BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sains merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam. Di alam ini terdapat makhluk hidup yaitu, manusia, hewan dan tumbuhan. Ketiga makhluk hidup tersebut saling ketergantungan satu sama lain. Dengan adanya tumbuhan maka lingkungan kita akan terlihat indah dan berseri. Dari lingkunganlah manusia dapat bertahan hidup. Kareana, terdapat berbagai jenis tumbuhan maupun hewan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup.
Kita sebagai makhluk hidup harus menjaga kelestarian lingkungan, terutama dalam hal pembangunan. Dalam melaksanakan pembangunan kita harus memperhatikan setuasi dan kondisi lingkungan. Dalam artian, jangan sampai pembangunan tersebut dapat merusak lingkungan yang merugikan masyarakat serta penggunaan teknologi dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Dalam permasalahan tentang pembangunan yang tidak memperhatikan lingkungan dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat. Untuk itu, kami melaksanakan penelitian di daerah Pohuwato bertempat di Blok Plan Perkantoran tentang pembangunan apa yang akan dilaksanakan di lahan yang kosong di pantai Pohuwato. Serta dampak terhadap pembangunan di lahan yang kosong dan pengaruh teknologi terhadap lingkungan.
B. Rumusan Masalah
Di lihat dari latar belakang kami dapat merumuskan masalah tentang :
Pembangunan apa yang akan dibangun di lahan yang kosong.
Apa dampak positif dan negatif jika terdapat pembangunan kafe di lahan tersebut.
Apa pengaruh teknologi terhadap lingkungan.
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk melihat apakah pembangunan kafe di sekitar pantai dapat merusak lingkungan sekitar.
2. Untuk menambah pengetahuan tentang lingkungan hidup yang ada di Pohuwato.
3. Sebagai syarat nilai ujian tengah semester.
D. Manfaat Penelitian
Untuk mengetahui situasi pembangunan yang akan dilaksanakan disekitar pantai Pohuwato berlokasi di Blok Plan Perkantoran.
Untuk mengetahui dampak positif dan negatif pembangunan kafe.
Untuk mengetahui pengaruh teknologi terhadap lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN
ETIKA PEMBANGUNAN DAN ETIKA LINGKUNGAN
A. Lingkungan Hidup
1. Arti Lingkungan Hidup
Manusia hidup di bumi tidak sendiri, melainkan bersama makhluk lain, yaitu tumbuhan, hewan dan jasad renik. Makhluk hidup yang lain itu bukanlah sekedar kawan hidup yang hidup bersama secara netral atau pasif terhadap manusia itu terkait erat pada mereka. Tanpa mereka manusia tidaklah dapat hidup, kenyataan ini dengan mudah dapat kita lihat dengan mengandaikan di bumi ini tidak ada tumbuhan dan hewan.
Sifat lingkungan hidup ditentukan oleh bermacam-macam faktor.
1. Oleh jenis dan jumlah masing-masing jenis unsur lingkungan hidup tersebut.
2. Hubungan atau interaksi antara unsur dalam lingkungan hidup itu.
3. Kelakuan atau kondisi unsur lingkungan hidup.
4. Faktor non materiil suhu, cahaya dan kebisingan.
Manusia berinteraksi dengan lingkungan hidupnya. Ia mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Ia membentuk dan terbentuk oleh lingkungan hidupnya. Manusia seperti ia adanya, yaitu yang di sebut fenotipe, adalah perwujudan yang dihasilkan oleh interaksi sifat keturunannya dengan faktor lingkungan.
2. Mutu Lingkungan Hidup
Pengertian tentang mutu lingkungan hidup sangatlah penting, karena ia merupakan dasar dan pedoman untuk mencapai tujuan pengelolan lingkungan. Perbincangan tentang lingkungan pada dasarnya adalah perbincangan tentang mutu lingkungan. Namun dalam perbincangan itu apa yang dimaksud dengan mutu lingkungan tidaklah jelas, karena tidak diuraikan secara eksplisit. Mutu lingkungan hanyalah dikaitkan dengan masalah lingkungan, misalnya pencemaran, erosi dan banjir. Dengan lain perkataan mutu lingkungan itu diuraikan secara negatif, yaitu apa yang tidak kita kehendaki, seperti misalnya air tercemar. Agar kita dapat mengelola lingkungan dengan baik, kita tidak saja perlu mengetahui apa yang tidak kita kehendaki, melainkan juga apa yang kita kehendaki. Dengan demikian kita dapat mengetahui kearah mana lingkungan itu ingin kita kembangkan untuk mendapat mutu yang kita kehendaki.
Dari materi tentang lingkungan hidup dan mutu lingkungan hidup kami mendapatkan hasil observasi yaitu walaupun tidak ada bangunan disekitar pantai namun masih banyak juga yang datang ditempat tersebut pada malam hari untuk menikmati suasana malam di tepi pantai. Dan dipagi hari pun ada yang datang ke pantai namun suasananya tidak seperti pada malam hari.
Gambar Wisatawan
Pengunjung yang datang ke pantai membawa berbagai jenis makanan dan minuman. Dan setelah menggunakannya mereka membuang sisa-sisa makanan dan minuman di pesisir pantai tanpa memikirkan akibat dari membuang sampah sembarangan di pantai. Jika air laut sedang pasang/naik maka sampah tersebut akan terbawa arus air sehingga dapat merusak keindahan laut.
Gambar Pencermaran Lingkungan Pantai
B. Ekologi Manusia dan Pembangunan
Secara harafiah, ekologi berarti ilmu tentang makhluk hidup dalam rumahnya atau dapat juga diartikan sebagai ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup. Menurut Haeckel (1868) dalam Suarna (2003) memberi batasan tentang ekologi sebagai hubungan yang menyeluruh antara makhluk hidup dengan lingkungan biotik dengan abiotiknya. Suatu konsep sentral dalam ekologi adalah ekosistem.
Dalam suatu ekosistem (satu unit sistem ekologi), selalu ada keseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar untuk menjaga agar ekosistem tersebut dapat terus berlangsung. Ekosistem akan mengalami pertumbuhan apabila energi yang masuk lebih besar dari energi yang keluar. Sebaliknya, ekosistem akan mengalami kemunduran apabila energi yang masuk lebih kecil dari energi yang keluar.
Menurut hukum termodinamika II menyatakan bahwa energi yang ada itu tidak seluruhnya dapat dipakai untuk melakukan kerja, atau dengan kata lain tidak mungkin mencapai efisiensi 100%. Dengan makna yang sama, entropi secara universal akan selalu bertambah. Kita dapat menurunkan entropi di suatu tempat tetapi berbarengan dengan itu akan terjadi kenaikan entropi di suatu tempat secara lokal. Misalnya pembuangan limbah dari rumah tangga ke sungai dapat menurunkan entropi sehingga keteraturan di rumah tangga menjadi naik, tetapi meningkatkan entropi atau menurunkan keteraturan di sungai.
1. Etika Lingkungan
Etika Lingkungan Hidup hadir sebagai respon atas etika moral yang selama ini berlaku, yang dirasa lebih mementingkan hubungan antar manusia dan mengabaikan hubungan antara manusia dan mahluk hidup bukan manusia. Mahluk bukan manusia, kendati bukan pelaku moral (moral agents) melainkan dipandang sebagai subyek moral (moral subjects), sehingga pantas menjadi perhatian moral manusia. ‘ Kesalahan terbesar semua etika sejauh ini adalah etika-etika tersebut hanya berbicara mengenai hubungan antara manusia dengan manusia’ Albert Schweitzer. Dalam perkembangan selanjutnya, etika lingkungan hidup menuntut adanya perluasan cara pandang dan perilaku moral manusia. Yaitu dengan memasukkan lingkungan atau alam semesta sebagai bagian dari komunitas moral.
2. Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Pada hakekatnya pembangunan berkelanjutan merupakan aktivitas memanfaatkan seluruh sumberdaya, guna meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat manusia. Pelaksanaan pembangunan pada dasarnya juga merupakan upaya memelihara keseimbangan antara lingkungan alami (sumberdaya alam hayati dan non hayati) dan lingkungan binaan (sumberdaya manusia dan buatan), sehingga sifat interaksi maupun interdependensi antar keduanya tetap dalam keserasian yang seimbang. Dalam kaitan ini, eksplorasi maupun eksploitasi komponen-komponen sumberdaya alam untuk pembangunan, harus seimbang dengan hasil/produk bahan alam dan pembuangan limbah ke alam lingkungan. Prinsip pemeliharaan keseimbangan lingkungan harus menjadi dasar dari setiap upaya pembangunan atau perubahan untuk mencapai kesejahteraan manusia dan keberlanjutan fungsi alam semesta.
