B. Apakah Reliabilitas itu ?
Dalam pendahuluan telah dijelaskan bahwa untuk menyusun set tes yang baik ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu validitas dan reliabilitas. Kalau di atas anda telah memahami apa yang dimaksud dengan validitas maka berikut ini anda akan diajak untuk membahas konsep reliabilitas. Untuk memperoleh pemahaman tentang pengertian reliabilitas, lakukan kegiatan berikut ini. Ukurlah sepuluh benda yang berada di sekitar anda sebanyak dua kali pada waktu yang berbeda dengan menggunakan alat ukur yang tepat. Apakah hasil yang anda peroleh dua kali pengukuran memberikan hasil yang berbeda? Jika cara pengukuran yang anda lakukan benar maka hasil pengukuran yang anda peroleh mestinya sama. Jika hasil pengukuran yang anda peroleh sama, dapat dikatakan bahwa alat ukur yang anda gunakan memberikan hasil pengukuran yang reliabel (tetap, konsisten, stabil). Hasil pengukuran yang berhubungan dengan aspek-aspek fisik seperti mengukur panjang meja, tinggi lemari, berat badan dan tinggi badan biasanya menghasilkan reliabilitas yang sangat tinggi. Artinya walaupun pengukuran lebih dari sekali tetapi tetap memberikan hasil yang sama atau tidak jauh berbeda. Hasil pengukuran yang berbeda akan sering anda temukanjika anda melakukan pengukuran terhadap hal-hal yang berhubungan dengan aspek-aspek psikologi dan sosial seperti dalam pengukuran mewakili intelegensi, sikap, dan konsep diri. Aspek-aspek sosial-psikologis seperti itu tidak dapat diukur dengan ketepatan dan konsistensi yang
tinggi.
Dari hasil kegiatan yang anda telah lakukan dan setelah memahami uraian di atas, anda telah memperoleh gambaran mengenai apa yang dimaksud dengan reliabilitas. Kalau pengertian validitas mengacu pada ketepatan hasil pengukuran, maka pengertian reliabilitas mengacu pada ketetapan hasil yang diperoleh dari suatu pengukuran. Salah satu cara untuk mengetahui ketetapan atau reliabilitas suatu hasil pengukuran, dapat diperoleh dengan cara melakukan pengukuran dua kali seperti contoh yang anda lakukan.
Jika anda mempunyai seperangkat tes misalnya tes untuk mengukur penguasaan siswa dalam matematika maka untuk mengetahui apakah tes anda-tersebut mempunyai reliabilitas yang tinggi atau rendah dapat dengan mudah anda lakukan yaitu dengan cara mengujikan set tes tersebut pada kelas yang sama sebanyak dua kali dengan selisih waktu yang tidak terlalu lama danjuga tidak terlalu dekat. Mengapa tenggang waktunya tidak boleh terlalu lama dan juga tidak terlau dekat? Pada prinsipnya hal ini berhubungan dengan kehawatiran bahwa siswa masih mengngat soal-soal tersebut dan kehawatiran adanya penambahan pengetahuan selama selang waktu kedua pengukuran tersebut. Jika skor yang anda peroleh dari pelaksanaan tes pertama tidak jauh berbeda dengan skor yang diperoleh pada waktu tes kedua maka dapat dikatakan bahwa set tes anda mempunyai reliabilitas yang tinggi, Hubungan antara skor yang diperoleh pada pengukuran pertama dengan kedua akan menghasilkan angka korelasi bergerak antara -1 (baca negatif satu) sampai dengan + 1 (baca positif satu). Semakin tinggi koefisien reliabilitas (mendekati 1 ) maka semakin tinggi reliabilitas tes tersebut. Suatu perangkat tes dinyatakan cukup reliabel jika mempunyai koefisien reliabilitas lebih besar 0,5 (Femandes, 1984). Cara menghitung koefisien korelasinya dapat anda hitung dengan menggunakan formula korelasi product-moment
Konsep reliabilitas dalam arti equivalent test dimaksudkan untuk mengetahui apakah dua set tes yang anda gunakan paralel atau tidak. Keparalelan dua set tes ini dapat diperoleh dengan cara mengembangkan dua set tes yang paralel (misalnya tes A dan tes B dari kisi-kisi tes yang sama), kemudian masing-masing set tes tersebut diujikan pada dua kelas yang mempunyai tingkat kemampuan yang relatif sama.
Hasil kedua tes tersebut kemudian dikorelasikan. Jika hasil korelasinya tinggi hal ini menunjukkan bahwa kedua tes tersebut paralel. Koeiisien Korciasmya aapat amiiung
dengan menggunakan formula product moment. Sedangkan konsep reliabilitas dalam arti konsistensi internal dimaksudkan untuk mengetahui apakah kumpulan butir soal yang ada dalam satu set tes tersebut mengukur dimensi hasil belajar yang sama atau tidak. Reliabiltas dalam arti konsistensi internal ini dapat diperoleh dengan mengujikan satu set tes pada satu kelas kemudian jawaban selunih siswa terhadap butir soal nomor genap dikorelasikan dengan jawaban seluruh siswa terhadap butir soal nomor ganjil, kemudian dikorelasikan. Teknik ini dikenal dengan nama teknik belah tengah (split half). Untuk menghitung koefisien korelasinya dapat digunakan rumus product moment. Koefisien reliabilitas dalam arti konsistensi internal juga dapat dihitung dengan menggunakan formula Kuder-Richardson versi 20 atau 21 (KR20 atau KR21). Jika hasil korelasinya tinggi, ini berarti bahwa antar butir soal dalam set tes tersebut adalah konsisten satu dengan yang lain.
0 komentar:
Posting Komentar