A.JUDUL : Perbedaan Antara Senyawa Organik Dengan Anorganik
B.TUJUAN :
Melalui percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami perbedaan sifat antara senyawa organik dan senyawa anorganik
C.DASAR TEORI
Kimia Organik adalah disiplin ilmu kimia yang spesifik membahas studi mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi dan persiapan(sintesis atau arti lainnya) tentang persenyawaan kimiawi yang bergugus karbon dan hidrogen, yang dapat juga terdiri atas beberapa elemen lain, termasuk nitrogen, oksigen, unsur halogen, seperti fosfor, silikon dan belerang. <1> <2> <3> Definisi asli dari kimia "organik" berasal dari kesalahan persepsi atas campuran organik yang selalu dihubungkan dengan kehidupan. Tidak semua senyawa organik mendukung kehidupan di bumi sepenuhnya, tetapi kehidupan seperti yang telah kita ketahui bergantung pula pada sebagian besar kimia anorganik; sebagai contoh: beberapa enzim bergantung pada logam transisi, seperti besi dan tembaga; dan senyawa bahan seperti cangkang/kulit, gigi dan tulang terdiri atas sebagian bahan organik,sebagian lain anorganik. Terlepas dari bahan dasar karbon, kimia anorganik hanya menguraikan senyawa karbon sederhana, dengan struktur molekul yang tidak mengandung karbon menjadi rantai karbon (seperti dioksida, asam, karbonat, karbida, dan mineral). Hal ini tidak berarti bahwa senyawa karbon tunggal tidak ada (yaitu: metana dan turunan sederhana). Biokimia sebagian besar menguraikan kimia protein (dan biomolekul lebih besar).Karena sifat yang spesifik, senyawa berantai karbon banyak menampilkan keanekaragaman senyawa organik yang ekstrim dan penerapan yang sangat luas. Senyawa-senyawa tersebut merupakan dasar atau unsur pokok beberapa produk (cat, plastik, makanan, bahan peledak, obat-obatan, petrokimia, beberapa nama lainnya) dan (terlepas dari beberapa pengecualian) bentuk senyawa merupakan dasar dari proses hidup. Perbedaan bentuk dan reaktivitas molekul kimia menetapkan beberapa fungsi yang mengherankan, seperti katalis enzim dalam reaksi biokimia yang mendukung sistem kehidupan. Pembiakan otomatis alamiah dalam Kimia Organik dalam kehidupan seluruhnya. Kecenderungan dalam Kimia organik termasuk sintesis kiral, kimia hijau, kimia gelombang mikro,fullerene(karbon alotropis) dan spektroskopi gelombang mikro.
Herbert Meislich, Jacob Sharefkin; translated by : A.F. Edy Suryatno, S.T.
Kimia anorganik adalah cabang kimia yang mempelajari sifat dan reaksi senyawa anorganik. Ini mencakup semua senyawa kimia kecuali yang berupa rantai atau cincin atom-atom karbon, yang disebut senyawa organik dan dipelajari dalam kimia organik. Perbedaan antara kedua bidang ilmu ini tidak mutlak dan banyak tumpang-tindih, khususnya dalam subbidang kimia organologam.
Inorganic chemistry dari Wikipedia berbahasa Inggris.
Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Studi mengenai senyawaan organik disebut kimia organik. Banyak di antara senyawaan organik, seperti protein, lemak, dan karbohidrat, merupakan komponen penting dalam biokimia.
Di antara beberapa golongan senyawaan organik adalah senyawa alifatik, rantai karbon yang dapat diubah gugus fungsinya; hidrokarbon aromatik, senyawaan yang mengandung paling tidak satu cincin benzena; senyawa heterosiklik yang mencakup atom-atom nonkarbon dalam struktur cincinnya; dan polimer, molekul rantai panjang gugus berulang.
