Selasa, 27 April 2010

Pengaruh Motivasi Belajar Dan Metode Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Kimia Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Gorontalo Pada Pelajaran Hidrokarbon

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang (UUPN No. 2 1989, pasal 1). Sehingga dalam mengemban tugasnya guru dituntut dapat mendidik, mengajar dan melatih agar penguasaan konsep lebih tertanam ( kamus besar bahasa indonesia, 2003).
Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan pembaharuan dalam segala unsur-unsur yang mendukung pendidikan. Adapun unsur tersebut adalah siswa, guru, alat dan metode, materi dan lingkungan pendidikan (kamus besar bahasa Indonesia, 2003). Semua unsur tersebut saling terkait dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Perkembangan dunia pendidikan dari tahun ke tahun mengalami perubahan seiring dengan tantangan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di era global. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh bangsa kita adalah masih rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenjang. Banyak hal yang telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualitas guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat pelajaran serta perbaikan sarana dan prasarana pendidikan. Namun demikian mutu pendidikan yang dicapai belum seperti apa yang diharapkan. Perbaikan yang telah dilakukan pemerintah tidak akan ada artinya jika tanpa dukungan dari guru, orang tua, siswa, dan masyarakat. Berbicara tentang mutu pendidikan tidak akan lepas dengan proses belajar mengajar. Di mana dalam proses belajar mengajar guru harus mampu menjalankan tugas dan peranannya. SMA Negeri 3 Gorontalo sebagai salah satu sekolah yang bertaraf internasional. Di SMA Negeri 3 Gorontalo sendiri prestasi belajar kimia pada siswa kelas X belum membuahkan hasil yang diharapkan. Siswa masih menemui kesulitan-kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal kimia. Hal ini terlihat dari observasi awal yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan hasil ulangan per kompetensi untuk mata pelajaran kimia yang masih belum mencapai hasil yang maksimal. Rata-rata nilai ulangan masih di bawah 75,00.
Nilai yang memenuhi standar ketuntasan yang ditetapkan oleh SMA Negeri 3 Gorontalo adalah sebesar 75,00. Jadi hanya terdapat 43% siswa yang telah memenuhi standar ketuntasan sedangkan sisanya 57% siswa belum tuntas. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya adalah perubahan jenjang dari siswa SMP menuju SMA dimana waktu masih duduk di SMP belum mendapatkan pelajaran kimia. Keberhasilan seorang siswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belajar siswa yang bersangkutan. Di dalam pendidikan siswa akan dinilai keberhasilannya melalui tes hasil belajar. Hasil yang diharapkan adalah prestasi belajar yang baik karena setiap orang menginginkan prestasi yang tinggi, baik siswa, guru, sekolah, maupun orang tua hingga masyarakat. Namun antara siswa satu dengan siswa yang lainnya berbeda dalam pencapaian prestasi belajar. Ada yang mampu mencapai prestasi yang tinggi, namun ada juga siswa yang rendah prestasi belajarnya. Bagi siswa sendiri prestasi belajar kimia sangat penting, agar siswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangannya terutama dalam belajar kimia sehingga dapat membuat perencanaan studi kelanjutannya.

