Bab i
Pendahuluan
1.latar belakang
proses pertumbuhan dan kelanjutan pengetahuan menuju bentuk sikap dan tingkah laku adalah proses kejiwaan yang musykil. Seorang individu yang pada waktu tertentu melakukan perbuatan tercela ternyata melakukannya tidak selalu karena ia tidak mengetahui bahwa perbuatan itu tercela, atau tidak sesuai dengan norma-norma masyarakat.
nilai-nilai kehidupan adalah norma-norma yang berlaku dalam masyarakat atau prinsip-prinsip hidup yang menjadi pegangan seseorang dalam hidupnya, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga Negara. Sedangkan moral adalah ajaran tentang baik, buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak dan sebagainya. Sikap adalah kesediaan bereaksi individu terhadap sesuatu hal. Keterkaitan antara lain, moral dan sikap tampak dalam pengamalan nilai-nilai. Pengenalan, penghayatan terhadap nilai-nilai, berdasarkan moral yang dimiliki akan terbentuk sikap dan diwujudkan dalam tingkah laku yang mencerminkan nilai-nilai yang dianut.
2.Rumusan masalah
1.Apa pengertian dan saling keterkaitan antara nilai, moral, dan sikap serta pengaruhnya terhadap tingkah laku
2.Apa karakteristik nilai, moral, dan sikap remaja
3.Jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai, moral, dan sikap
4.Apa Perbedaan individual dalam perkembangan nilai, moral, dan sikap
5.Jelaskan upaya untuk mengembangkan nilai, moral, dan sikap remaja serta implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan
3.Tujuan penulisan
4.Manfaat penulisan
Bab ii
Pembahasan
2.1 pengertian dan saling keterkaitan antara nilai, moral, dan sikap serta pengaruhnya terhadap tingkah laku
Nilai-nilai kehidupan adalah norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, misalnya adat kebiasaan dan sopan santun (sutikna, 1988: 5). Sopan santun, adat, dan kebiasaan serta nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila adalah nilai-nilai hidup yang menjadi pegangan seseoran dalam kedudukannya sebagai warga Negara Indonesia dalam hubungan hidupnya dengan Negara serta dengan sesame warga Negara. Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila yang termasuk dalam sila kemanusiaan yang adil dan beradab, antara lain:
1)Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.
2)Mengembangkan sikap tenggang rasa, dan
3)tidak semena-mena terhadap orang lain, berani membela kebenaran dan keadilan, dan sebagainya.
Moral adalah ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan akhlak, kewajiban dan sebagainya. Dalam moral diatur segala perbuatan yang dinilai tidak baik dan perlu dihindari. Moral berkaitan dengan kemampuan untuk membedakan antara perbuatan yang benar dan yang salah. Dengan demikian, moral merupakan kendali dalam bertingkah laku. Dalam kaitannya dengan pengamalan nilai-nilai hidup, maka moral merupakan control dalam bersikap da bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai hidup yang dimaksud. Misalnya dalam pengamalan nilai hidup, tenggang rasa, dalam perilakunya seseorang akan selalu memperhatikan perasaan orang lain. Tidak dapat membedakan tindakan yang benar dan yang salah.
Dengan demikian, keterkaitan antara nilai, moral, sikap dan tingkah laku akan tampak dalam pengamalan nilai-nilai. Dengan kata lain nilai-nilai perlu dikenal terlebih dahulu, kemudian dihayati dan didorong oleh moral, baru akan terbentuk sikap tertentu terhadap nilai-nilai tersebut dan pada akhirnya terwujud tingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang dimaksud.
2.2 karakteristik nilai, moral, dan sikap remaja
Nilai-nilai kehidupan yang perlu diinformasikan dan selanjutnya dihayati oleh para remaja tidak terbatas pada adat kebiasaan dan sopan santun saja, namun juga seperangkat nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila, misalnya nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai perikamunisiaan dan sebagainya, dalam bentuk-bentuk sesuai dengan perkembangan remaja.
Salah satu, tugas perkembangan yang harus dikuasai remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok dari padanya dan kemudian bersedia membentuk berlakunya agar sesuai dengan harapan sosial/ masyarakat tanpa terus dibimbing, diawasi, didorong dan diancam hukuman seperti yang dialami anak-anak. Remaja diharapkan mengganti konsep-konsep moral yang berlaku umum dan merumuskannya kedalam kode moral yang akan berfungsi sebagai pedoman bagi perilakunya.
