A.JUDUL
“ SINTESIS ETIL ASETAT”
B.TUJUAN
Mensintesis Etil Asetat dari etanol dan asam asetat melalui esterifikasi pada skala mikro
C.DASAR TEORI
Etil asetat adalah senyawa organik dengan rumus CH3CH2OC(O)CH3. Senyawa ini merupakan ester dari etanol dan asam asetat. Senyawa ini berwujud cairan tak berwarna, memiliki aroma khas. Senyawa ini sering disingkat EtOAc, dengan Et mewakili gugus etil dan OAc mewakili asetat. Etil asetat diproduksi dalam skala besar sebagai pelarut.
Etil asetat adalah pelarut polar menengah yang volatil (mudah menguap), tidak beracun, dan tidak higroskopis. Etil asetat merupakan penerima ikatan hidrogen yang lemah, dan bukan suatu donor ikatan hidrogen karena tidak adanya proton yang bersifat asam (yaitu hidrogen yang terikat pada atom elektronegatif seperti flor, oksigen, dan nitrogen. Etil asetat dapat melarutkan air hingga 3%, dan larut dalam air hingga kelarutan 8% pada suhu kamar. Kelarutannya meningkat pada suhu yang lebih tinggi. Namun demikian, senyawa ini tidak stabil dalam air yang mengandung basa atau asam.
Etil asetat disintesis melalui reaksi esterifikasi Fischer dari asam asetat dan etanol, biasanya disertai katalis asam seperti asam sulfat.
CH3CH2OH + CH3COOH → CH3COOCH2CH3 + H2O
Reaksi diatas merupakan reaksi reversibel dan menghasilkan suatu kesetimbangan kimia. Karena itu, rasio hasil dari reaksi diatas menjadi rendah jika air yang terbentuk tidak dipisahkan. Di laboratorium, produk etil asetat yang terbentuk dapat dipisahkan dari air dengan menggunakan aparatus Dean-Stark.
Etil asetat dapat dihidrolisis pada keadaan asam atau basa menghasilkan asam asetat dan etanol kembali. Katalis asam seperti asam sulfat dapat menghambat hidrolisis karena berlangsungnya reaksi kebalikan hidrolisis yaitu esterifikasi Fischer.
Untuk memperoleh rasio hasil yang tinggi, biasanya digunakan asam kuat dengan proporsi stoikiometris, misalnya natrium hidroksida. Reaksi ini menghasilkan etanol dan natrium asetat, yang tidak dapat bereaksi lagi dengan etanol:
CH3CO2C2H5 + NaOH → C2H5OH + CH3CO2Na
A.ALAT DAN BAHAN
Labu alas bulat
Alat destilasi
Kompor listrik
Gekas kimia
Corong pisah
Erlenmeyer
Thermometer
Statif dan klem
Batang pengaduk
Pengaduk megnet
Pendingin liebig
BAHAN
Asam asetat
BM 60, 05
Pemerian: cairan jernih tidak berwaarna, bau khas menusuk,rasa asam yang tajam.
Kelarutan : dapat bercampur dengan air, etanol, dan gliserol.
Etanol
Pemerian cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna. Bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah.
Etanol asli ialah cairan jernih yang mudah terbakar dengan titik didih pada 78.5°C dan titik beku pada - 114.5°C, BM 46,07. Etanol digunakan sebagai bahan anti-beku dan mempunyai bau vodka. Ketumpatan etanol ialah 789 g/l, yaitu kurang 20% daripada ketumpatan air. Etanol mudah larut dalam air, praktis bercampur dengan semua pelarut organik dan merupakan pelarut yang baik untuk pewangi, cat, dan tinktur. Ini membolehkan perisa ditambah ke dalam etanol semasa proses pembaruan (brewing). Etanol boleh digunakan sebagai pembasmi kuman (70% hingga 85% etanol). Larutan tersebut boleh membunuh organisme dengan cara mengubah protein dan melarut lipid, dan menghalang kebanyakan bakteria, fungi, dan setengah virus. Namun, etanol tidak efektif terhadap spora bakteria. Disebabkan sifat ini, etanol boleh disimpan untuk tempo masa yang sangat lama (sebagai minuman alkohol).
Etanol merupakan asid lemah, lebih lemah daripada air dan membentuk ion etanoat (C2H5O)
H2SO4 pekat
BM 98,07
Pemerian sangat jernih seperti minyak, tidak berwarna, bau sangat tajam dan korosif. Bobot jenis lebih kurang 1,84.
Kelarutan bercampur dengan air dan dengan etanol dengan menimbulkan panas.
Batu didih
Dapat mencegah terjadinya bumping.
Pengaduk magnet
Digunakan untuk mengaduk larutan pada saat pemanasan.
Na2CO3
CaCl2 jenuh
BM 110,99
Pemerian granul atau serpihan putih, keras, tidak berbau.