Sistem masukan dan keluaran dalam pembangunan yang berwawasan lingkungan, dapat dikontrol dari segi sains dan teknologi. Penggunaan perangkat hasil teknologi diarahkan untuk tidak merusak lingkungan alam, serta bersifat ‘teknologi bersih’, dan mengutamakan sistem daur ulang. Arah untuk menjadikan produk ramah lingkungan, dan menekan biaya eksternal akibat produksi tersebut harus menjadi orientasi bagi setiap usaha pemanfaatan sumberdaya alam untuk kesejahteraan masyarakat. Mekanisme pengaturan keseimbangan sistem masukan dan keluaran akan ditentukan oleh kepedulian atau komitmen sumberdaya manusia, sistem yang berlaku, infrastruktur fisik, sumberdaya lain yang dibutuhkan. Dengan prinsip keterlanjutan, pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan perlu disusun dalam arah strategis untuk menyelamatkan aset lingkungan hidup bagi generasi mendatang. Upaya peningkatan kesejahteraan manusia harus seiring dengan kelestarian fungsi sumberdaya alam, agar keseimbangan lingkungan tetap terjaga dan potensi keanekaragaman hayati tidak akan menurun kualitasnya.
3. Tata Ruang dan Pengelolaan Lingkungan
Tata ruang adalah wujud struktural pola pemanfaatan ruang, baik yang direncanakan maupun tidak, sedangkan yang dimaksud ruang meliputi ruang daratan, ruang lautan dan ruang udara beserta sumber daya alam yang terkandung di dalamnya bagi kehidupan dan penghidupan. Kegiatan manusia dan makhluk hidup lainnya membutuhkan ruang untuk berbagi lokasi pemanfaatan ruang.
Lingkungan hidup sebagai media hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan unsur alam yang terdiri dari berbagai proses ekologi merupakan satu kesatuan yang mantap. Sehingga perencanaan dan pengelolaannya harus memperhatikan lingkungan hidup yang sesuai dengan dasar dari pembangunan berkelanjutan.
Perencanaan dan pengelolaan lingkungan hidup harus di dasarkan pada prinsip Pembangunan Berkelanjutan (PB) yang berwawasan lingkungan. Komitmen untuk mempertimbangkan aspek ekologi, ekonomi dan sosial dalam melaksanakan Pembangunan Berkelanjutan harus dilakukan secara konsisten, melalui pendekatan holistik. Dengan demikian, setiap usaha untuk meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan, perlu didasari dengan semangat kebersamaan, kemitraan, keberlanjutan dan akuntabilitas pada semua fihak yang terkait dengan Pembangunan Berkelanjutan. Kelestarian fungsi lingkungan hidup dan keberlanjutannya merupakan tugas bersama dari pemerintah, swasta dan masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH), dan bertumpu pada kemitraan pemerintah dan masyarakat. Upaya untuk memperluas jangkauan kepedulian dan kesadaran lingkungan hidup perlu terus ditumbuhkan, agar dapat mengikat komitmen semua fihak yang terkait guna terwujudnya Pembangunan Berkelanjutan. Untuk itu diperlukan panduan integrative untuk dapat secara nyata memasukkan pertimbangan lingkungan ke dalam seluruh perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di Indonesia.
Dari beberapa teori di atas kami mendapatkan hasil observasi yaitu dari pintu masuk blok plan perkantoran sudah kelihatan dari jauh gedung-gedung perkantoran yang kelihatan megah dan lingkungannya pun sangat bersih yang terdapat tumbuhan hijau. Diantaranya adalah kantor Bupati Pohuwato, Kantor Perlayanan Pembendaharaan Negara, dll. Selain perkantoran ada juga bangunan mesjid yang masih dalam proses pembangunan.
Gambar Perkantoran Daerah Pohuwato
Dalam perjalanan menuju pantai sudah kelihatan pulau kecil yang bernama pulau Jahe dan disekitar jalan menuju pantai terdapat empang yang sudah tidak digunakan lagi karena airnya sudah terkena limbah sehingga ikan-ikan yang hidup di empang sudah tidak dapat bertahan hidup.