Menurut furter (1965) (dalam monks, 1984: 252), kehidupan moral merupakan problematika yang pokok dalam masa remaja perlu kiranya meninjau perkembangan moralitas ini mulai dari waktu anak dilahirkan, untuk dapat memahami mengapa justru pada masa remaja hal tersebut menduduki tempat yang sangat penting.
Dari penyelidikan-penyelidikan kohlbert mengemukakan enam tahap (stadium) perkembangan moral yang berlaku secara universal dan dalam urutan tertentu. Ada tiga tingkat perkembangan moral menurut kohlbert yaitu tingkat:
I.prakonvensional
II.konvensional
III.post-konvensional
masing-masing tingkat terdiri dari dua tahap, sehingga keseluruhan ada enam tahapan (stadium) yang berkembang secara bertingkat dengan urutan yang tetap. Tidak setiap orang mencapai tahap terakhir perkembangan moral.
2.3 faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai, moral, dan sikap
Berdasarkan sejumlah hasil penelitian, perkembangan internalisasi nilai-nilai terjadi melalui identifikasi dengan orang-orang yang dianggapnya sebagai model. Bagi anak-anak usia 12 dan 16 tahun, gambaran-gambaran ideal yang diidentifikasi adalah orang-orang dewasa yang simpatik, teman-teman, orang-orang terkenal dan hal-hal yang ideal yang diciptakan sendiri.
Dalam usaha membentuk tingkah laku sebagai pencerminan nilai-nilai hidup tertentu ternyata bahwa faktor memegang peranan penting. Diantara segala unsur sosial yang berpengaruh, yang tampaknya sangat penting adalah unsur lingkungan berbentuk manusia yang langsung dikenal atau dihadapi oleh seseorang sebagai perwujudan dari nilai-nilai tertentu. Dalam hal ini lingkungan sosial terdekat yang terutama terdiri dari mereka yang berfungsi sebagai pendidik dan Pembina.
Teori perkembangan moral yang dikemukakan oleh kolhbert menunjukan bahwa sikap moral bukan hasil sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan nilai kebudayaan. Dalam perkembangan moral, kolhbert menyatakan adanya tahap-tahap yang berlangsung sama pada setiap kebudayaan. Moral yang sifatnya penalaran menurut kolhbert, perkembangannya dipengaruhi oleh perkembangan nalar sebagaimana dikemukakan oleh piaget. Makin tinggi tingkat penalaran seseorang menurut tahap-tahap perkembangan piaget, makin tinggi pula tingkat moral seseorang.
2.4 perbedaan individual dalam perkembangan nilai, moral dan sikap
Pengertian moral dan nilai pada anak-anak umur 10 atau 11 tahun berbeda dengan anak-anak yang lebih tua. Pengertian mengenal aspek moral pada anak-anak yang lebih besar, lebih lentur dan nisbi. Ia bisa menawar atau minta mengubah sesuatu aturan kalau disetujui oleh semua orang. Menurut kolhbert, faktor kebudayaan mempengruhi perkembangan moral, terdapat berbagai rangsangan yang diterima oleh anak-anak dan ini mempengaruhi tempo perkembangan moral.
2.5 upaya mengembangkan nilai, moral, dan sikap remaja serta implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan
Perwujudan nilai, moral dan sikap tidak terjadi dengan sendirinya. Proses yang dilalui seseorang dalam pengembangan nilai-nilai hidup tertentu adalah sebuah proses yang belum seluruhnya dipahami oleh para ahli (surakhmad, 1980: 17). Apa yang terjadi dalam diri pribadi seseorang hanya dapat didekati melalui cara-cara yang tidak langsung, yakni dengan mempelajari gejala dan tingkah laku seseorang tersebut, maupun membandingkannya dengan gejala serta tingkah laku orang lain.
Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam mengembangkan nilai moral, dan sikap remaja adalah :
a.menciptakan komunikasi
b.menciptakan iklim lingkungan yang serasi
Bab III
Penutup
1.kesimpulan
2.saran
0 komentar:
Posting Komentar