Pembeda antara kimia organik dan anorganik adalah ada/tidaknya ikatan karbon-hidrogen. Sehingga, asam karbonat termasuk anorganik, sedangkan asam format, asam lemak pertama, organik.
Nama "organik" merujuk pada sejarahnya, pada abad ke-19, yang dipercaya bahwa senyawa organik hanya bisa dibuat/disintesis dalam tubuh organisme melalui vis vitalis - "life-force".
Kebanyakan senyawaan kimia murni dibuat secara artifisial.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sudah sejak zaman purba orang mengetahui bahwa tubuh makhluk hidup (manusia, tumbuhan, dan hewan) dapat menghasilkan berbagai macam zat. Gula pasir didapat dari batang tebu, dan gula merah dihasilkan dari pohon enau. Beras dan gandum dapat diuraikan oleh ragi menjadi alkohol. Bangsa Mesir kuno sudah mengenal formalin, suatu zat pengawet yang dihasilkan oleh semut. Orang Mesopotamia dahulu memperoleh zat-zat pewarna dari hewan molluska. Pupuk urea didapatkan dengan menguapkan air seni (urine) mamalia. Kini kita mengetahui bahwa fosil tumbuhan dan hewan yang terpendam berabad-abad dalam tanah dapat berubah menjadi minyak bumi.
Menjelang akhir abad ke 18, para ahli kimia membagi senyawa-senyawa menjadi dua kelompok :
a. Senyawa organik, yang dihasilkan oleh makhluk hidup (organisme)
b. Senyawa anorganik, yang dihasilkan oleh benda mati (kulit bumi atau udara)
Istilah organik dan anorganik ini diusulkan oleh Karl Wihem Scheele (1742 -1786) dari Swedia pada tahun 1780. Pada tahun 1807, Jons Jakob Berzelius (1779-1848) mengeluarkan teori bahwa senyawa-senyawa organik hanya dapat dibuat di dalam tubuh makhluk hidup dengan bantuan “daya hidup” (Vis Vitalis dalam bahasa Latin), sehingga senyawa organik tidak mungkin dapat dibuat dari senyawa anorganik di laboratorium. Oleh karena Berzelius dipandang sebagai ahli kimia terbesar pada saat itu, teorinya dianut oleh para ilmuwan lainnya tanpa ragu-ragu. Ternyata teori “daya hidup” itu tidak bertahan lama, dan akhirnya ditumbangkan oleh murid Berzelius sendiri, Friedrich Wohler (1800 -1882) dari Jerman. Pada tahun 1827, Wohler mereaksikan perak sianat dengan amonium klorida untuk membuat amonium sianat.
AgOCN + NH4Cl NH4OCN + AgCl(s)
Ketika Wohler menguapkan pelarut air untuk memperoleh kristal padat amonium sianat, ternyata pemanasan yang terlalu lama menyebabkan amonium sianat berubah menjadi urea !. NH4OCN à (NH2)2CO
Penemuan Wohler itu menggemparkan dunia ilmu kimia, sebab urea (senyawa organik) dapat dibuat dari amonium sianat (senyawa anorganik), atau sebagaimana bunyi surat Wohler kepada Berzelius tertanggal 22 Februari 1828 : “ Saya mampu membuat urea dalam tabung reaksi tanpa bantuan ginjal hewan atau manusia
Organik versus Anorganik - Buku kimia kelas 1 SMA
oleh Bpk Ganggeng Kanyoet, Yogya
G. PEMBAHASAN
1. Uji Unsur-Unsur Yang Terkandung Dalam Senyawa Organik
a. Unsur-unsur yang terdeteksi pada pembakaran senyawa organik
Dengan memasukan 2 ml etanol dalam krus, kemudian bakarlah etanol tersebut dengan api kecil. Dimana etanol cepat menguap karena etanol sifatnya volatil kemudian mengambil beaker 250 ml dan mengisi dengan air yang dingin. Keringkan bagian bawah luar dan sisi luar beaker tersebut. Peganglah beaker diatas alkohol yang sedang terbakar kemudian diamati.
