Dapat tidaknya suatu prosedur analisis statistik diterapkan untuk mengolah dan menganalisis hasil pengukuran, tergantung juga dari jenis skala pengukuran yang digunakan. Berbagai skala pengukuran dapat dikelompokkan ke dalam empat tingkatan, yaitu: skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala rasio. Keempat skala pengukuran tersebut memiliki tingkat penggunaan yang berbeda dalam riset penelitian.
Skala nominal hanya bisa membedakan sesuatu yang bersifat kualitatif (misalnya: jenis kelamin, agama, warna kulit). Skala yang memungkinkan peneliti mengelompokkan subyek kedalam katagori atau kelompok.
Misalkan gender responden dapat dikelompokkan dalam 2 katagori : Pria dan wanita. Skala gender dapat dinyatakan dalam angka : Pria = 1 dan Wanita = 2. Skala Nominal bersifat mutualy exlusive dan masing-masing anggota himpunan tersebut tidak ada perbedaan nilai.
· Skala ordinal selain membedakan juga menunjukkan tingkatan (misalnya: pendidikan, tingkat kepuasan). Skala Ordinal tidak hanya menyatakan kategori tapi juga menyatakan peringkat kategori tersebut. Skala Ordinal menjawab atas suatu pertanyaan, responden diminta untuk memberikan urutan alternatif jawaban yang paling sesuai. Contoh: rangking jawaban yang dibuat berdasarkan preferensi Responden.
1. Senang sekali, 2. Senang, 3. Kurang senang, 4. Kurang senang sekali.
(beda antara dua titik tidak dapat diukur).
· Skala interval berupa angka kuantitatif namun tidak memiliki nilai nol mutlak (misalnya: tahun, suhu dalam Celcius). Skala Interval memungkinkan mengukur beda antara dua titik dalam skala, menghitung means dan standar deviasi data.
Contoh : Jarak waktu jam.08.00 – 10.00 adalah sama dengan jarak waktu 16.00 – 18.00. Tetapi kita tidak dapat menyatakan bahwa jam.16.00 dua kali lebih lambat dibandingkan jam.08.00.
· Skala rasio berupa angka kuantitatif yang memiliki nilai nol mutlak. Skala Rasio merupakan kedudukan data yang tertinggi, dimana memiliki nilai nol yang orisinal. Contoh: Jika aset perusahaan A sebanyak Rp. 10 Milyar dan aset perusahaan B sebanyak Rp. 5 Milyar, maka rasio A & B adalah 2 : 1.
Definisi:
Skala Nominal
Jika angka-angka dalam rentangan skala pengukuran hanya berfungsi sebagai pengganti nama (label) atau kategori, tidak menunjukkan suatu kuantitas, maka skala pengukurannya disebut nominal.
Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasikan obyek, individual atau kelompok; sebagai contoh mengklasifikasi jenis kelamin, agama, pekerjaan, dan area geografis. Dalam mengidentifikasi hal-hal di atas digunakan angka-angka sebagai symbol. Apabila kita menggunakan skala pengukuran nominal, maka statistik non-parametrik digunakan untuk menganalisa datanya. Hasil analisa dipresentasikan dalam bentuk persentase. Sebagai contoh kita mengklaisfikasi variable jenis kelamin menjadi sebagai berikut: laki-laki kita beri simbol angka 1 dan wanita angka 2. Kita tidak dapat melakukan operasi arimatika dengan angka-angka tersebut, karena angka-angka tersebut hanya menunjukkan keberadaan atau ketidakadanya karaktersitik tertentu.
Contoh: Jawaban pertanyaan berupa dua pilihan “ya” dan “tidak” yang bersifat kategorikal dapat diberi symbol angka-angka sebagai berikut: jawaban “ya” diberi angka 1 dan tidak diberi angka 2.
Skala Ordinal
Jika angka-angka dalam rentangan skala pengukuran tidak hanya menunjukkan kategori-kategori, tetapi juga menunjukkan hubungan kuantitas tertentu, yakni gradasi, maka skala pengukurannya disebut ordinal. Dalam skala ordinal, Sekelompok subjek disusun berturut-turut mulai dari yang paling tinggi (besar, kuat, baik) sampai kepada yang paling rendah (kecil, lemah, jelek) dalam hal atribut yang diukur.
Skala pengukuran ordinal memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik berbeda yang dimiliki oleh obyek atau individu tertentu. Tingkat pengukuran ini mempunyai informasi skala nominal ditambah dengan sarana peringkat relatif tertentu yang memberikan informasi apakah suatu obyek memiliki karakteristik yang lebih atau kurang tetapi bukan berapa banyak kekurangan dan kelebihannya.
Contoh: Jawaban pertanyaan berupa peringkat misalnya: sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju dapat diberi symbol angka 1, 2,3,4 dan 5. Angka-angka ini hanya merupakan simbol peringkat, tidak mengekspresikan jumlah.
Skala Interval
Jika angka-angka dalam skala pengukuran tidak hanya menunjukkan hubungan kuantitatif dalam gradasi (ranking) tetapi juga menunjukkan bahwa jarak atau perbedaan kuantitas antar dua angka yang berurutan selalu sama, maka skala pengukurannya disebut interval. Dalam skala interval angka-angka ranking (rank-order) ditetapkan berdasarkan atribut yang diukur, jarak atau perbedaan kuantitas antar angka-angka yang berurutan selalu sama, tidak ada kepastian tentang kuantitas absolut, sehingga tidak diketahui di mana letak angka nol absolut (angka nol yang menunjukkan kekosongan sama sekali akan atribut yang diukur). Angka nol dipergunakan dalam skala ini, akan tetapi tidak menunjukkan nol absolut (nol dalam arti nihil atau tidak ada). Contoh dari skala pengukuran jenis ini, misalnya, skala inteligensi, skala motivasi, dan skala prestasi pekerjaan.
Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang tetap. Dengan demikian peneliti dapat melihat besarnya perbedaan karaktersitik antara satu individu atau obyek dengan lainnya. Skala pengukuran interval benar-benar merupakan angka. Angka-angka yang digunakan dapat dipergunakan dapat dilakukan operasi aritmatika, misalnya dijumlahkan atau dikalikan. Untuk melakukan analisa, skala pengukuran ini menggunakan statistik parametric.
Contoh: Jawaban pertanyaan menyangkut frekuensi dalam pertanyaan, misalnya: Berapa kali Anda melakukan kunjungan ke Jakarta dalam satu bulan? Jawaban: 1 kali, 3 kali, dan 5 kali. Maka angka-angka 1,3, dan 5 merupakan angka sebenarnya dengan menggunakan interval 2.
Skala Ratio
Jika dalam skala interval, nilai nol absolut (ukuran kuantitas absolut) diketahui dengan pasti, maka disebut skala rasio. Dengan demikian, dalam skala rasio angka-angka yang menunjukkan ranking (rank-order) telah ditentukan sebelumnya berdasarkan atribut yang diukur, interval (jarak) antar angka-angka yang berurutan menunjukkan jarak yang sama, mempunyai nilai nol absolut, artinya jarak antara tiap angka dalam skala dengan titik nol absolut dapat diketahui, secara eksplisit atau secara rasional.
Skala pengukuran ratio mempunyai semua karakteristik yang dipunyai oleh skala nominal, ordinal dan interval dengan kelebihan skala ini mempunyai nilai 0 (nol) empiris absolut. Nilai absoult nol tersebut terjadi pada saat ketidakhadirannya suatu karakteristik yang sedang diukur. Pengukuran ratio biasanya dalam bentuk perbandingan antara satu individu atau obyek tertentu dengan lainnya.
Contoh: Berat Sari 35 Kg sedang berat Maya 70 Kg. Maka berat Sari dibanding dengan berat Maya sama dengan 1 dibanding 2.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.
Djunaedi, Achmad. 2000. Pengantar: Apakah Penelitian Itu?. http://intranet.ugm.ac.id/~adjunaedi/Support/Materi/METLITI/a01metlitpengantar.pdf. Dikunjungi 3 Juni 2010.
Hempel, Carl Gustav. 2004. Pengantar Filsafat Ilmu Alam. Penerjemah Cuk Ananta Wijaya. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Kerlinger, Fred N. 2000. Asas-Asas Penelitian Behavioural. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Miles, M.B. dan Huberman, A.M. 1992. Analisis Data Kualitatif : Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. UIPress. Jakarta.
Nazir, Mohammad. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sarwono, J. 2003. Perbedaan Dasar antara Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. http://www.w3.org/TR/REChtml40. Dikunjungi 3 Juni 2010.
Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Trochim, William M. 2002. Philosophy of Research. http://trochim.humancornell.edu/derived/philosophy.htm. Dikunjungi 3 Juni 2010.
0 komentar:
Posting Komentar