Gambar Empang tidak digunakan Gambar Pulau Jahe
Sampai dipantai kami langsung melihat lokasi yang akan kami teliti.setelah memperhatikan lokasi pantai pohuwato yang masih kurang pohon yang tumbuh disekitar pantai sehingga dipantai terasa panas. Pada awalnya pantai tersebut belum terdapat tanggul yang membatasi antara lautan dan daratan, selain itu juga pada saat air laut naik tidak akan sampai ke kafe-kafe yang ada di tempat tersebut. Karena air laut bisa mengganggu aktivitas yang ada di kafe sehingga laut dibatasi dengan tangg
Gambar Tanggul dan Enceng Gondok
Gambar kafe Disekitar Pantai
Setelah tanggul dibuat, air laut yang disebelah tanggul menjadi kering. Sehingga lahan yang di sekitar tanggul tersebut sudah kelihatan luas yang di tumbuhi enceng gondok, selain enceng gondok masyarakat juga menggunakan lahan tersebut sebagai tempat untuk menanam ubi kayu dan pisang.
Gambar Perkebunan Masyarakat disekitar pantai
Dengan melihat lahan yang kosong kami kelompok 1 dan kelompok-kelompok yang lainnya mendiskusikan tentang pembangunan yang akan dibangun di lahan yang luas
Gambar Kelompok 1
C. Pengaruh Teknologi Sebagai Unsur Kebudayaan Terhadap Lingkungan Yang Terjadi Di Sekitar.
Kami dari kelompok 1 mendiskusikan pembangunan kafe dilahan yang kosong tersebut, jika kami mengambil pembangunan kafe maka dampak positif dan dampak negatifnya adalah sebagai berikut:
Dampak Positif
Dengan adanya pembangunan kafe, maka di pantai Pohuwato akan semakin ramai baik pagi hari maupun malam hari. Para pengunjung dapat menikmati indahnya pantai Pohuwato sambil menikmati makanan atau minuman yang ada di kafe. Selain menikmati makanan dan minuman para pengunjung juga bisa menggunakan kafe tersebut sebagai tempat istirahat.
Dampak Negatif
Dengan adanya pembangunan kafe para pengunjung bisa melakukan hal apa saja yang meraka inginkan tanpa memikirkan kepentingan dan ketentraman masyarakat. Dan mereka juga dapat merusak lingkungan pantai karena sisa-sisa makanan dan minuman yang mereka buang sembarangan tempat.
Teknologi sangat mempengaruhi unsur kebudayaan dan lingkungan sekitar. Di kabupaten Pohuwato pengaruh yang akibatkan oleh teknologi yaitu
1. Di daerah Pohuwato sudah banyak menggunakan teknologi terutama dalam kenderaan bermotor sehingga mengeluarkan asap kenderaan yang mengakibatkan polusi udara apalagi di daerah Pohuwato menuju tempat penelitian kurangnya tumbuhan hijau
2. Dengan adanya pembangunan kafe dapat mengakibatkan lingkungan tercemar, karena banyak sampah-sampah makanan dan minuman yang berceceran.
Dampak positif dan negatif pengaruh teknologi terhadap lingkungan
1. Dengan adanya pengaruh teknologi maka pembangunan akan lebih cepat selesai serta memperoleh informasi pun lebih mudah sehingga daerah pohuwato sudah lebih maju dibanding dengan daerah-daerah lainnya.
2. Dengan adanya pembangunan kafe disekitar pantai maka masyarakat memperoleh penghasilan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan lingkungan hidup merupakan suatu ilmu yang diperoleh secara langsung melalui alam maupun lingkungan sosial. Di mana dalam pendidikan lingkungan hidup ini kita dapat mengetahui makhluk hidup yang diciptakan oleh tuhan yang maha esa, dan kita sebagai makhluk sosial harus menjaga ciptaan maupun keindahan alam yang diciptakan oleh Allah SWT.
B. Saran
Dalam kesempatan ini kami berharap dan memberikan saran agar kita selaku makhluk yang mendiami lingkungan harus bisa menjaga keseimbangan dan keselarasan lingkungan sendiri tanpa harus menunggu perintah. Mulailah dari hal yang terkecil, mulai dari diri kita masing-masing.
0 komentar:
Posting Komentar