Memasukan beberapa mililiter air kapur dalam sebuah tabung reaksi atau beaker kecil. Mencelupkan batang pengaduk kaca dalam air kapur tersebut sedemikian sehingga tertinggal satu tetes air kapur jernih pada ujung pengaduk. Menempatkan ujung pengaduk kira-kira 2 cm diatas nyala etanol yang sedang terbakar, kemudian mengamati perubahan yang terjadi pada air kapur.
b.Uji Beilstein
Memasukan salah satu ujung kawat tembaga tersebut kenyala api, sampai tidak timbul warna. Setelah dingin, mencelupkan ujung kawat tersebut kesalah satu larutan diatas, kemudian masukan kenyala api. Kemudian mengamati perubahan warna yang terjadi. Dan menguji air ludah yang telah terkumpul dalam sebuah beaker kecil. Mencatat pengamatan dan kesimpulan kemudian mengusapkan kawat tembaga yang dingin dan bersih ke tangan kemudian masukan kenyala api, uji ini akan berhasil bila tangan berkeringat.
Gambar : tembaga dipanaskan
1.Perbedaan Sifat Senyawa Organik Dan Anorganik
a.Perbedaan yang teramati pada pemanasan
Meletakan sebuah cawan penguapan pada kawat kasa diatas kaki tiga. Pada salah satu bagian cawan penguapan, meletakan beberapa kristal NaCl. Pada bagian lain meletakan beberapa kristal sukrosa. Mula-mula panaskan perlahan-lahan, kemudian panaskan dengan cepat sampai cawan merah membara. Dinginkan, kemudian mengamati perubahan NaCl dan sukrosa tersebut. Mengeluarkan NaCL dari cawan kemudian panaskan dengan kuat residu sukrosa sampai habis.
b.Perbedaan ionisasi
Memasukan 2 ml larutan natrium klorida 0,1 M dalam sebuah tabung reaksi. Pada tabung yang lain, memasukan kloroform dengan jumlah yang sama. Dan menambahkan 3 tetes larutan perak nitrat 1% kedalam masing-masing tabung. Dimana dalam tabung reaksi adanya perubahan secara fisik yang dapat dilihat dan itu menandakan adanya ion klorida yang dihasilkan dari proses pencampuran.
H.KESIMPULAN
Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Studi mengenai senyawaan organik disebut kimia organik. Banyak di antara senyawaan organik, seperti protein, lemak, dan karbohidrat, merupakan komponen penting dalam biokimia.
Di antara beberapa golongan senyawaan organik adalah senyawa alifatik, rantai karbon yang dapat diubah gugus fungsinya; hidrokarbon aromatik, senyawaan yang mengandung paling tidak satu cincin benzena; senyawa heterosiklik yang mencakup atom-atom nonkarbon dalam struktur cincinnya; dan polimer, molekul rantai panjang gugus berulang.
Pembeda antara kimia organik dan anorganik adalah ada/tidaknya ikatan karbon-hidrogen. Sehingga, asam karbonat termasuk anorganik, sedangkan asam format, asam lemak pertama, organik.
Nama "organik" merujuk pada sejarahnya, pada abad ke-19, yang dipercaya bahwa senyawa organik hanya bisa dibuat/disintesis dalam tubuh organisme melalui vis vitalis - "life-force".
Kebanyakan senyawaan kimia murni dibuat secara artifisial.
I. DAFTAR PUSTAKA
Team teaching prak. Kimia Organik. 2008. Modul Praktikum. Gorontalo: UNG
Herbert Meislich, Jacob Sharefkin; translated by : A.F. Edy Suryatno, S.T.
Organik versus Anorganik - Buku kimia kelas 1 SMA
oleh Bpk Ganggeng Kanyoet, Yogya
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Inorganic chemistry dari Wikipedia berbahasa Inggris
0 komentar:
Posting Komentar