript. Dalam membuat suatu animasi kita harus memahami 3 hal dalam action script:
  1. Event (Kejadian) adalah peristiwa yang terjadi untuk memicu suatu aksi pada suatu objek; 
  2. Action adalah suatu aksi atau kerja yang dikenakan atau diberikan pada suatu objek;
  3. Target adalah objek yang dikenai oleh aksi.
Dari beberapa komponen yang terdapat pada macromedia inilah sebuah animasi dapat dibuat. Animasi sebagai bagian dari teknologi informasi sangat mendukung dalam pembelajaran sebab penggunaan animasi dalam pembelajaran memberikan kesan menyenangkan dan membantu siswa dalam proses pembelajaran.

2.5 Pembelajaran Fisika di Sekolah

Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yaitu suatu Ilmu yang mempelajari gejala dan peristiwa atau fenomena alam serta berusaha untuk mengungkap segala rahasia dan hukum semesta. Objek Fisika meliputi mempelajari karakter, gejala dan peristiwa yang terjadi atau terkandung dalam benda-benda mati atau benda yang tidak melakukan pengembangan diri.
Surya (http://www.Fisikanet.com/: 29 Agustus 2008) mengatakan bahwa di SMA, Fisika dipandang penting untuk diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri dengan beberapa pertimbangan. Pertama, selain memberikan bekal ilmu kepada peserta didik, mata pelajaran Fisika dimaksudkan sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, mata pelajaran Fisika perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Pembelajaran Fisika dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup.
Sedangkan tujuan secara spesifik mata pelajaran Fisika diajarkan di sekolah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
  1. Membentuk sikap positif terhadap Fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa; 
  2. memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain;
  3. mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis;
  4. mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip Fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif;
  5. menguasai konsep dan prinsip Fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.(http://www.geocities.com)
Jika ditinjau dari tujuan pengajaran Fisika di sekolah tersebut, Fisika memberikan kontribusi yang sangat penting bagi kehidupan manusia sehari-hari. Oleh karena itu pengajaran Fisika di sekolah hendaknya dapat dimanage sebaik-baiknya, sebab mata pelajaran Fisika juga identik dengan banyaknya konsep yang bersifat abstrak yang sukar dibayangkan, oleh karena itu dibutuhkan pemvisualisasian konsep-konsep yang bersifat abstrak tersebut yakni dengan cara melalui pembuatan animasi dalam pembelajaran Fisika. Animasi ini dapat dibuat dengan menggunakan software Macromedia Flash Fisika. Dengan menggunakan Macromedia Flash inilah, konsep-konsep abstrak yang sukar dipahami oleh siswa dapat mudah dipahami oleh siswa dengan melalui visualisasi konsep tersebut.
Winataputra (dalam Kristanta, 2007) menyatakan bahwa visualisasi adalah cara penyampaian pesan melalui indera penglihatan. Media yang digunakan untuk menyampaikan pesan ini disebut sebagai media visual. Menurut Deporter (dalam Kristanta, 2007) sembilan puluh persen masukan indra untuk otak berasal dari sumber visual dan otak mempunyai tanggapan cepat dan alami terhadap simbol, ikon dan gambar yang sederhana dan kuat. Sehingga siswa akan lebih mudah memahami suatu konsep dari Fisika yang tidak terlihat apabila proses tersebut divisualisasikan daripada proses tersebut dijelaskan melalui kata-kata.
Pendapat yang serupa juga diungkapkan oleh Dave Meier (dalam Kristanta, 2007) yang menyatakan bahwa ketajaman penglihatan itu kuat. Ini dikarenakan oleh pikiran manusia lebih merupakan prosesor citra daripada prosesor kata, karena citra atau gambaran tentang sesuatu lebih mudah diingat-ingat. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang lebih baik disarankan untuk sedapat mungkin menggunakan sarana visual dan diusahakan mampu menggambarkan selengkap-lengkapnya konsep yang diberikan kepada siswa.
Di dalam proses pemvisualisasian suatu proses Fisika, Hebert Druxes (dalam Kristanta, 2007) seorang ahli Fisika menyatakan bahwa visualisasi dengan program komputer akan menampakkan hasil yang lebih baik daripada menggunakan gambar, foto, charta, dan diagram. Dengan menggunakan program komputer suatu proses Fisika dapat divisulisasikan mendekati proses yang sesungguhnya dibandingkan dengan gambar foto yang hanya dapat memvisualisasikan suatu poses Fisika pada satu kejadian dari begitu banyaknya kejadian yang terjadi dalam proses tersebut.

2.6 Hasil Belajar

Dalam keseluruhan proses pendidikan proses belajar mengajar yang merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa untuk mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran tergantung dari proses mengajar dan proses belajar yang dialami siswa serta hasil belajar yang diperoleh siswa.
Sudjana (2001: 22) hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia mengalami pengalaman belajarnya. Menurut Reigelut (dalam Nurdin, 2001) mengatakan bahwa secara umum hasil belajar dapat dikategorikan menjadi tiga indikator, yaitu: (1) Aktifitas pembelajaran yang biasanya diukur dari tingkat keberhasilan siswa dari berbagai segi; (2) efisiensi pembelajaran, yang biasanya diukur dari waktu belajar dan biaya pembelajaran; (3) daya tarik pembelajaran, yang diukur dari tendensi siswa untuk belajar terus menerus. Sedangkan menurut Dimyati dan Mujiono (2001: 26) bahwa hasil belajar adalah sebuah kegiatan belajar mengajar yang menghendaki tercapainya tujuan pembelajaran dimana hasil belajar siswa ditandai dengan skala nilai.
Bloom (dalam Uno, 2001) mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah atau domain yaitu: ranah kognitif, dimana ranah ini menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intektual. Ranah afektif, ranah ini berkaitan dengan pengembangan perasaan, sikap, nilai dan emosi yang dipelajari. Ranah psikomotor, berkaitan dengan kegiatan manipulatif atau keterampilan motorik. Selanjutnya Bloom (dalam Uno, 2001) mengklasifikasikan ranah kognitif menjadi enam aspek yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
Berdasarkan uraian di atas, maka hasil belajar adalah seberapa besar tingkat penguasaan siswa dalam aspek pemahaman dan penerapan yang dialami siswa setelah melalui proses pembelajaran.

2.7 Keterkaitan antara Macromedia Flash dan Hasil Belajar

Menurut Surya (http://www.babaflash.com/interview.asp/: 12 Mei 2008) Setiap proses belajar mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain: tujuan, bahan metode, media serta evaluasi. Unsur metode dan media merupakan salah satu unsur yang tidak dapat dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran pada para peserta didik. Agar sampai pada tujuan tersebut, media audio-visual memegang peranan penting. Sebab dengan adanya peranan media audio-visual materi dapat dengan mudah diberikan pada siswa, dan siswa juga dapat dengan mudah memahami materi yang diberikan oleh guru.
Animasi dengan menggunakan Macromedia Flash dapat digolongkan sebagai media audio-visual. Dengan adanya Macromedia Flash sebagai media audio-visual tersebut, diharapkan agar bahan pelajaran yang disampaikan guru lebih menarik dan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa sekaligus dapat membantu guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien yang pada akhirnya berimplikasi pada peningkatan hasil belajar siswa.  
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian

3.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Tri Dharma, di kelas X dengan jumlah siswa 17 orang siswa, terdiri dari 6 orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan.

SMA Tridharma adalah salah satu sekolah Menengah Atas yang berada di Kelurahan Dulalowo Kecamatan, Kota Tengah Kota Gorontalo. Sekolah ini dilengkapi dengan 5 ruang kelas, 1 ruang Laboratorium IPA lengkap dengan isinya, 1 ruang Laboratorium Komputer, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang dewan guru, 1 ruang Kepala Sekolah, 1 ruang BK, ruang shalat, dan 1 ruang UKS.
Dalam proses pembelajaran, untuk meningkatkan hasi belajar siswa, SMA Tri Dharma dilengkapi dengan Fasilitas media komputer, LCD, Televisi, VCD Player, CD pembelajaran berjumlah 47 buah untuk semua mata pelajaran dan fasilitas penggunaan akses internet.
Keadaan siswa pada Tahun 20008/2009 berjumlah 74 orang dengan rincian, 17 orang siwa kelas X, 10 orang siswa kelas XI IPA, 15 orang siswa kelas XI IPS, 9 orang kelas XII IPA dan siswa 23 orang kelas XII IPS. Suasana kegiatan belajar siswa setiap hari berlangsung dengan baik, antusias siswa khususnya dalam menerima pelajaran Fisika secara umum termasuk dalam kategori baik. Pada saat penelitian ini dilaksanakan kurikulum yang digunakan adalah kurikulum KTSP. Metode pembelajaran yang paling banyak digunakan adalah metode ceramah dengan media papan tulis. Untuk tenaga pengajar, SMA Tridharma memiliki 17 orang guru pengajar dengan rincian 15 guru PNS, dan 2 orang guru bantu.
3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil, tahun ajaran 2008/2009. Hal ini mencakup persiapan selama 2 minggu, pengambilan data selama 2 minggu, pengolahan data dan penyusunan laporan selama 2 minggu.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1 Populasi penelitian
Populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2001: 115). Menurut Sudjana (2001: 6), bahwa populasi adalah totalitas semua nilai mungkin baik hasil menghitung pengukuran kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Pada penelitian ini yang menjadi anggota populasi adalah siswa kelas X yang terdaftar pada tahun 2008-2009, sebanyak 17 orang siswa.
3.2.2Sampel penelitian
Arikunto (2001: 20) mengemukakan tentang penetapan sampel sebagai berikut: apabila jumlah populasi kurang dari 100, maka yang menjadi sampel adalah keseluruhan populasi atau disebut sampel total. Sedangkan apabila jumlah populasi lebih dari 100, maka yang menjadi sampelnya 10%-15% atau 20%-25%. Karena dalam penelitian jumlah populasi di bawah 100 orang, maka peneliti mengambil seluruh siswa kelas X dengan jumlah 17 siswa, sebagai sampel dalam penelitian ini.

3.3Teknik pengumpulan Data

3.3.1 Prosedur Penelitian
a. Tahap I (Persiapan)
Pada tahap persiapan ini yang dilakukan oleh peneliti adalah:

  1. Melakukan koordinasi dengan kepala sekolah di tempat penelitian sekaligus meminta izin atas persetujuan dalam pelaksanaan penelitian; 
  2. mengadakan observasi dan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dalam proses belajar mengajar di SMU Tridharma;
  3. menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); 
  4. mempersiapkan alat dan bahan yang di butuhkan pada saat proses pembelajaran berlangsung seperti komputer dan LCD; 
  5. mempersiapkan animasi flash yang disesuaikan dengan materi yang akan di ajarkan;
  6. membuat deskriptor pengamatan guru dan pengamatan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung;
  7. membuat evaluasi yang dijadikan sebagai dasar dalam menentukan ketuntasan belajar siswa;
  8. membuat alat evaluasi yang dijadikan sebagai dasar dalam menguji penggunaan media.
b. Tahap Pelaksanaan
  1. Melaksanakan pembelajaran di kelas sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran; 
  2. memantau kegiatan belajar mengajar dengan unsur-unsur penunjangnya. 
  3. mengevaluasi hasil pembelajaran sesuai indikator capaian yang telah dirumuskan pada rencana pembelajaran;
  4. menganalisis hasil evaluasi pembelajaran dan menyimpulkan hasil belajar siswa;
  5. menganalisis hasil penelitian mengenai penggunaan media dalam pembelajaran.
c. Tahap Pemantauan dan Evaluasi
Pada tahap ini peneliti melakukan dua jenis kegiatan sekaligus yakni pemantauan dan penilaian hasil belajar siswa dalam menggunakan media Macromedia Flash. Kegiatan ini bertujuan untuk melihat apakah hasil belajar siswa sesuai dengan standar kriteria yang telah ditetapkan. Untuk mempermudah penelitian ini, maka peneliti menggunakan alat atau instrument yang berupa tes hasil belajar siswa.

3.4 Teknik Analisis Data

Untuk analisis data, dalam penelitian ini yang dianalisis adalah hasil pengamatan kegiatan guru, aktivitas siswa, hasil belajar siswa dan analisis mengenai penggunaan Macromedia Flash dalam pembelajaran Fisika.
3.4.1 Analisis Data Hasil Pengamatan Kegiatan Guru, Aktivitas siswa, Hasil Belajar Siswa
Analisis data merupakan bagian yang paling penting dari proses penelitian. Analisis dilakukan setelah pembelajaran dilaksanakan. Pada penelitian ini untuk analisis data dianalisis sesuai dengan deskriptor setiap aspek yang telah ditetapkan. Misalkan pada deskriptor kegiatan guru ditetapkan untuk aspek menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa ada 3 indikator yaitu:
a.Memberikan gambaran umum bahan pelajaran;
b.Memotivasi siswa siswa sebelum pembelajaran.
c.Memberitahukan tujuan pembelajaran.
Dalam penelitian ini peneliti untuk menilai kesesuaian kegiatan yang dilakukan oleh guru maupun siswa maka ditetapkan:

  1. Jika ada 3 aspek yang dilakukan siswa maupun guru sesuai dengan indikator maka mendapat predikat Sangat baik (SB). 
  2. Jika ada 2 aspek yang dilakukan siswa maupun guru sesuai dengan indikator maka mendapat predikat baik (B).
  3. Jika ada 1 aspek yang dilakukan siswa maupun guru sesuai dengan indikator maka mendapat predikat cukup (C).
  4. Jika tidak ada satupun aspek yang dilakukan siswa maupun guru sesuai dengan indikator maka mendapat predikat Kurang (K).
1.Data hasil pengamatan kegiatan guru
Seluruh data hasil pengamatan guru diolah secara kuantitatif dengan menggunakan prosentase.
Contoh: jika dua dari komponen keterampilan guru yang diamati memperoleh nilai pengamatan dengan kriteria sangat baik (SB), maka prosentasenya menjadi:

