Kamis, 01 Juli 2010

jenis-jenis Sampel penelitian

Sampel
Jika kita hanya akan meneliti sebagiandari populasi, maka penelitian 'rrsebutdisebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yangditeliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kitabermaksud "ntukmenggeneralisasikan hasil penelitian sampel.
Dalam contoh tersebut misalnya saja siswa yang kebetulan berhasil kitahubungi tersebut adalah juara sekoiah, maka tentu saja dia tidak rnencerminkan keadaan populasi. Nah, lalu untuk apakah mengetahui keadaan populasi ini, peneHti harus meiakukan penelitian populasi? )uga tidak! Kita boleh mengadakan penelitian sampel."
Apa sebab kita meiakukan penelitian sampel? Apakah peneiitian populasi selalu lebih baik hasilnya dibandingkan dengan penelitian sampel? Ada beberapa keuntungan jika kita menggunakan sampei yaitu:
1.Karena subjek pada sampei lebih sedikit dibandingkan dengan populasi, maka kerepotannya tentu kurang.
2.Apabila populasinya terkiu besar, maka dikhawatirkan ada yang terlewati.
Dengan penelitian sampel, maka akan lebih efisien (dalam arti uang, waktu, dan tenaga).

Ada kalanya dengan penelitian populasi berarti desktruktif (merusak). Bayangkan kalau kita harus meneiiti keampuhan senjata yang dihasilkan oleh pabrik, misalnya granat. Maka sambil meneiiti, kita juga menghabiskannya.
Ada bahaya bias dari orang yang mengumpulkan data. Karena subjeknya banyak, petugas pengumpul data menjadi lelah, sehingga pencatatannya bisamenjadi tidak teliti.& Ada kalanya memang tidak dimungkinkan meiakukan penelitian populasi. Misalnya kalau kita ingin mengetahui pendapat pemuda usia 15tahuntentangPMDK.OIeh karenawilayah Indonesia yang begitu luas tidak mungkin dengan tepat diketahui pendapat mereka pada usia tepat15tahun.
Bagaimana cara mengambil sampel? Pertanyaan ini mengarah kepada )Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga "roleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, ulapatmenggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dengan "h lain, sampel harus representatif. Dalam contoh air teh, agar populasi 'jadi homogen harus kita aduk dulu agar manisnya sama..
Adapun cara-cara pengambilan sampel penelitian ini dapat dilakukan Sebagai berikut. •

1. Sampel Random atau Sampel Acak, Sampel Campur
Teknik sampling ini diberi nama demikian karena di dalairl pengambilan sampeinya, peneliti "mencampur" subjek-subjek di da populasi sehingga semua subjek dianggap sama. Dengan demikian m peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek un memperolehkesempatan (chance) dipilih menjadi sampel. Olehkan hak setiap subjek sama, maka peneliti terlepas dari perasaan in| mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel
Setiap subjek yang terdaftar sebagai populasi, diberi nomorii mulai dari 1 sampai dengan banyaknya subjek. Di dalam pengamb sampel biasanya peneliti sudah menentukan tedebih dulu besarnyaju sampel yang paling baik. jawaban terhadap pertanyaan ini tidaklahb sederhana. Di dalam buku statistik kadang-kadangterdapat rumusu menentukan perkiraan besarnya sampel.
Untuk sekadar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurangdaiil.i lebih baik diarnbil semua sehingga penelitiaannya merupakan penete' populasi. Tetapi, jikajumlah subjeknya besar, dapat diambil antaia' 15% atau 20 - 25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari:
a)Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.
b)Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karenai menyangkut banyak sedikitnya data.
c)Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti. Untukpw yang risikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya lebih baik.
Kebanyakan peneliti beranggapan bahwa semakin banyaka' atau semakin besar persentase sampel dari populasi, hasil penP akan semakin baik. Anggapan ini benar, tetapi tidak selalu de?' Hal ini tergantung dari sifat-sifat atau ciri-ciri yang dikandungolehy penelitian dalam populasi. Selanjutnya sifat-sifat atau ciri-ciri tea bertalian erat dengan homogenitas subjek dalam populasi,
Untuk memperjelas uraian ini, baiklah kita kembali padati airteh dfdepan tadi, Airteh dalam poci dapat dikatakan homogenii apabila sudah diaduk, tetes air teh di semua sudut pod ato' keadaannya. Air teh tersebut andaikata manis hanya mengandung 4 yakni ciri yang berhubungan dengan kekentalan teh dan keman;
Dalam keadaan yang demikian, sampel yang diperlukan tidak usal banyak. Boleh mengambil satu ujung sendok, diambil dar
Untuk memperoleh subjek dengan nomor lebih besardari 9, kita gunakan 2 atau 3 angka, ke kanan, ke kiri, ke bawah atau ke atas.
Pengambilan sampel dengan cara random ini hanya dapat dilakukan jika keadaan populasi memang homogen. Bagi populasi yang tidak homogen, peneliti perlu mempertimbangkan ciri-ciri yang ada, dan cara pengambilan sampel nyaditerangkan pada nomor-nomor berikut ini.