Adanya perbedaan prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam individu seperti kecerdasan, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan. Sedangkan faktor eksternal adalah semua faktor yang bersumber dari luar seperti lingkungan. Lingkungan ini terdiri dari tiga yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. Lingkungan sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah dan lain-lain. Sedangkan lingkungan masyarakat meliputi keadaan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat (slameto, 2003).
Berkaitan dengan proses interaksi belajar mengajar ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain adalah motivasi belajar dan metode pembelajaran. Motivasi belajar merupakan salah satu faktor internal yang cukup penting dalam proses belajar mengajar. Motivasi diperlukan untuk menumbuhkan minat terhadap pelajaran yang diajarkan oleh guru. Sedangkan metode pembelajaran juga salah satu faktor yang menentukan berhasil tidaknya proses belajar mengajar, dengan metode yang tepat secara otomatis akan mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Sehingga kedua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar (slameto, 2003)
Belajar adalah salah satu kegiatan yang membutuhkan motivasi (sardiman, 2006). Karena motivasi adalah tenaga yang menggerakan dan mengarahkan seseorang. Namun, pada kenyataannya, Siswa terlihat belum termotivasi untuk mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru. Hal ini dapat dilihat dari cara belajar siswa,dimana ada siswa yang bersemangat dan ada juga yang malas. Dengan menggerakan motivasi belajar dapat mendorong pencapaian prestasi belajar siswa secara optimal.
Selain siswa unsur yang penting dalam kegiatan pembelajaran adalah guru. Di tangan gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya penyampaian tujuan belajar. Menurut pengamatan peneliti pada saat PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) siswa cenderung kurang bersemangat ketika guru memberikan pelajaran. Semua itu terlihat dengan adanya sikap beberapa siswa yang kurang antusias dalam mengerjakan soal-soal kimia. Siswa kurang bersemangat untuk mengerjakan karena proses belajar mengajar terasa monoton. Metode pembelajaran yang diberikan kurang bervariasi sehingga timbul kebosanan pada siswa. Suasana kelas terlihat kurang hidup karena siswa menjadi pasif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar yang diberikan guru. Sehingga dibutuhkan strategi metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa.
Pemilihan dan penggunaan metode yang tepat sesuai dengan tujuan kompetensi sangat diperlukan. Karena metode adalah cara yang digunakan oleh guru untuk mengadakan hubungan dengan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Untuk itu guru sebagai pengarah dan pembimbing tidak hanya pandai dalam memilih metode pembelajaran namun usaha guru-guru untuk mengoptimalkan komponen pembelajaran diperlukan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar. Dimana pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang membutuhkan kecermatan dan ketelitian sehingga metode yang digunakan harus sesuai agar mendapatkan hasil yang maksimal. Pengembangan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan menjadi kendala untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Masalah yang timbul bagi siswa adalah bagaimana cara belajar yang efektif yaitu sesuai dengan teknik belajar yang standar dengan berlatih melatih otaknya untuk belajar terus dengan keteraturan, bagaimana melakukan penyesuaian dengan guru dan bagaimana menimbulkan kebiasaan teratur sehingga mencapai prestasi belajar yang optimal.
Berdasarkan pengamatan tersebut di atas peneliti mengangkat masalah ini ke dalam skripsi dengan judul “Pengaruh Motivasi Belajar Dan Metode Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Kimia Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Gorontalo Pada Pelajaran Hidrokarbon”.


1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah:
1.Apakah terdapat pengaruh antara motivasi belajar dan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar kimia pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Gorontalo pada materi Hidrokarbon?
2.Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar kimia pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Gorontalo pada materi Hidrokarbon?
3.Apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar kimia pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Gorontalo pada materi Hidrokarbon?

1.3 Penegasan Istilah
Judul yang dikemukakan oleh peneliti terdapat istilah-istilah yang perlu dijelaskan agar tidak terjadi salah penafsiran atau salah pengertian, oleh karena itu penulis akan membatasi istilah-istilah tersebut sehingga pembaca dapat mengerti apa yang dimaksudkan peneliti. Adapun istilah yang perlu ditegaskan adalah:
1.Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan yang memberikan arah kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2006).
Motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah motivasi siswa dalam belajar kimia, baik dalam penyerapan materi yang telah diberikan oleh guru sampai pada penerapan ilmu dengan menyelesaikan soal-soal kimia.
2.Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur (Ahmadi, 1997).
Metode pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode-metode yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi kimia.
3.Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003).
Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil yang dicapai siswa pada mata pelajaran kimia yang dapat diketahui dari nilai ulangan per kompetensi dan sejauh mana keberhasilan terhadap materi yang diterima.

1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk:
1.Mengetahui pengaruh antara motivasi belajar dan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar kimia pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Gorontalo pada materi Hidrokarbon.
2.Mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar kimia pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Gorontalo pada materi Hidrokarbon.
3.Mengetahui pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar kimia pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Gorontalo pada materi Hidrokarbon.

1.5 Manfaat Penelitian
1.Manfaat Teoritis
Memberikan masukan dalam rangka penyusunan teori dan konsep-konsep baru terutama untuk mengembangkan bidang ilmu pendidikan khususnya ilmu kimia.
2.Manfaat Praktis
a)Bagi Siswa
Diharapkan siswa selalu meningkatkan motivasi belajar kimia pada khususnya.
b)Bagi Guru
Mendorong guru untuk menciptakan proses belajar mengajar yang bisa menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap kimia dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan efektif dalam penyampaian materinya
c)Bagi Sekolah
Sekolah dapat lebih meningkatkan kualitas proses belajar mengajar untuk keseluruhan mata pelajaran pada umumnya.
d)Bagi Peneliti
Merupakan wahana latihan pengembangan ilmu pengetahuan melalui kegiatan penelitian



BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Tinjauan Prestasi Belajar kimia
2.1.1 Hakekat Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Perubahan perilaku terjadi karena didahului oleh proses pengalaman. Dari pengalaman yang satu ke pengalaman yang lain akan menyebabkan proses perubahan. Perubahan ini tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan tetapi juga kecakapan, ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri. "Belajar tidak hanya mata pelajaran, tetapi juga penyusunan, kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan lain dan cita-cita" (Hamalik, 2002). Dengan demikian seseorang dikatakan belajar apabila terjadi perubahan pada diri orang yang belajar akibat adanya latihan dan pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan.
Belajar kimia berbeda dengan belajar mata pelajaran yang lainnya. Karena dalam belajar kimia membutuhkan ketelitian, ketekunan, dan ketrampilan dalam bentuk latihan yang kontinyu. Latihan merupakan cara belajar yang tepat karena memiliki andil yang cukup besar dalam mempelajari kimia sehingga mencapai hasil belajar yang optimal.

2.1.2 Ciri-ciri Belajar
Menurut Djamarah (2002) belajar adalah perubahan tingkah laku. Ciri –ciri belajar tersebut adalah sebagai berikut :
1.Belajar adalah perubahan yang terjadi secara sadar.
2.Perubahan dalam belajar bersifat fungsional.
3.Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
4.Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara.
5.Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.
6.Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Menurut aliran Humanis bahwa setiap orang menentukan sendiri tingkah lakunya. Orang bebas memilih sesuai dengan kebutuhannya. Tidak terikat pada lingkungan. Hal ini sesuai dengan Wasty Sumanto yang dikutip dari Darsono (2000) bahwa tujuan pendidikan adalah membantu masing-masing individu untuk mengenal dirinya sendiri sebagai manusia yang unik dan membantunya dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri masing-masing.
Menurut pandangan dan teori Konstruktivisme belajar merupakan proses aktif dari si subyek belajar untuk merekonstruksi makna, sesuatu entah tes, kegiatan dialog, pengalaman fisik dan lain-lain (Sardiman, 2006). Sedangkan menurut paul suparno dikutip oleh sardiman (2006) Belajar merupakan proses mengasimilasi dan menghubungkan dengan pengalaman atau bagian yang dipelajarinya dari pengertian yang dimiliki sehingga pengertiannya menjadi berkembang. Sehubungan dengan hal itu, ada beberapa ciri atau prinsip dalam belajar yang dijelaskan sebagai berikut:
1.Belajar mencari makna. Makna diciptakan siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami.
2.Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus.
3.Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan tetapi perkembangan itu sendiri.
4.Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subyek belajar dengan dunia fisik dengan lingkungannya.
5.Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui si subyek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang telah dipelajari.
Berdasarkan ciri-ciri yang disebutkan di atas, maka proses mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa tetapi suatu kegiatan yang memungkinkan siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya dan menggunakan pengetahuan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu guru sangat dibutuhkan untuk membantu belajar siswa sebagai perwujudan perannya sebagai mediator dan fasilitator.

2.1.3 Prinsip-prinsip Belajar
Untuk melengkapi berbagai pengertian dan makna belajar, perlu dikemukakan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan belajar. Menurut Slameto (2003) seorang guru atau calon guru perlu mengetahui prinsip-prinsip belajar yaitu prinsip-prinsip belajar yang harus dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda dan oleh setiap siswa secara individual.


Beberapa prinsip belajar yang perlu diketahui antara lain:
1. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
a)Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.
b)Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
c)Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.
d)Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
2. Sesuai hakikat belajar
a)Belajar itu proses kontinyu maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya.
b)Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.
c)Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan.
3. Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari
a)Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.
b)Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapai.
4. Syarat keberhasilan belajar
a)Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.
b)Repetisi, dalam belajar mengajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian / ketrampilan / sikap itu mendalam pada siswa.

