B. LATAR BELAKANG MASALAH
Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam berlimpah, negara mi merupakan negara agraris dilihat dari sumber utama mata pencaharian masyarakat pada umumnya terletak pada sektor pertanian. Indonesia memiliki potensi yang sebenarnya cukup menjamin kehidupan niasyarakatnya namun sayangnya banyak petani kita yang kini tengah hidup dibawah garis kemiskinan.
Selain padi sebagai komoditi utama dari pertanian, kini jagung pun menjadi pilihan program pertanian saat ini, khususnya di provinsi Gorontalo. Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakaii jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (Hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan Pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi. (Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung)
Dibawah pemerintahan Gubernur lr. Fadel Muhammad Provinsi Gorontalo dikenal sebagai provinsi "Agropolitan". Program ini mampu memperkenalkan provinsi Gorontalo ke tingkat nasional bahkan sampai tingkat internasional terbukti dengan berbagai penghargaan yang diperoleh baik dari tingkat nasional hingga internasional diantaranya kunjungan dan Study Banding beberapa provinsi ke Provinsi Gorontalo Tahun 2005, Pemerintah Provinsi Gorontalo menerima Penghargaan Ketahanan Pangan dari Presiden RI yang diterima secara langsung oleh Ir. Fadel Muhammad selaku Gubemur Gorontalo Tahun 2004, Ditetapkannya Gorontalo sebagai salah satu Pilot Project Revitalisasi Pertanian, Perikanan Peternakan dan Kehutanan dari 6 (enam) Provinsi di Indonesia (Gorontalo, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Selawesi Selatan dan Jambi) Tahun 2005 . (sumber /http://www.gorontalofamily.org/mirror/download/lkpj/BAB%20IV.pdf).
Kegiatan eksport jagung memang cukup membawa dampak positif bagi masyarakat Gorontalo khususnya para petani karena kegiatan ini merupakan kegiatan ekonomi yang secara otomatis meningkatkan pendapatan perkapita sampai pada pendapatan daerah.
Akan tetapi kegiatan eksport ini hanya berkisar pada eksport jagung mentah yang kemudian dikelolah oleh negara atau daerah lain, sehingga keuntungan yang didapatkan oleh daerah kita tidak seberapa dibandingkan jika kita mampu memanfaatkannya dalam bentuk olahan industri rumah tangga kecil sehingga mampu menambah nilai ekonomis.
Realitasnya pemanfaatan olahan jagung dalam bentuk industri rumah tangga kecil sangatlah minim. Hal. ini disebabkan minimnya pengetahuan serta keterampilan dan pelatihan masyarakat tentang pengolahan jagung dalam bentuk industri rumah tangga. Adapun yang menjadi olahan industri jagung antara lain dalam bentuk kripik jagung, bakwan jagung, sayur jagung, nasi jagung, dan bahkan yang merupakan makanan khas Gorontalo yakni Binthe Biluhuta atau Jagung Siram.
Binthe Biluhuta merupakan makanan khas daerah Gorontalo yang cukup unik dan merupakan warisan budaya Gorontalo yang patut dilestarikan dan diperkenalkan kepada masyarakat luar bahkan dengan penyajian yang praktis melalui olahan jagung industri rumah tangga. Tentunya makanan ini memiliki potensi nilai jual ekonomis yang mampu membantu peningkatan pertumbuhan ekonomi baik masyarakat maupun daerah.
Dewasa ini makanan khas daerah Gorontalo yakni Binthe Biluhuta sudah jarang ditemui, makanan ini cenderung hanya terdapat pada tempat-tempat tertentu seperti pedesaan. Disamping itu banyak masyarakat yang tengah di sibukkan dengan rutinitasnya sehingga memaksa mereka untuk hidup serba instant didalam memenuhi kebutuhan hidup diantaranya persoalan memenuhi kebutuhan makanan, apalagi bagi mereka yang mencintai masakan daerah seperti Binthe Biluhuta. Oleh karenanya kami berusaha memberikan sebuah alternatif untuk mengatasi masalah di atas dengan menghadirkan Segmen Baru Industri Agropolitan melalui Terobosan Binthe Biluhuta Instant dalam bentuk pelatihan yang nantinya akan dilaksanakan di Desa Labanu, Kec. Tibawa, Kab. Gorontalo.
C. PERUMUSAN MASALAH
Bagaimana cara mengolah jagung menjadi produk Binthe Biluhuta instant dalam industri rumah tangga untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Provinsi Gorontalo khususnya di Desa Labanu, Kec. Tibawa, Kab. Gorontalo?
Bagaimana cara memperkenalkan makanan khas daerah Gorontalo Binthe Biluhuta dengan penyajian yang instan sehingga lebih mudah untuk di perkenalkan?
D. TUJUAN PROGRAM
Adapun tujuan program ini yaitu memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat petani jagung khususnya ibu-ibu PKK pada daerah sasaran dalam mengolah jagung mentah menjadi Binthe Biluhuta instant sehingga dapat memberi nilai tambah terhadap komoditas jagung untuk peningkatan perekonomian Provinsi Gorontalo, sekaligus wujud dari upaya untuk memperkenalkan makanan khas Gorontalo Binthe Biluhuta dengan penyajian yang instant atau mudah.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Masyarakat diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan dan keterarnpilan serta kemandirian dalam mengolah jagung mentah menjadi Binthe Biluhuta instant untuk menjadi suatu usaha dalam skala kecil (rumah tangga).
F. KEGUNAAN PROGRAM
Bagi masyarakat, program ini dapat memberikan pengetahuan dan kepada masyarakat petani jagung khususnya ibu-ibu PKK pada daerah sasaran agar dapat mengolah jagung mentah menjadi suatu komoditi ekspor industri olahan rumah tangga dalam bentuk Binthe Biluhuta instant yang memiliki nilai tambah ekonomis dibandingkan diekspor dalam bentuk jagung mentah.
Bagi pemerintah, program ini dapat membantu upaya peningkatan pertumbuhan perekonomian serta upaya pengentasan pengangguran yang ada di Provinsi Gorontalo, khususnya di Desa Labanu, Kec. Tibawa, Kab. Gorontalo.
Dalam Ilmu Pengetahuan, program ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan, dalam bidang teknology industri pangan beserta cara pengaplikasiannya.
G. GAMBARAN DAERAH SASARAN
Tibawa merupakan kecamatan yang terletak di kabupaten Gorontalo dan merupakan salah satu daerah penghasil jagung terbesar khususnya di desa Labanu. Pada umumnya masyarakat Desa Labanu berprofesi sebagai petani jagung, dan jenis jagung yang banyak di produksi di daerah ini adalah jagung varietas Pulut. Sehingga hal inilah yang menjadi alasan yang mendasari daerah ini menjadi tempat pelaksanaan kegiatan pelatihan pengolahan jagung mentah menjadi Binthe Biluhuta instant.
Sejauh ini masyarakat Gorontalo khususnya para petani yang ada di Desa Labanu hanya mengekspor jagung mentah tanpa mengolahnya menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Akibatnya pendapatan penduduk di daerah ini masih minim, tetapi sesungguhnya komoditi jagung dapat dibuat menjadi berbagai macam produk dengan pemanfaatan jagung sebagai bahan baku untuk contohnya dalam bidang industri nimah tangga, sekaligus pemberdayaan para ibu rumah tangga di daerah setempat.
Dari masalah di atas kami berinisiatif untuk memberikan sebuah terobosan kepada masyarakat Kelurahan Labanu terutama petani jagung sebagai inovasi awal pengolahaan jagung mentah agar menghasilkan suatu produk yang memiliki nilai ekonomis. Adapun produk yang akan dibuat adalah Binthe Biluhuta instan yang dalam proses pengolahannya memerlukan keterampilan dan pengetahuan yang cukup.
Kandungan Gizi Jagung
(Sumber: http://vvww.bkpjatim.or.id/pages/penganekaragaman-pangan/aneka-
pangan/jagung.php)
Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah:
Kalori : 355 Kalori Fosfor : 256 mg
Protein : 9,2 gr Ferrum : 2,4 mg
Lemak : 3,9 gr Vitamin A : 510 SI
Karbohidrat : 73,7 gr Vitamin Bl : 0,38 mg
Kalsium :10 mg Air : 12 gr
Manfaat Jagung
Sebagai tanaman pangan yang mengandung manfaat untuk kesehatan, khasiat jagung antara lain sebagai pembangun otot dan tulang, baik untuk otak dan sistem syaraf, mencegah konstipasi, menurunkan risiko kanker dan jantung, mencegah gigi berlubang, serta minyaknya dapat menurunkan kolesterol darah. (sumber: http://www.tempo.co.id/medika/arsip/'092002/hor-l.htm)
H. METODOLOGI PELAKSANAAN PROGRAM
Program dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi dan pelatihan mengolah jagung menjadi Binthe Bilnhuta instan dalam industri rumah tangga. Jenis jagung yang digunakan adalah varietas Pulut {Binthe Pulo).
Langkah-langkah pembuatan Binthe Biluhuta instant sebagai berikut:
Pemilihan Bahan Baku
Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan makanan ini adalah jagung varietas Pulut. Adapun yang menjadi alasan pemilihan jenis jagung ini karena:
Berdasarkan survei Lokasi, jagung Pulut merupakan komoditas terbesar di daerah Desa Labano, Kec. Tibawa.
Jagung Pulut memiliki tekstur yang unik mulai dari bentuk dan warna .
Selera Masyarakat lebih cenderung pada cita rasa jagung Pulut.
Memiliki berat bersih 1,6% kandungan Amilosa
b. Bumbu
Adapun bumbu-bumbu yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Cabe rawit merah 5. Kelapa parut
2. Bawang merah 6. Ikan cakalang kering
3. Daun bawang 7. Garam
4. Kemangi 8.MSG
Semua bumbu dikeringkan kecuali garam dan ajinomoto yang siap digunaka
c.Persiapan
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat olahan jagung menjadi suatu produk yang bernilai ekonomis yakni rnakanan Binthe Biluhuta instan. Peralatan yang digunakan dalam pengolahan jagung yaitu:
Oven
Oven digunakan untuk mengeringkan olahan contohnya bumbu agar lebih mudah dalam mengolahnya menjadi bubuk.
Panci untuk pengukusan
Panci digunakan dalam proses pengukusan.
Pengaduk
Pengaduk digunakan untuk mengaduk larutan Natrium Bisulfit pada saat blansir.
Loyang
Loyang disesuaikan dengan kapasitas bahan baku yang akan diolah.
Alat peniris
Dalam pembuatan Binthe Biluhuta, peniris digunakan untuk meniriskan bawang merah, daun bawang dan daun kemangi,
Meja tempat kompor
Meja tempat kompor berfungsi untuk menjaga kebersihan dan memudahkan proses pengerjaan.
Kompor
Kompor digunakan untuk memasak olahan dalam proses pembuatan Binthe Biluhuta. Penggunaan kompor disesuaikan dengan kapasitas produk.
Tempat pengeringan
Tempat digunakan untuk mengeringkan olahan yang telah diblansir ataupun yang telah direndam.
Meja pengemasan
Meja pengemasan secara khusus dibuat untuk memudahkan saat
melakukan pengemasan.
Blender
Blender digunakan untuk menghaluskan bumbu-bumbu yang digunakan dalam Binthe Biluhuta.
Baskom
Baskom digunakan untuk penampungan sementara olahan yang telah diolah.
Timbangan
Timbangan yang digunakan untuk menimbang bahan baku dan penunjang dalam pembuatan produk agar komposisinya tepat, sehingga, produk yang dihasilkan lebih baik.
Pisau
Pisau digunakan untuk memotong, mengiris, maupun memipil dalam proses pembuatan olahan.
Parutan Kelapa
Parutan digunakan untuk memarut kelapa sebagai bahan dalam pembuatan Binthe Biluhuta.
Natrium Bisulfit
Natrium Bisulfit merupakan larutan yang salah satunya dapat menjaga keaslian wama olahan yang akan di olah.
Tepung Maizena
Tepung Maizena digunakan untuk mengikat zat-zat senyawa yang ada pada olahan yang menguap contohnya bawang merah.
Air
Dalam pembuatan Binthe Bihihuta, air berfungsi untuk pembersihan jagung, pengukusan, dan bahkan pelarutan zat Natrium Bisulfit.
Blender
Untuk menghaluskan bumbu-bumbu agar lebih mudah penyajiannya. Adapun komposisi dalam pembuatan Binthe Biluhuta adalah:
Kelapa..........................................2.5 gr
Cabe............................................ l.0 gr
Bawang Merah..............................2.0gr
Ikan Cakalang.............................. 3.0gr
Kemangi ......................................0.5gr
Daun Bawang...............................0.5gr
Garam.......................................... l.0gr
Natrium Bisulfit................ ………2 gr
MSG.............................................0,2 gr
c. Cara kerja
Pengolahan Binthe Bihihuta adalah sebagai berikut:
Tongkol jagung dicuci dengan air bersih
Tongkol jagung yang telah di cuci kemudian dipipil
Jagung yang telah di pipil kemudian di kukus selama 30 menit
Didinginkan di udara kemudian di kemas dalam plastik, yang selanjutnya proses pembekuan yakni di masukkan dalam frezzer kurang lebih 48 jam
Selanjutnya di thawing atau dilelehkan,
Setelah itu kemudian dikeringkan dengan menggunakan oven dengan suhu 60°c - 70°c
Langkah selanjutnya adaiah pembuatan bumbu bumbunya. Langkah-langkahnya adalah:
Bawang Merah dengan pengolahanya adalah :
Pengupasan dan pencucian
Pengirisan
BIansir dalam larutan Na-bisulfit 0.2%, 20
Penambahan maizena, 5% dari berat bawang
Pengeringan (suhu 70°C, 6 jam)
Penggilingan
Bawang merah bubuk Daiin Bawang dengan pengolahannya adalah:
Pencucian dan Pengirisan
Blansir (suhu 80°C),
Pendinginan (suhu 25-30°C
Pembekuan
Pengeringan
Daun bawang kering Daun Kemangi dan pengolahannya adalah:
Pencucian dan Penirisan
Pembekuan
Pengeringan
Daun kemangi kering
Buah Kelapa dan pengolahanya adalah:
Pembuangan sabut dan testa, potong 4 bagian
Perendaman dalam larutan Na-bisulfit 2000 ppm 15
Penirisan
Pemarutan
Kelapa parut basah
Sterilisasi dengan uap, suhu 88°C, 5
Pengeringan (suhu 80°C, 10 jam)
Kelapa parut kering
Jika semuanya telah siap maka proses penyajiannya seduh jagung hingga mengembang dan kemudian campurkan bumbu-bumbu penyedap yang telah di buat sebelumnya dan tidak lupa tambahkan garam dan ajinomoto sebagai pelengkap penyedap rasa.
I. JADWAL KEGIATAN PROPOSAL
Tabel 1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
No.
| Kegiatan
| Bulan I
| Bulan II
| Bulan III
| |||||||||
1
| Penyusunan proposal
|
| v
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
| Perizinan dan Persiapan
|
|
| v
| v
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
| Persiapan alat dan bahan
|
|
|
|
|
| V
| V
|
|
|
|
|
|
4
| Pelaksanaan intervensi
|
|
|
|
|
|
|
| V
|
|
|
|
|
5
| Evaluasi
|
|
|
|
|
|
|
|
| V
|
|
|
|
J. ANGGARAN BIAYA
Tabel 2 Rekapitulasi Anggaran
No.
| Jenis Anggaran
| Jumlah Biaya
|
1.
| Bahan habis pakai
| Rp. 3.496.500
|
2.
| Peralatan penunjang PKM
| Rp. 5.397.000
|
3.
| Perjalanan
| Rp. 500.000
|
4.
| Konsumsi
| Rp. 600.000
|
| Total | Rp. 9.993.500,- |
Terbilang : Sembilan Juta Sembilan Ratus Tiga Ribu Lima Ratus Rupiah.