A.HASIL PENGAMATAN
waktu
perlakuan
Hasil reaksi
09:30
memasukkan 20 ml etanol kedalam labu dasarbulat 250 ml
09:40
Memanaskan minyak kelapa pada penangas air sampai 140ºC.
09:43
Menambahkan 20 ml H2SO4 pekat kedalam labu dasar bulat yang berisi 20 ml etanol kemudian ditambahkan batu didih,larutan dihomogenkan.
Campuran larutan mengental.
09:50
30 ml asam asetat glasial + 20 ml etanol disiapkan.
10:05
Memasukkan lewat corong pisah.campuran 30 ml asam asetat glacial + 20 mletanol kemudian didestilasi sambil dibuka kran corong pisah.
Terbentuk destilat etil asetat yang ditampung pada erlenmeyer kemudian diambil destilat sebanyak 30 ml.
11:00
Diambil 15 ml larutan Na2CO3 30 % dan dimasukkan dalam gelas kimia.
12:00
Dikocok destilat dengan 15 ml Na2CO3 30% dalam corong pisah (untuk menghilangkan asam asetat dan H2SO4 yang bebas . ( lapisan bawah dipisahkan )
Terbentuk dua lapisan yaitu lapisan 1 ester dan lapisan 2 organik(lapisan bawah)dipisahkan dan ditampung pada gelas kimia.
12:20
15 ml larutan CaCl2 jenuh dibuat dengan cara melarutkan serbuk CaCl2 kedalam 15 ml aquades sampai campuran larutan tersebut jenuh.
Larutan CaCl2 jenuh.
12:50
Menambahkan 15 ml larutan CaCl2 jenuh kedalam larutan esterpada corong pisah.
Terbentuk 2 lapisan yaitu lapisan atas larutan ester dan larutan bawah adalah lapisan organic yang mengandung air, kemudian lapisan bawah dipisahkan dan ditampung pada gelas kimia.
14.00
Kristal di tentukan kemudian di tentukan titik didih.
Titik didih 35ºC
B.PEMBAHASAN
Langkah awal dalam percobaan ini ada memasukkan 20 ml etanol kedalam labu dasar bulat 250 ml lalu memanaskan minyak kelapa pada penangas air sampai 140ºC.kemudian menambahkan 20 ml H2SO4 pekat kedalam labu dasar bulat yang berisi 20 ml etanol lalau menambahkan batu didih,penambahan batu didih ini bertujuan mencegah terjadinya bamping atau ledakan-ledakan kecil dalam larutan yang terjadi selama pemanasan lalu larutan dihomogenkan sehingga campuran larutan mengental.
Setelah itu segera menyiapkan 30 ml asam asetat glasial dan 20 ml etanol,lalu memasukkan lewat corong pisah.campuran 30 ml asam asetat glacial dan 20 ml etanol kemudian didestilasi sambil dibuka kran corong pisah sehingga Terbentuk destilat etil asetat yang ditampung pada erlenmeyer kemudian diambil destilat sebanyak 30 ml,lalu mengambil 15 ml larutan Na2CO3 30 % dan dimasukkan dalam gelas kimia larutan tersebut dikocok destilat dengan 15 ml Na2CO3 30% dalam corong pisah (untuk menghilangkan asam asetat dan H2SO4 yang bebas )dengan catatan lapisan bawah dipisahkan sehingga Terbentuk dua lapisan yaitu lapisan 1 ester dan lapisan 2 organik(lapisan bawah)dipisahkan dan ditampung pada gelas kimia.kemudian membuat 15 ml larutan CaCl2 jenuh dengan cara melarutkan serbuk CaCl2 kedalam 15 ml aquades sampai campuran larutan tersebut jenuh.
Setelah itu menambahkan 15 ml larutan CaCl2 jenuh kedalam larutan ester pada corong pisah dan terbentuk 2 lapisan yaitu lapisan atas larutan ester dan larutan bawah adalah lapisan organic yang mengandung air, kemudian lapisan bawah dipisahkan dan ditampung pada gelas kimia.lalu menentukan titik didih sehingga menghasilkan Titik didih 35ºC. Sedangkan pada teoritis titik didihnya 34-36 ºC.
KESIMPULAN
Pada percobaan ini kita telah mensintesis Etil Asetat dari etanol dan asam asetat melalui esterifikasi dengan menghasilkan titikdidih 35ºC. Sedangkan pada hasil teoritis titik didihnya 34-36 ºC.
Daftar pustaka
Direktorat Jendral POM. 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Tim Asistensi Kimia Organik II. 1993. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Bandung: Fakultas MIPA Bandung
http://id.wikipedia.org/wiki/Etil_asetat
http://ms.wikipedia.org/wiki/Etanol
http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=10801
0 komentar:
Posting Komentar