2.Data hasil pengamatan aktivitas siswa
Aktivitas siswa diamati dan dinilai secara individu. Hasil pengamatan aktivitas siswa dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan prosentase.
Contoh: Jika dari 2 dari 5 komponen aktivitas individu memperoleh nilai pengamatan dengan kriteria sangat baik, maka perhitungan prosentasenya menjadi:

3.Hasil Belajar Siswa

Dalam menganalisis data hasil belajar siswa digunakan instrument berupa test hasil belajar siswa (tes tertulis) yaitu berupa soal uraian dengan menggunakan batas skor berdasarkan prosentase. Dengan penafsiran acuan Patokan (PAP) sebagai berikut:

Tabel 1. Penafsiran Acuan Patokan (PAP)
Prosentase
Penafsiran
90%-100%
80%- 89 %
65%-79%
55%-64%
Kurang dari 55%
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Kurang Sekali

Penafsiran di atas digunakan untuk menetapkan tingkat penguasaan masing-masing siswa pada materi. Skor tertinggi (ideal) yang dapat dicapai siswa adalah 50, sedangkan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
Tingkat penguasaan =
(Budinuryanta, 1997:239)


3.4.2. Kriteria Keberhasilan Penggunaan Media Dalam Penelitian
1.Ketuntasan hasil belajar siswa perorangan minimal mencapai nilai 65;
2.Ketuntasan belajar siswa secara klasikal minimal mencapai 65% dari jumlah siswa dengan skor minimal 65.
Untuk mengetahuinya digunakan rumus sebagai berikut:
Ketuntasan perorangan = (Jumlah skor/ skor total ) x 100 %;
Ketuntasan klasikal = (Jumlah siswa yang memperoleh nilai 65 / jumlah siswa keseluruhan) x 100 %;
Nilai rata-rata = Jumlah nilai/Jumlah siswa.
Dengan demikian, dalam penelitian ini hasil belajar merupakan hasil evaluasi yang diperoleh siswa pada akhir evaluasi dengan menggunakan skor yang telah ditetapkan sebelumnya.


3.4.3Analisis Data Hasil Pengamatan Penggunaan Macromedia Flash Sebagai Media dalam Pembelajaran Fisika

Hartono Kasmadi dalam Harjanto (2005: 241) dalam menilai penggunaan media yang digunakan dalam pembelajaran selain memperhatikan pertimbangan biaya, harus juga memperhatikan kondisi peserta didik dalam pembelajaran, termasuk di dalamnya karakteristik peserta didik (student characterisics), kesesuaian dengan peserta didik (student relevance) dan keterlibatan peserta didik (student involvment). Sedangkan dari pertimbangan isi, media yang baik adalah media tersebut harus sesuai kurikulum dan tujuannya jelas.
Dari pertimbangan di atas maka peneliti mencoba menyusun instrument penilaian penggunaan Macromedia Flash dalam pembelajaran Fisika. Instrument ini memuat data-data yang ditemukan di tempat penelitian yang kemudian dicatat dengan memberikan checklist (√) pada setiap indikator-indikator yang ditemukan yang berkaitan dengan penggunaan media. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2. Kriteria penggunaan Macromedia Flash sebagai media dalam pembelajaran.



KRITERIA
Hasil Observasi


1. Relevan dengan tujuan yang ingin dicapai setiap pembelajaran.

  • Penyajian materi terlaksana sesuai dengan Rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) 
  • Tercapainya tujuan pembelajaran 
  • Tercapainya indikator-indikator pembelajaran yang telah ditetapkan dalam Rancangan pelaksanaan pembelajaran RPP
2 Terjadi pembelajaran secara interaktif antara guru dengan siswa
  • Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru jika ada bagian materi yang kurang jelas 
  • Siswa merespon jika ada pertanyaan yang diajukan guru
  • Siswa antusias menjawab jika ada pertanyaan yang diajukan oleh guru
3 Terjadi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa
  • Siswa bertanya mengenai materi yang kurang dipahami 
  • Siswa mencoba menjawab pertanyaan dari siswa lain
  • Siswa aktif mencatat garis-garis besar materi yang dijelaskan oleh pengajar
4 Efektif dengan waktu yang tersedia
  • Pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan 
  • Pembelajaran sesuai dengan batasan-batasan materi yang harus dicapai di setiap pembelajaran
5 Sajian gambar yang sesuai dan mudah dipahami oleh siswa
  • Penyajian materi setiap tahapannya bisa diulang untuk memudahkan pemahahaman siswa. 
  • Gambar yang disajikan merupakan contoh atau fenomena yang sering dijumpai siswa dalam kehidupan sehari-hari
6 Dilengkapi dengan uji pemahaman siswa Menjadikan siswa lebih teruji pemahamannya
  • Dilengkapi dengan contoh soal dan pembahasan
  • Dilengkapi dengan uji kompetensi siswa 
  • Skor dapat diberikan setelah siswa mengerjakan uji kompetensi

1 komentar: