BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Plasticizer adalah senyawa adiktif yang ditambahkan kepada polimer untuk menambah fleksibilitas dan workability-nya. Plasticizer diaplikasikan terutama pada vinil resin seperti Polovinil Klorid (PVC). Di antara 300 jenis plasticizer yang telah dikembangkan adalah DOP( Dioctyl Phthalate ) yang paling banyak digunakan. Konsumsi DOP pada industri PVC mencapai 50 - 70 % dari toal produksi plasticizer.Namun demikian, pemakaian DOP sebagai plasticizer PVC, terutama yang diaplikasina pada food-drug packaging atau mainan anak - anak mulai dipermasalahkan. Ini dikarenakan adanya migrasi senyawa aromatic tersebut dari PVC dalam jumlah yang besar dan dapat menyebabkan timbulnya sel kanker. Bahan plasticizer pengganti DOP dari turunan minyak sawit yang ramah linkungan.
1.Rumusan Masalah
Dari uraian diatas, yang menjadi permasalahan adalah:
1.Bagaimana proses pembuatan plasticizer
2.Bagaimana Cara Membuat Serat Bulu Ayam
1.3 Tujuan Penulisan
1.Untuk mengetahui proses pembuatan plasticizer
2.Untuk mengetahui Cara Membuat Serat Bulu Ayam
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Proses Pembuatan
Proses pembuatan plasticizer dilakukan dengan proses Esterifikasi Fisher pada kondisi tertentu dengan menggunakan bahan baku antara lain :komponen minyak sawit, katalisdan senyawa alkohol.Hasil Yang Diperoleh Kemudian dicuci dan dipisahkan antara produk dan sisa asam dan katalis yang terbentuk selama proses hingga pH normal.
Plastik dari Bulu Ayam
AMES - Limbah yang dihasilkan oleh peternakan ayam potong berupa bulu-bulu biasanya di bakar. Soalnya, tak ada nilai tambah yang diperoleh dari bulu-bulu tersebut. Kalaupun ada, paling digunakan sebagai bahan baku industri kerajinan dan pabrik pembuatan shuttlecock atau bola bulu tangkis. Namun, kini para peneliti Amerika memanfaatkannya. Mereka mengubah bulu-bulu itu menjadi plastik yang ramah lingkungan.
Para peneliti dari Iowa State University di Ames, Iowa, Amerika, berencana membuat berbagai produk dari plastik bulu ayam mereka, mulai dari tee golf hingga pot bunga yang dapat langsung ditanam di tanah.
Menurut Perminus Mungara, peneliti dari bagian ilmu makanan dan nutrisi manusia yang memimpin riset ini, "Kami mengubah limbah menjadi sesuatu yang bernilai." Plastik yang dapat hancur secara alamiah itu tak hanya menolong lingkungan hidup, tapi juga membantu peternak, pekebun, dan bisa juga para konsumen.
Biasanya, bulu-bulu yang dibakar menjadi pupuk untuk tanaman yang menjadi sumber pakan bagi ternak lainnya. Namun, ancaman penyebaran penyakit dari spesies satu ke lainnya membuat proses ini tidak populer bagi para peternak.
Mungara bersama koleganya, profesor Jay-lin Jane, telah lebih dari tiga tahun mengekplorasi cara menghancurkan limbah bulu ayam yang ramah bagi lingkungan. Mereka dibantu oleh perusahaan Sara Lee Corporation.
Perusahaan itu mengirimkan para peneliti ke bagian pemrosesan kantong plastik perusahaan tersebut di Strom Lake dan Minnesota. Di sinilah bulu-bulu ayam dibersihkan dan kemudian dijadikan tepung. Proses selanjutnya, tepung bulu ayam tadi dicampur dengan cairan plasticizer--bahan yang membuat campuran menjadi lentur dan lunak. Campuran itu lalu dipanaskan dengan suhu 100 derajat Celsius dan dibentuk dengan cetakan menjadi beragam produk.
"Plastik bulu ayam ini memiliki kekuatan yang sama dengan plastik sintetis yang biasa dijadikan botol dan piring," kata Mungara. Bedanya, plastik ini untuk waktu tertentu di dalam tanah dapat terurai hancur dengan sendirinya.
Salah satu sektor yang menjanjikan pemanfaatan plastik bulu ayam ini adalah industri pertanian untuk menggantikan penggunaan kantong film. Biasanya, kantong film hitam dipakai sebagai wadah pembibitan tanaman. Karena bahan bakunya berbasis petrokimia, kantong film yang berwarna hitam ini baru dapat terurai di tanah dalam waktu 500 tahun.