K. LAMPIRAN
1. Biodata Ketua Serta Anggota Kelompok
Ketua Kelompok
Nama Lengkap : Wulandari M. Suleman
Nama panggilan : Wulan
Tempat Lahir : Gorontalo
Tanggal Lahir : 3 Desember 1990
Alamat Sekarang : Kel. Libuo, Kota Gorontalo
Asal Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Gorontalo
Jurusan : Akuntansi
Program studi : D III
Pengalaman organisasi : Ketua Bidang Penalaran Dan Keilmuan
Kepanitian :
Anggota Kelompok
Nama Lengkap : Yulianti Mobilingo
Nama panggilan : Ulin
Tempat Lahir : Gorontalo
Tanggal Lahir : 2 Juli 1990
Alamat Sekarang : Kel. Hepuhuluwa, kec. Limboto
Asal Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Gorontalo
Jurusan : Akuntansi
Program studi : D III
Pengalaman organisasi : - Anggota HMI cab. Gorontalo
Kepanitian : - Koordinator peng. penalaran dan keilmuan
Anggota
Nama Lengkap : Febriyanti
Nama panggilan : Ebhy
Tempat Lahir : Telaga
Tanggal Lahir : 7 Februari 1991
Alamat Sekarang : Desa Tenilo, Kec. Telaga
Asal Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Gorontalo
Jurusan : Biologi
Program studi : S 1
Pengalaman organisasi :
Kepanitian : anggota panitia Mimbar HMJ Biologi 2009/2010
Anggota
Nama Lengkap : Eko Cahyono
Nama panggilan : Eko
Tempat Lahir : Tirta Kencana
Tanggal Lahir : Jl. Tadulako No.68 kec. Toili - SULTENG
Alamat Sekarang : Kel. Limba U1 kec. Kota Selatan - Gorontalo
Asal Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Gorontalo
Jurusan : Kimia
Program studi : S 1 Pend. Kimia
Pengalaman organisasi :
Anggota Sentra Kerohanian Islam
Anggota Bidang Penalaran dan Keilmuan 2007-2008
Ketua Bidang Pengembangan Potensi Anggota 2008 – 2009
Ketua Bidang Kesejahteraan Anggota FKMT 2008 - 2009
Sekretaris KPLI Gorontalo 2008 – 2009
Dewan Pengarah Organisasi HIMKA 2009 - 2010
Sekretaris MAPERWA 2009 - 2010
Kepanitian :
Ketua panitia OPJ Kimia 2007 - 2008
Sekretaris panitia Olimpiade Kimia Se Prov. Gorontalo thn 2008
Studi Banding ke Universitas Brawijaya – Malang thn 2010
Anggota
Nama Lengkap : Icin Sulingo
Nama panggilan : Icin
Tempat Lahir : Lakeya
Tanggal Lahir : 30 November 1990
Alamat Sekarang : Jl. Marotai Tama, Perum Pulubala
Asal Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Gorontalo
Jurusan : Biologi
Program studi : S 1
Pengalaman organisasi :
Kepanitian : anggota panitia Mimbar HMJ Biologi 2009/2010
2.Biodata Dosen Pembimbing
Nama : Marleni Limonu, S.P, M.Si
Golongan dan pangkat : III b / Penata Muda Tingkat I
Jabatan dan fungsional :
Jabatan structural :
Fakultas / program studi : Pertanian / THP
Perguruan tinggi : Universitas Negeri Gorontalo
Bidang keahlian : Ilmu Pangan
Waktu untuk kegiatan PKM : 10 jam / Minggu
3. Rancangan biaya
a.Biaya Pembelian Alat Dan Bahan
Tabel 3 Pembelian Alat dan Bahan
N
| Nama Alat dan Bahan
| Spesifikasi/ Ukuran
| Harga Satuan
| Estimasi Biaya
|
1.
| Jagung
| 10 Kg
| @ 2.500
| Rp. 25.000
|
2.
| Bawang merah
| 0,25 kg
| @ 13.000
| Rp. 7.500
|
3.
| Daun Bawang
| 10 Btg
| @ 1.000
| Rp. 10.000
|
4.
| Daun Kemangi
| 20 Ikt
| @ 750
| Rp. 18.750
|
5.
| Kelapa
| 0,5 Kg
| @ 2.500
| Rp. 1.250
|
6.
| Garam
| 1 Bks
| @ 1.000
| Rp. 1.000
|
7.
| MSG
| 1 Bks
| @ 1.000
| Rp. 1.000
|
8.
| Ikan cakalang kering
| 1kg
| @ 30.000
| Rp. 30.000
|
9.
| Natrium Bisulfit
| 100gr
| @ 25.000
| Rp. 2.500.000
|
10.
| Tepung Maizena
| 2 dos
| @ 3.000
| Rp. 6.000
|
11.
| Pembelian Oven Listrik
| 1 Buah
| @ 2.500.000
| Rp. 2.500.000 ,
|
12
| Kompor
| 2 Buah
| @ 300.000
| Rp. 600.000
|
13.
| Loyang
| 4 Buah
| @ 20.000
| Rp 80.000
|
14.
| Baskom
| 7 Buah
| @ 17.500
| Rp. 122.500
|
15.
| Panci untiik pengukusan
| 1 Buah
| @ 55.000
| Rp. 55.000
|
16.
| Timbangan
| 1 Buah
| @ 60.000
| Rp. 60..000
|
17.
| Pisau
| 2 Buah
| @ 40.000
| Rp. 80.000
|
18.
| Alat Pen iris
| 3 Buah
| @ 5.000
| Rp. 15.000
|
19.
| Pen gaduk
| 3 Buah
| @ 7.500
| Rp. 22.500
|
20.
| Meja Kompor
| 1 Buah
| @ 75.000
| Rp. 75.000
|
21.
| Meja Pengemasan
| 1 Buah
| @ 75.000
| Rp. 75.000
|
22.
| Alat peniris
| 3 Buah
| @ 5.000
| Rp. 15.000
|
23.
| Tempat Pengeringan
| 1 Buah
| @ 25,000
| Rp 25.000
|
24
| Sendok
| 1 Lusin
| @ 30.000
| R. 30.000
|
25..
| Pisau
| 2 Buah
| @ 40.000
| Rp. 80.000
|
26.
| Alat Peniris
| 3 Buah
| @ 5.000
| Rp. 15.000
|
27.
| Pengaduk
| 3 Buah
| @ 7.500
| Rp. 22.500
|
28.
| Meja Kompor
| 1 Buah
| @ 75.000
| Rp. 75.000
|
29.
| Meja Pengemasan
| 1 Buah
| @ 75.000
| Rp. 75.000
|
30.
| Alat Peniris
| 3 Buah
| @ 5.000
| Rp. 15.000
|
31.
| Pengaduk
| 3 Buah
| @ 7.500
| Rp. 22.500
|
32.
| Blender
| 2 Buah
| @ 400.000
| Rp. 800.000
|
33.
| Kemasan
| 100bks
| @ 3.500
| Rp. 350.000
|
| Jumlah
|
|
| Rp7.810.500
|
a. Biaya Operasional
Tabel 4 Pembelian Alat dan Bahan
N
| Nama Alat dan Bahan
| Harga/ Satuan (Rupiah)
| Jumlah (Rupiah)
|
1.
| Pengadaan Proposal
|
|
|
| - cuter 3 Buah
| @ 4.000
| Rp. 12.000
|
| - Hekter 1 Buah
| @ 15.000
| Rp. 15.000
|
| - Bolpoint 5 Buah
| @ 3.000
| Rp. 15.000
|
| - Glinting 2 Buah
| @ 10.000
| Rp. 20.000
|
| - Mi star
| @ 5.000
| Rp. 5.000
|
| - Broesing Internet 3 jam
| @ 6.000
| Rp. 18.000
|
|
| @ 25.000
| Rp. 25.000
|
| -Penggandaan proposal dan penjilidan
| @ 35.000
| Rp. 35.000
|
2.
| Dokmnentasi
| @ 200.000
| Rp. 200.000
|
3.
| Publikasi
| @ 200.000
| Rp. 200.000
|
4.
| Pengadaan S.panduk
|
|
|
| - kain 5 m
| @ 10,000
| Rp. 50.000
|
| - Lem fox 2 buah
| @ 9.000
| Rp. 18.000
|
5.
| Transportasi
|
|
|
| - 5 orang
| (ax 50.GOG
| Rp. 250.000
|
| - Biaya angkut bahan
| @ 250.000
| Rp. 250.000
|
6.
| Pembelian Flash Disk 1 GB 1 buah
| @ 120.000
| Rp. 120.000
|
7
| Penyediaan LCD 1 hari
| @ 150.000
| Rp. 150.000
|
8.
| Penyediaan sound system
| @ 200.000
| Rp. 200.000
|
9.
| Konsumsi
| @ 600.000
| Rp. 600.000
|
| Jumlah
|
| Rp. 2.183.000
|
0 komentar:
Posting Komentar