2. Sampel Berstrata atau Stratified Sample
Apabila peneliti berpendapat bahwa populasi terbagi atas tingkatanj tingkatan atau strata, maka pengambilan sampel tidak boleh dilakukanj secara random. Adanya strata, tidak boleh diabaikan, dan setiap strata ham diwakili sebagai sampel. i
Misalnya kita akan meneliti kehadiran kuliah mahasiswa. ApabU kesimpulannya akan diberlakukan untuk seluruh institusi, maka kit] harus mengambil sampel, wakil dari semua tingkat. Strata ekoncmi, strati pendidikan, strata umur, strata kelas, dan sebagainya, dapat digunakaij sebagai dasar penentuan sampel berstrata. Sampel berstrata digunakaif apabila kita berpendapat bahwa ada perbedaan ciri, atau karakteristik a™ strata-strata yang ada, sedangkan perbedaan tersebut mempengaruhi variabdl Akan tetapi jika tidak ada perbedaan ciri antara setiap tingkat yang ada,l( boleh menggunakan sampel random.
Ada kelompok ahli yang berpendapat bahwa penentuan stri penelitian harus dilakukan secara hati-hati. Pemberian maknastraH kalau ternyata yang bersangkutan tahu, dapat berakibat menyingg perasaan.
Contoh; strata kekayaan
Kelompok I sangat kaya, kelompok II sedang, kelompok III miski Dalam hal ini kekayaan tidak perlu ditinjau dari tingkatannyi tetapi keadaan pemilikan harta benda; sehingga di dalamsaA pling, kita kategorikan saja sebagai cluster sampling, yaitu saw yangdiambil berdasarkan kelompok, bukan strata pemilikan ha benda.

3. Sampel Wilayah atau Area Probability Sample
Seperti halnya pada sampel berstrata dilakukan apabila ada perii daan antara strata yang satu dengan strata lain, maka kita lakukan sani|
wilayah apabila ada perbedaan ciri antara wilayah yang satu dengan wilayah
yanglain.
Sampel wilayah adalah teknik sampling yang dilakukan dengan mengambil wakii dari setiap wilayah yangterdapatdalam populasi. Sebagai misa],kitaakan meneliti keberhasilan KB di seluruh wilayah Indonesia. Olehkarenaterdapat 27 provinsi, dan masing-masing berbeda keadaannya, maka kita mengambii sampel dari 27 provinsi, sehingga hasiinya mencerminkan keberhasilan KB seluruh Indonesia. .

4. Sampel Proporsi atau Proportional Sampel, atau Sampel Imbangan
Teknik pengambilan sampe! proporsi atau sampel imbangan ini dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata atau sampel wilayah. Ada kalanya banyaknya subjek yangterdapat pada setiap strata atau setiap wilayah tidak sama. Oleh karena itu, untuk memperoleh sampel yang representatif, pengambilan subjek dari setiap strata atau setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah.
Contoh;
Mahasiswa tingkat I: 500 orang, tingkat II: 200 orang. tingkat III: 200 orang, tingkat IV: 150 orang, tingkat V: 100 orang,. Maka pengambilan sampelnya untuk tingkat I sebanyak 2 V^ kali tingkat lldan5kalitingkatV.
Demikian juga untuk penelitian program KB di seluruh Indone­sia. Oleh karena banyaknya penduduk untuk setiap provinsi tidak sama, makabesamya sampel dari ke-27 provinsi juga tidak sama.
Pada umumnya teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian memang tidak tunggal, tetapi gabungan dari 2 atau 3 tehik. Apabila misalnya pengambilan sampel dari mahasiswa tingkat I sebanyak 50 dari 500 orang dilakukan dengan acak, demikian juga dari tingkat-tingkat lain, maka sudah 3 teknik yang kita gunakan, yakni berstrata, wporsi, dan acak. Teknik pengambilan sampei seperti ini disebut stratifield oronortional random sampling.

6. Sampe/Bertujuan atau Purposive Sample
Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan irkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya
tujuan tertentu. Teknik inibiasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. Walaupun cara sepeti ini diperbolehkan, yaitu peneliti bisa menentukan sampel berdasarkan tujuan tertentu, tetapi ada syarat-syarat yang harus dipenuhi.
a)Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.
b)Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key subjectis).
c)Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan.
Contoh:
Peneliti akan mengadakan penelitian tentang minat belajar siswa-siswa SMP di seluruh Indonesia. Dengan mempertimbangkan tersedianya tenaga peneliti, waktu, dan dana, tentu tidak mungkin mengambil seluruh provinsi yang ada. Maka diambil lah Yogyakarta, Medan, Malang, Bandung, Manado yang diperkirakan merupakan tempat-tempatyang banyak sekolahnya, sehingga memilikicukup banyak pelajar. Di samping itu, juga mengambil beberapa daerah yang sekolahnya sedikit sekali imbangan. Lima daerah yang telah disebutkan.
Pengambilan sampel dengan teknik bertujuan ini cukup baik karena sesuai dengan pertimbangan peneliti sendiri sehinga dapat mewakili populasi. Kelemahannya adalah bahwa peneliti tidak dapat menggunakan statistik parametrik sebagai teknik analisis data, karena l tidak memenuhi persyaratan random.
Keuntungannyaterletak pada ketepatan peneliti memilih sumberdata sesuai" dengan variabel yang diteliti. Untukjelasnya ikuti contoh berikut.
Contoh:
Seorang mahasiswa jurusan manajemen ingin meneliti faktor-fakto yang mempengaruhi tingkat kesuksesan badan usaha. Mahasisw;
ini mengambil koperasi sebagai objek peneiitian. Dipilihnya dua buali koperasi yang sama-sama bergerak di bidang usaha toko/jual beli, sebuah diambil yang sukses dan sebuah lagi yang kurang sukses
Dalam hal ini peneliti menitikberatkan pematiannya pada kemampuan manajer. Asumsi peneiiti, manajer adaiah faktor terpenting dalam mengelola toko tersebut.
MenurutpendapatMaherdan kawan-kawan (1997; 21-23), seorang manajer profeional harus memiliki kemampuan manajemen akuntansi sekurang-
Kurangnya tiga hal:
Menjaga dan mempertahankan kemampuan profesionatnya dengan cara selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. Menunjiikkan kemampuannya dalam mengikuti segala peraturan, ketentuan, serta standarteknikal yang berfaku dan relevan dengan bidangnya.
Menyiapkan dan membuat laporan serta rekomendasi setelah melalui tahap analisis yang cemnat.
Apabilasudah diketahui objekamatan, peneliti menentukan sumberdata yang relevan. Siapa? Manajer sendiri, bawahan, dewan komisaris? Mengingatyangdilihat kemampuannya adaiah manajer, tentu manajer itu sendiri ditentukan sebagai sumberdata. Namun peneliti tidak boleh terialu percaya pada manajer saja. Bukan karena manajer tidak bisa dipercaya, tetapi manajer adaiah manusia, dan seperti manusia pada umumnyayang mempunyai sifat-sifat ingin menceritakan angan-angan lebih banyak dibandingkan fakta, peneliti perlu waspada. Kewaspadaan ini ditindaki dengan mengambil sumber data lain, yaitu para bawahan yang mengalami afcudikenal kepemimpinan para manajer dimaksud. Dengan demikian maka pengukuran kemampuan manajer dilakukan secara tidak langsung, yaitu rongenai penampilan kemampuan tersebut.

Sampel Kuota atau Quota Sample
Teknik sampling ini juga dilakukan tidak mendasarkan diri pada strata atau daerah, tetapi mendasarkan diri pada jumlah yang sudah ditentukan. Dalam mengumpulkan data, peneliti menghubungi subjek yang memenuhi persyaratan ciri-ciri populasi, tanpa menghiraukan dari mana asal subjek tebut(asal masih dalam populasi). Biasanya yangdihubungi adaiah subjek yangmudah ditemui, sehingga pengumpulan datanya mudah. Yang penting diperhatikan di sini adaiah terpenuhinya jumlah (quotum) yang telah ditetapkan.

7. Sampel Kelompok atau Cluster Sample
Di masyarakat kita jumpai kelompok-kelompok yang bukan rorupakan kelas atau strata. Dalam membicarakan masalah persekolahan,
kite jumpai adanya kelompok sekolah SD, SLTP, SLTA. Kelompok-keiompok tersebut dapat dipandang sebagai tingkatao atau strata. Demikian juga adanya kelas atau tingkatdi masing-masingtingkatan sekolah.
Akan tetapi jika kita menghendaki perwakilan dari sekolah negeri, bersubsidi, berbantahan, swasta, sebenarnya lebih tepat kita sebut kelompok, daripada strata. Demikian puia kelompok pegawai negeri, anggotaABRI, pedagang, petani, nelayan, dan sebagainya, kita tidak dapat memandanginya sebagai strata, tetapi kelompok. Inilah yangdisebut clus­ter. Di dalam menentukan jenis cluster atau kelompok harus dipertimbangkan dengan masak-masak apa ciri-ciri yang ada.

Sampel Kembar atau Double Sample
Sampel kembar adalah dua buah sampel yang sekaligus diambil oleh peneliti dengan tujuan untuk melengkapi jumlah apabila ada data yang tidak masuk dari sampel pertama, atau untuk mengadakan pengecekan terhadap kebenaran data dari sampel pertama. Biasanya sampel pertama jumlahnya sangat besar sedangkan sampel kedua yang untuk mengecek, jumlahnya tidak begitu besar.

Sumber : Arikunto, Suharsimi.2006.Prosedur Penelitian.Jakarta:Pt Rinekacipta

0 komentar:

Posting Komentar