Jauh sebelum nama bersistem diperkenalkan, banyak asam karboksilat diisolasi dari sumber alam. Mereka diberi nama lazim yang menyiratkan asalnya dan nama-nama ini bertahan. Misalnya asam asetat mula-mula diperoleh dari cuka (latin: asetum, cuka). Serupa pula asam butirat terdapat dalam mentega (latin: butyrum, mentega) dan asam metanoat, mula-mula diperoleh dengan penyulingan merusak dari semut dan disebut asam format (latin: formica, semut) (Keenan, 1980).
Dibandingkan asam mineral seperti HCL dan HNO3, asam karboksilat adalah asam lemah. Namun asam karboksilat lebih bersifat asam daripada alkohol atau fenol, terutama stabilitas resonansianion karboksilatnya (Fessenden,1999).
Asam format (suatu cairan yang tidak berwarna, berbau tajam/menyengat, menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan dan dapat membakar kulit) dapat larut sempurna dengan air dan sedikit larut dalam benzena, karbon tetra klorida, toluena, serta tidak larut dalam hidrokarbon alifatik seperti heptana dan oktana juga dapat melarutkan poly vynil clorida (PVC). Campuranasam format dan air membentuk campuran azeotrop (campuran larutan yang mempunyai titik didih mendekati titik beku) (Anonim, 1995)
Asam format atau kadang disebut asam semut/asam metanoat mempunyai rumus kimia HCOOH dan merupakan asam terkuat dari seri homolog gugus karboksilat yang mengalami beberapa reaksi kimia (dekomposisi, reaksi adisi, siklisasi, asilasi) (Anonim, 1995).
Yang membingungkan para peneliti adalah asam format di hutan yang dibentuk oleh asam yang berasal dari penguapan asam yang diproduksi semut, menghasilkan perubahan ekologis. Maksudnya, makhluk mikro ini mampu memproduksi dan jika perlu, menggunakan asam dalam skala yang bahkan dapat mempengaruhi atmosfer daerah yang mereka huni tanpa membahayakan diri mereka sendiri (Anonim, 1995).
Sifat-sifat asam karboksilat:
1.
Asam karboksilat merupakan asam lemah, sebab hanya sebagian kecil yang terionisasi apabila dilarutkan ke dalam air. Makin pendek rantai karbon, kekuatan asam makin bertambah.
2.
Asam karboksilat dapat bereaksi dengan basa, menghasilkan garam. Reaksi ini disebut penetralan.
3.
Asam karboksilat dapat bereaksi dengan asa, menghasilkan ester. Reaksi ini disebut esterifikasi (Anshory, 2003).
Kegunaan dari asam format diantaranya untuk koagulasi lateks (dengan pencampuran zat asam ini latek yang diperoleh dari sadapan pohon karet akan menggumpal sehinga mudah untuk dibawa),penyamakan kulit,industri tekstil dan sebagai fungisida (Riawan, 1990).
*Sumber:
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Ed.IV. DEPKES RI, Jakarta.
Anshory, Irfan. 2003. Acuan Pelajaran Kimia Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
Fessenden & Fessenden, 1982 .Kimia Organik I dan II. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Riawan, S.1990. Kimia Organik, Binarupa Aksara. Jakarta.
Wood, Keenan, kleinfelter.1990. Kimia Untuk Univesitas jilid I dan II. Penerbit Erlangga. Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar