Jumat, 11 Juni 2010

Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Hidrokarbon Jenuh (Alkana) Melalui Metode Diskusi Pada Siswa Kelas X SMU Negeri 1 Tinangkung

BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Pemikiran
Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antar keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut pemerintah telah berusaha memperbaiki sistem pendidikan, seperti merefisi kurikulum, mengadakan pelatihan dan penambahan sarana dan prasarana pendidikan seperti gedung sekolah dan fasilitas hingga proses pendidikan dan pengajaran diharapkan dapat berjalan dengan lancar dan pada gilirannya tujuan pendidikan dapat tercapai.
Tujuan tersebut akan tercapai apabila guru sebagai ujung tombak penyelenggaraan hasil belajar menegajar disekolah baik pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi menyelenggarakan tugas secara profesional. Berbagai strategi yang dilakukan guru dalam kelas pada saat penyampaian pelajaran. Kiat-kiat yang dimaksud adalah bertujuan untuk menyesahkan kegiantan belajar siswa agar dapat mengikuti pelajaran dikelas benar-benar menunjukan prestasi belajar. Sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa dan hal ini akan berdampak pada hasil belajar.
Reaslitas menganjar untuk hidrokarbon jenuh (alkana) di SMU Negeri 1 Tinangkung cenderung masih menerapkan strartegi pengajaran konvensional yaitumetode ceramah,hal ini dapat dilihat dari kurangnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, jika demikian dapat dianggap bahwa penggunaan metode ceramah dalam pengajaran materi hidrokarbom jenih (alkana) belum memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan pengajaran. Hal ini dapat dilihat dari prestasi belajar yang diperoleh siswa yang dapat dikatakan masih rendah.

Sebagian langkah antiifasi hal ini, penulis bermaksud menerapkan metode diskusi dalam pengajaran materi hidrokarbon jenuh (alkana), untuk membangkitkan gairah sisiwa sesuai dengan kegiatan proses belajar menegajar siswa dikelas sehingga hasil belajar dapat ditingkatkan.
Berdasarkan hasil pemikiran diatas, maka penulis mengangkat suatu judul yaitu: ”Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Hidrokarbon Jenuh (Alkana) Melalui Metode Diskusi Pada Siswa Kelas X SMU Negeri 1 Tinangkung” Tahun 2008”.

1.1Rumusan Masalah
Masalah utama dalam penelitian ini adalah masih rendahnya hasil belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari indikator-iondikator sebagai berikut:
1.Siswa kurang mampu memahami materi hidrokarbon jenuh (alkana) termasuk mengejarkan soal-soal.
2.Hasil belajar siswa pada materi hidrokarbon jenuh (alkana) belum mencapai yang diharapkan.
3.Rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran kimia.

1.2Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diadakan penelitian ini adalah:
1.Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi hidrokarbon jenuh (alkana)
2.Untuk membangkitkan partisifasi aktif siswa dalam proses pembelajaran kimia khususnya materi hidrokarbon jenuh (alkana) melalui penggunaan metode diskusi.

1.3Manfaat Penelitian
Setelah penelitiana ini dilaksanakan, maka diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1.Siswa memperoleh ketrampilan-ketrampilan dan kreatifitas yang diharapkan.
2.Dijadikan sebagai sumbangan pemikiaran bagi guru kimia dalam meningkatkan hasil belajar siswa khususnya materi hidrokarbon jenuh (alkana).
3.Bagi penulis sendiri akan semakin menambah wawasan kependidikan dan keguruan.
BAB II
KERANGKA TEORITIK DAN HIPOTESIS

2.1 Kerangka Teoritik
Dalam proses belajar mengajar seorang guru sangat berperan aktif dalam penyampaian tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, untuk mencapai hal tersebut dapat dilakukan, diantaranya dengan menerapkan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar dikelas. Penggunaan metode mengajar yang tepat dipandang sebagai salah satu komponen yang sangat menentukan dalam membangkitkan minat belajar siswa dan mendorong aktifitas siswa serta partisipasinyapada proses belajar mengajar.

2.1.1Tujuan metode diskusi
2.1.1.1 Pengertian
Metode diskusi adalah terlibatnya suatu kelompok mengajar yang saling berinteraksi secara verbal didalam kelas. Interaksi tersebut dapat berlangsung antara siswa dengan siswa atau siswa dengan guiru (Arifin. 2003).
Pengertian diatas menunjukaan bahwa metode diskusi adalah cara mengajar dimana guru membagi siswa kedalam kelompok-kelompok untuk mendiskusikan suatu topik mata pelajaran tertentu, sehingga menumbulkan pengertian serta tingkahlaku untuk merangsang siswa untuk berfikir dan mengemikakan pendapat sendiri dan mampu mengembangkan masalah untuk mencapai keputusan terbaik atas persetujuan bersama.

2.1.1.2Tujuan Penggunaan Metode Diskusi
Dalam proses pembelajaran guru menggunakan metode diskusi untuk melatih ketrampilan berkomunikasi, berfikir, berbicra, menyampaikan pendapat didepan umum.

2.1.1.3Keunggulan dan Kelemahan Metode Diskusi
Metode diskusi memiliki keunggulan dan kelamahan. Menurut arifin (2003) beberapa keunggulan dan kelemahan metode diskusi diuraikan ebagai berikut:
A.Keunggulan Metode Diskusi
Metode diskusi mempunyai bebrapa keunggulan dibandingkan dengan metode yang lain diantaranya sebagai berikut:
1.Siswa mendapat wawasan dengan saling bertukar ide.
2.Mendorong siswa untuk menemukan dan mengembangkan sendiri pendapatnya.
3.Siswa dapat mengembangkan taraf belajar yang tinggi.

B.Kelemahan Metode Diskusi
Metode diskusi memiliki kelamahan diantaranya yaitu:
1.Sering terlalu banyak menyita waktu.
2.pembicara sering didominasi oleh peserta (siswa).

2.1.1.4Prosedur Pemakayan Metode Diskusi
Menurut Gulo (2002) ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan metode diskusi adalah :
1.Persiapan/perencanaan diskusi
a.Tujuan diskusi lebih terarah.
b.Persiapan diskusi harus memenuhi persyaratan.
c.Pemecahan pemutusan masalah yang didiskusikan harus jelas.
2.Pelaksanaan diskusi
a.Membagi struktur kelompok (ketua, sekretaris, anggota).
b.Membagi tugas dalam diskusi.
c.Merangsang seluruh peserta untuk berpartisifasi.
d.Mencatat ide-ide atau saran yang penting.
e.Menghargai pendapat yang diajukan oleh peserta.
3.Tindak lanjut diskusi
a.Menyimpulkan hasil atau kesimpulan diskusi.
b.Membaca kembali hasil untuk diadakan koreksi seperlunya.
c.Membuat penilaian dan perbaikan pada pelaksanaan diskusi untuk dijadikan bahan pertimbangan pada diskusi-diskusi selanjutanya.
2.2Hipotesis
Berasarkan masalah yang diungkapkan sebelumnya maka penelitian merumuskan hipotesis tindakan ” Jika guru menggunakan metode diskusi pada pembelajaran kimia khususnya pada materi hidrokarbon jenuh (alkana) maka pemahaman siswa akan meningkat”.


























BAB III
KETODE PENELITIAN

3.1Setingan Penelitian Dan Karakteristik Yang Dikenai Tindakan.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan di SMU Negeri 1 Tinangkung. Kelas yang dikenai tindakan dalan penelitian ini adalah kelas X dengan jumlah siswa 30 orang yang terdiri dari 11 orang laki-laki dan 19 orang perempuan, adapun materi yang diajarkan adalah materi hidrokarbon jenuh (alkana) dengan alokasi waktu 4 jam pelajaran (4 x 45 menit) yang dibagi dalam dua kali tatap muka.

3.2Langkah-Langkah Penelitian
Sudarsono (1996) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan menurut langkah-langkahsesuai dengan pedoman penelitian tindakan kelas (PTK).
3.2.1Mengidentifikasi Masalah
sebelum mengadakan penelitian tindakan kelas, guru dan teman-teman mengadakan diskusi tentang masalah yang dirasakan dalam pelajaran, ehingga dapat diidentifikasi dan ditetapkan masalah yang dijadikan fokus untuk ditindaki dalam kelas yaitu rendahnya kemampuan siswa dalam mengembangkan masalah selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
3.2.2Menganalisis Masalah Dan Menentukan Faktor-Faktor Yang Diduga Sebagai Penyebab Utama.
Setelah mengidentifikasi yang dilakukan melalui refleksi awal, bahwa guru menyadari kemungkinan penyebabutama dalam masalah ini yakni karena matapelajaran kimia kurang menaarik sebagai akibat dari :
a)Guru tidak/kurang memaksimalkan peran dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dikelas.
b)Penggunaan metode mengajar yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan materi yang disajikan.

3.2.3Merumuskan Pemecahan Masalah Dan Penyebab Utama
Merumuskan pemecahan masalah penyebab utama yaitu dengan mengumpulkan data dan menafsirkan untuk memperhitungkan gagasan tersebut dan merumuskan hipotesis tindakan sebagai pemecahannya. Cara yang paling epektif dan akan dikembangkan secara kesenambungan untuk mengaatasi masalah diatas yaitu dengan mengoptimalkan epektifiutas siswa sesuai dengan metode yang digunakan.

3.3 Rancangan Penelitian Tindakan
3.2.4Siklus 1
Rancangan tindakan dalam siklus 1 disusun dalam bentuk Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rancangan tindakan ini dilaksanakan dalam paket kegiatan belajar mengajar dengan waktu yang disesuaikan dengan jadwal kulikuler di sekolah.
3.2.5Siklus 2
3.2.5.1Perencanaan
Seperti halnya perencanaan tindakan pada siklus 1, perencanaan pada siklus 2 yang diterangkan dalam bentuk program perencanaan penganjaran dengan sub konsep;
I.Standar kompetensi
II.Kompetensi dasar
III.Materi pelajaran
1.Pendahuluan
2.Kegiatan inti
3.Kegiatan terakhir
3.2.5.2Pelaksanaan
Pada siklus 2 ini pelaksanaan tindakan diupayakan lebih dinamis dalam paket kegiatan belajar mengajar pengalaman guru pada siklus 1 dijadikan acuan untuk menciptakan kegiatan belajar menganjar agar lebih berkembang dan lebih dinamis. Untuk mencapai hal itu, guru mengubah cara dalam pembagian kelompok diskusi yaitu disesuaikan dengan tingkat kemampuan dari masing-masing siswa. Lima orang siswa yang memiliki kemampuan yang baik/pintardisebar pada tiap-tiap kelompok. Disamping itu, materi yang akan didiskusikan diberikan dalam bentuk lembar kerja siswa (LKS), soal-soal dalam lembar kerja siswa ini dijawab oleh siswa melalui diskusi dan dikumpulkan kembali setelah selesai pelaksanaannya.
3.2.5.3Pemantauan
Pemantauan hasil tindakan pada siklus 2 dilaksanakan pada siklus 1. Bila hasil evaluasi pada akhir kegiatan siklus 2 ini menunjukan target yang dikehendaki oleh kurikulum yaitu 85 % siswa memperoleh nilai 60 maka tidak perlu lagi dilanjutkan ke siklus berikutnya.
3.2.5.4Instrumen Pemantauan Dan Evaluasi Pelaksanaan Tindakan.
Alat pemantaun digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.Pedoman pengamatan
2.Tes hasil belajar

3.3Kriteria Atau Ukuran Keberhasilan Pencapaian Tujuan
Kriteria atau ukuran keberhasilan pencapaian tujuan penelitian tindakan kelas (PTK) dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.kesediaan guru untuk mengadakan refleksi secara jujur, objektif, serta saran perlunya meningkatkan kemampuan profesional dari yang dapat dilihat dari frekuensi fasilias supervisi kimia.
2.Banyak siswa berpartisifasi secara suka rela untuk menemukakan pendapat melalui diskusi

3.4Analisis Data
Analisis data yang dimaksud untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar dinamis dengan pemaknaan nilai yang diseimbangkan sesuai pendapat Sanafiah dkk (dalam Erni laima.2007) sebagi berikut:
90 – 100 = Baik sekali 40 – 59 = Kurang
75 – 89 = Baik 0 - 39 = Kurang sekali
60 – 74 = Cukup
Diperoleh nilai setiap siswa melalui tes hasil belajar secara tertulis diolah dengan rumus :







3.5Indikator Kinerja
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian tujuan dalam penelitian ini, maka dirumuskan indikator kinerja sebagai berikut:
1.Minimal 85 % aspek proses belajar mengajar baik kegiatan guru maupun kegiatan siswa terlaksana dengan baik dan memperolah nilai pengamalan dengan kategori baik dan baik sekali.
2.Minimal 85 % dari seluruh siswa kelas X yang dikenai tindakan memperolah nilai ketuntasan diatas 60.



DAFTAR PUSTAKA

Ansory, Irfan. 2003. Acuan Pelajaran Kimia SMU 1 Bandung; Erlangga.
Arifin, Mulyadi. Dkk. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Bandung; UPI
Gilo. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta; Grasindo
Sudarsono. 1996. Menajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta; Dirjen. Pendidikan Dasar dan menengah. Depdiknas.


0 komentar:

Posting Komentar