Selasa, 13 Juli 2010

Defenisi Kromatografi

Analisis senyawa obat baik dalam bahan ruahan (bulk], dalam sedia-an farmasi, maupun dalam cairan biologis dengan metode kroma­tografi dapat ditilik balik pada awal tahun 1920-an. Pada tahun 1955-an, metode Kromatografi kertas secara menaik (ascending) dan menurun (descending) telah muncul pada berbagai Farmakope untuk analisis pro-duk-produk obat. Edisi Farmakope lanjut mulai menggunakan metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dan kromatografi gas (KG) untuk analisis obat0'. Saat ini, metode kromatografi merupakan metode utama yang digunakan untuk analisis obat dalam Farmakope.

Kromatografi merupakan suatu proses pemisahah yarig mana ana-lit-analit dalam sampel terdistribusi antara 2 fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam dapat berupa bahan padat atau porus dalam bentuk molekul kecil, atau dalam bentuk cairan yang dilapiskan pada pendukung padat atau dilapisakan pada dinding kolom. Fase gerak dapat berupa gas atau cairan. Jika gas digunakan sebagai fase gerak, maka prosesnya dikenal sebagai kromatografi gas. Dalam kromatografi cair dan juga kromatografi lapis tipis, fase gerak yang digunakan selalu cair. Kromatografi merupakan teknik analisis yang paling sering diguna-kan dalam analisis sediaan farmasetik. Suatu pemahaman terhadap pa­rameter-parameter yang berpengaruh terhadap kinerja kromatografi akan meningkatkan sistem kromatografi sehingga akan dicapai suatu pemisahan yang baik01.

Sumber :
Rohman, Abdul. 2009. Kromatigrafi Untuk Analisis Obat. Yogyakarta: Graha Ilmu.

0 komentar:

Posting Komentar