Selasa, 12 Oktober 2010

Ekstraksi


Ragam ekstraksi yang tcpat sudah tentu bergantung pada tckstur dan kandungan air bahan tumbuhan yang diekstraksi dan pada jenis senyawa yang diisolasi. Umumnya kita perlu 'membunuh' jaringan tumbuhan untuk mencegah terjadinya oksidasi cnzim atau hidrolisis. Mencemplungkan jaringan daun segar atau bunga, bila perlu dipotong-potong, ke dalam etanol mendidih adalah suatu cara yang baik untuk mencapai tujuan itu. Alkohol, bagaimana pun juga adalah pelarut serba guna yang baik untuk ekstraksi pcndahuluan. Selanjutnya, bahan dapat dimaserasi dalam suatu pelumat, lalu disaring. Tetapi hal ini hanya betul-betui diperlukan bila kita ingin mengekstraksi habis. Bila mengisolasi senyawa dari jaringan hijau, keberhasilan ekstraksi dengan alkohol berkaitan langsung dengan seberapa jauh klorofil tertarik oleh pelarut itu. Bila ampas jaringan, pada ekstraksi ulang, sama sekali tak berwama hijau lagi, dapat dianggap semua senyawa berbobot molekul rendah telah terekstraksi.
Prosedur klasik untuk memperoleh kandungan senyawa organik dari jaringan tumbuhan kering (galih, biji kering, akar, daun) ialah dengan mengekstraksi-sinambung serbuk bahan dengan alat Soxhiet dengan menggunakan sederetan pelarut 'secara berganti-ganti, mulai dengan eter, lalu eter minyak bumi, dan kloroform (untuk memisahkan lipid dan terpenoid). Kemudian digunakan alkohol dan etil asetat (untuk senyawa yang lebih polar). Metode ini berguna bila kita bekerja dengan skala gram. Tetapi jarang sekali kita mencapai pemisahan kandungan dengan sempurna, dan senyawa yang sama mungkin saja terdapat (dalam perbandingan yang berbeda) dalam beberapa fraksi.
Ekstrak yang diperoleh dijernihkan dengan penyaringan mengguna­kan 'celite' dan pompa air, lalu dipekatkan dalam hampa. Sekarang hal ini biasanya dilakukan dalam penguap putar yang akan memekat-kan larutan menjadi volume kecil tanpa terjadi percikan pada suhu antara 30 dan 40°C. Ekstraksi kandungan atsiri dari tumbuhan memerlukan tindakan pencegahan khusus, dan ini dibahas kemudian dalam bab3,h. 131.
Pada prosedur ekstraksi terdapat jalan pintas yang dapat dipelajari dari pengalaman. Misalnya, bila mengisolasi kandungan dari jaringan daun, yang larut dalam air, seharusnya lipid dihilangkan pada tahap dini sebelum pemekatan, yaitu dengan mencuci ekstrak berulang-ulang dengan eter minyak bumi. Kenyataannya, bila ekstrak etanol diuapkan dengan penguap putar, hampir semua klorofil dan lipid melekat pada dinding labu. Dengan keterampilan, pemekatan dapat dilakukan tepat sampai suatu saat tertentu sehingga larutan air yang pekat dapat dipipet hampir tanpa mengandung cemaran lemak.
Ekstrak yang pekat mungkin mengkristal bila dibiarkan. Bila hal ini terjadi, ekstrak harus disaring dan keseragamannya diuji dengan kromatografi dengan menggunakan beberapa pengembang (lihat bagian berikut).
Bila terdapat senyawa tunggal, kristal dapat dimurnikan dengan pengkristalan kembali, dengan demikian bahan tersedia untuk analisis lebih lanjut. Kebanyakan kristal tersebut berupa campuran sehingga perlu dilarutkan kembali dalam pelarut yang sesuai dan kandungan-nya dipisahkan dengan cara kromatografi. Banyak juga senyawa yang tetap berada dalam cairan induk, dan ini pun harus difraksinasi dengan kromatografi. Sebagai tindakan pencegahan baku untuk men­cegah kehilangan senyawa, ekstrak pekat harus disimpan dalam lemari es dan ditambahi sesepora toluena untuk mencegah pertum-buhan jamur.                
Bila kita menelaah profil fitokimia lengkap dari suatu jenis tumbuhan, maka sebelum di kromatografi, ekstrak kasar perlu difraksinasi
untuk memisahkan golongan utama kandungan yang satu dari golongan utama yang lainnya. Suatu prosedur berdasarkan perbedaan kepolaran yang dapat digunakan pada tumbuhan yang mengandung alkaloid ditunjukkan pada gambar 1.1. J umlah dan jenis senyawa yang dapat dipisahkan menjadi fraksi yang berbeda sudah tentu berbeda, bergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, prosedur tersebut harus dimodifikasi bila kita menelaah senyawa labil.

Sumber :
J.B. Harborne. 2006. Metode Fitokimia.Bandung (terbitan kedua): ITB

0 komentar:

Posting Komentar