Adapun plastik ramah lingkungan, biasanya hanya membutuhkan waktu berminggu-minggu sampai berbulan-bulan untuk terurai dengan air dan panas matahari.
Para peneliti ini juga memakai bahan baku lain selain bulu ayam, yakni kacang kedelai yang melimpah di Iowa. Menurut Jane, plastik dari kedelai juga bermanfaat bagi petani wortel. Berdasarkan uji coba mereka, petani yang bibitnya menggunakan kantong plastik kedelai menghasilkan wortel yang ukurannya dua kali lipat lebih besar.
Saat ini, plastik ramah lingkungan sudah banyak dipakai, kebanyakan menggunakan bahan baku dari tepung kentang dan jagung. Misalnya Earthshell, perusahaan plastik di Santa Barbara, California, menyediakan kemasan plastik biodegradable untuk perusahaan makanan cepat saji McDonald. Earthshell membuat plastiknya dari campuran kapur dan tepung kentang yang mereka patenkan.
Pemain lain adalah Cargill Dow LLC di Minneapolis, Novamont SpA di Novara, Italia, dan BASF Group di Jerman. Ketiganya memakai tepung jagung sebagai bahan baku plastiknya. Perusahaan-perusahaan ini telah memasarkan produknya secara global yang kini diperkirakan bernilai US$ 25 miliar per tahun.
Ajang uji coba untuk plastik ramah lingkungan adalah Olimpiade Sydney 2000 di Australia. Ini dimungkinkan berkat tekanan dari kelompok pencinta lingkungan sehingga perusahaan katering hanya boleh menggunakan kemasan plastik biodegradable dan kemasan yang dapat didaur ulang. Dampak dari kebijakan itu, lebih dari tiga per empat dari sampah harian yang diproduksi sebanyak 660 ton tak perlu di buang ke tempat pembuangan sampah akhir karena dapat dihancurkan segera. dody hidayat
2.2 Cara Membuat Serat Bulu Ayam
Proses membuat serat bulu ayam.
1.Bulu-bulu: Dari unggas apa saja, seperti ayam, burung, bebek, dan angsa, dapat dimanfaatkan untuk dijadikan serat.
2.Sanitasi dan pelunakan: Bulu-bulu tersebut dibersihkan dan dihilangkan cabang-cabang bulunya sehingga yang tersisa hanya batang yang disebut rachis yang kaya keratin.
3.Keratin: Merupakan serat protein hewan. Keratin lebih kuat ketimbang serat selulosa tanaman dan memiliki kekuatan yang sama dengan nilon dan serat sintetis lainnya.
4.Serat: Biaya untuk memproduksinya lebih rendah ketimbang plastik sintetis dan serat kaca. Selain itu, kelebihan lainnya, serat bulu ayam lebih menyerap daripada serat kayu.
Penggunaan: Serat bulu ayam telah menjalani uji produk untuk produksi secara komersial, misalnya produk popok bayi, penyaring, dan penyekat rumah maupun di mobil. Dengan dicampur plastik, serat bulu ayam dapat diubah menjadi penyekat, dashboard mobil, panel pintu, tekstil, dan pakaian.
Kantong Plastik
Kalau pas berbelanja di sebuah toko, saya paling senang apabila mendapat kantong belanjaan, yang biasanya terbuat dari kertas atau plastik -paling sering sih plastik- dengan nama toko itu tertulis jelas. Banyak keuntungannya, mulai dari: Kalau ditanya orang, wah kuenya enak, beli dimana? bisa pesen gak ya? Saya tinggal membongkar tempat penyimpanan plastik, dan menyebutkan dengan fasih nama, alamat, dan sekaligus nomor telpon toko penjual kue tersebut. Sangat bermanfaat karena saya sangat pelupa. Kantong plastik juga bisa buat membawa kertas-kertas saya yang seabrek-abrek ke kantor. Keren pula, ada nama tokonya. Oh, begitu duniawi. Nenek saya suka memberikan kantong plastik bekas ke penjual sayur di pasar, katanya biar gak susah beli. Kantong plastik yang sudah agak jelek bisa punya fungsi ganda jadi tempat sampah.
Kantong plastik belanjaan biasanya terbuat dari polietilen, dan kita tahu polietilen terbuat dari minyak mentah, gas alam atau hidrokarbon lain, yang merupakan sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui. Bahan bakar dari fossil ini juga diperlukan untuk menyuplai energi saat produksi. Kabarnya, produksi kantong plastik menggunakan 8% produksi minyak dunia. Namun, biaya produksinya yang murah dan kemampuan dahsyatnya untuk tidak memakan tempat membuat kantong plastik menjadi populer di Indonesia.
Sebenarnya, dengan kemampuannya tidak memakan tempat, dalam model pembuangan sampah landfill, semestinya sampah kantong plastik juga tidak akan banyak memakan tempat. Tetapi tunggu dulu, apakah kantong plastik akan pernah sampai ke tempat pembuangan akhir (TPA)? Tidak, sebagian akan terapung-apung di selokan atau di sungai, di sudut-sudut jalan, bahkan nyangkut di atap rumah nenek saya (karena ada layangan seseorang yang dibuat dari kantong plastik bekas nyangkut di sana). Setiap tahun, orang Amerika membuang 100 milyar kantong plastik bekas, dan hanya 0,6 persennya yang sampai ke tahap recycling. Bagaimana dengan Indonesia? Tentu lebih banyak, karena, kalau Trish bilang, orang Indonesia itu menderita “plastic-bag mania”. Dan jangan harap akan di-recycle. Kalaupun sampai ke TPA, paling-paling kantong plastik ini akan menjadi polusi visual, dan yang akan peduli dengan nasib kantong-kantong plastik itu hanya para pemulung yang berharap menemukan barang yang bisa dijual, tikus, anjing dan kucing jalanan, serta segala mikroba di TPA.
Dalam kondisi normal, kantong plastik ini butuh waktu sangat lama untuk hancur, beratus-ratus tahun loh kalo dibiarkan di TPA tanpa diapa-apakan. Bayangkan, kalau kita ke pasar tradisional saja setiap hari, dan anggap kita hanya membeli dari 3 pedagang, pedagang ikan, pedagang sayur, dan pedagang buah, yang masing-masing memberikan hanya satu kantong plastik, kita akan membuang plastik bekas sebanyak 3 buah sehari ke lingkungan. Belum ditambah dengan kantong plastik yang kita jadikan lapisan dalam tempat sampah. Belum kantong plastik yang disumbang oleh penghuni rumah lain. Setiap rumah tangga dalam sehari akan menyumbangkan kurang-lebih 5-7 kantong plastik terkontaminasi dalam sehari. Bayangkan kalau yang membuang 1 kecamatan, satu kota, satu negara. Kalikan 30 hari. Kalikan 12 bulan. Semakin lama semakin banyak, sedangkan penghancurannya di TPA bisa dibilang stagnan, membuat timbunan sampah semakin tinggi.
Itu kalau kita rajin mengumpulkan sampah dan tukang sampah rajin mengumpulkannya ke TPA. Bagaimana kalau kantong sampah itu bernasib lain seperti yang telah saya sebut di atas? Selain tidak enak dilihat, bisa membuat selokan buntu sehingga berpotensi banjir di musim hujan, jadi sarang nyamuk, membuat sungai mampet dan berbau, serta membunuh hewan air. Ada penelitian yang mengatakan bahwa kantong plastik dan sampah plastik lainnya mampu membunuh sampai 1 juta burung laut dan 100.000 ikan paus, anjing laut, dan penyu setiap tahunnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses pembuatan plasticizer dilakukan dengan proses Esterifikasi Fisher pada kondisi tertentu dengan menggunakan bahan baku antara lain :komponen minyak sawit, katalisdan senyawa alkohol.Hasil Yang Diperoleh Kemudian dicuci dan dipisahkan antara produk dan sisa asam dan katalis yang terbentuk selama proses hingga pH normal.
Proses membuat serat bulu ayam adalah Bulu-bulu: Dari unggas apa saja, seperti ayam, burung, bebek, dan angsa, dapat dimanfaatkan untuk dijadikan serat., Sanitasi dan pelunakan: Bulu-bulu tersebut dibersihkan dan dihilangkan cabang-cabang bulunya sehingga yang tersisa hanya batang yang disebut rachis yang kaya keratin, Keratin: Merupakan serat protein hewan. Keratin lebih kuat ketimbang serat selulosa tanaman dan memiliki kekuatan yang sama dengan nilon dan serat sintetis lainnya, Serat: Biaya untuk memproduksinya lebih rendah ketimbang plastik sintetis dan serat kaca. Selain itu, kelebihan lainnya, serat bulu ayam lebih menyerap daripada serat kayu.
3.2 Saran
Dari pembahasan mengenai plasticier masih perlu pembahasan lebih lanjut hal ini karena referensi yang ada masih terbatas.
sumber: wired, msnbc, ap, betterworld, agricultural research service.
0 komentar:
Posting Komentar