2.1.4 Teori-teori Belajar
Menurut Sardiman (2006) selama perkembangan sejarah psikologi, kita banyak sekali mengenal aliran psikologi. Setiap aliran tersebut mempunyai pandangan sendiri mengenai belajar. Berikut ini adalah beberapa teori tentang belajar:
1. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya
Menurut teori ini, jiwa manusia terdiri dari bermacam-macam daya. Masing- masing daya dapat dilatih dalam rangka untuk memenuhi fungsinya. Untuk melatih daya itu dapat digunakan berbagai cara atau bahan. Misalkan untuk melatih daya ingat dalam belajar dengan menghafalkan kata-kata atau angka, istilah-istilah asing.
2. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt
Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagian-bagian/unsur. Sehingga dalam kegiatan belajar berawal dari pengamatan. Pengamatan itu penting dilakukan secara menyeluruh. Sehingga berdasarkan teori ini mudah atau sukarnya suatu pemecahan masalah tergantung pada pengamatan. Menurut aliran teori ini, seseorang belajar jika mendapatkan insight. Insight ini diperoleh kalau seseorang melihat hubungan tertentu antara berbagai unsur dalam situasi tertentu. Dari aliran ilmu jiwa Gestalt memberikan beberapa prinsip yang penting, antara lain:
a.Manusia bereaksi dengan lingkungannya secara keseluruhan, tidak hanya secara intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional, sosial dan sebagainya.
b.Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan.
c.Manusia berkembang secara keseluruhan sejak dari kecil sampai dewasa, lengkap dengan segala aspek-aspeknya.
d.Belajar adalah perkembangan ke arah diferensiasi yang lebih luas.
e.Belajar hanya berhasil apabila tercapai kematangan untuk memperoleh insight.
f.Tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar, motivasi memberi dorongan yang menggerakkan seluruh organisme.
g.Belajar akan berhasil kalau ada tujuan.
h.Belajar merupakan suatu proses bila seseorang itu aktif, bukan ibarat suatu bejana yang diisi.
3. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi
Ilmu jiwa asosiasi berprinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri dari penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Dari aliran ini ada dua teori yang terkenal yakni:
a. Teori Konektionisme
Teori ini mengatakan belajar adalah pembentukan hubungan antara stimulus dan respon, antara aksi dan reaksi. Antara stimulus dan respon ini akan terjadi suatu hubungan yang erat kalau sering dilatih. Berkat latihan yang terus menerus, hubungan antara stimulus dan respon itu akan terbiasa, otomatis.
b. Teori Conditioning
Teori ini mengemukakan bahwa seseorang akan melakukan sesuatu kebiasaan karena adanya suatu tanda. Kondisi yang diciptakan merupakan syarat memunculkan refleks bersyarat.

4. Teori Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita itu adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Secara sederhana konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan kita merupakan konstruksi dari kita yang mengetahui sesuatu. Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan, melainkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang sedang mempelajarinya. Jadi seseorang yang belajar itu membentuk pengertian.
Bettencourt dalam Sardiman (2006) menyimpulkan bahwa konstruktivisme tidak bertujuan mengerti hakikat realitas tetapi lebih hendak melihat bagaimana proses kita menjadi tahu tentang sesuatu. Jadi menurut teori konstruktivisme, belajar adalah kegiatan yang aktif dimana si subjek belajar membangun sendiri pengetahuannya. Subjek belajar juga mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari.
5. Teori belajar dari R. Gagne
Dalam masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi:
a.Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
b.Belajar adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi. Gagne mengatakan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi lima kategori yang disebut dengan the domainds of learning yaitu sebagai berikut ini:
1)Keterampilan motoris (motor skill)
Dalam hal ini perlu koordinasi dari berbagai gerakan badan misalnya melempar bola, main tenis, mengemudi mobil dan sebagainya.
2)Informasi verbal
Orang dapat menjelaskan sesuatu dengan berbicara, menulis, menggambar, dalam hal ini dapat dimengerti bahwa untuk mengatakan sesuatu perlu intelegensi.
3)Kemampuan intelektual
Manusia mengadakan interaksi dengan dunia luar dengan simbol-simbol. Kemampuan belajar dengan cara inilah yang disebut dengan “kemampuan intelektual”.
4)Strategi kognitif
Strategi kognitif merupakan organisasi keterampilan yang internal (internal organized skill) yang perlu untuk belajar mengingat dan berpikir. Kemampuan ini berbeda dengan kemampuan intelektual, karena ditujukan ke dunia luar dan tidak dapat dipelajari hanya dengan berbuat satu kali serta memerlukan perbaikan-perbaikan terus menerus.
5)Sikap
Kemampuan ini tak dapat dipelajari dengan ulangan-ulangan, tidak tergantung atau dipengaruhi oleh hubungan verbal seperti halnya domain yang lain. Sikap ini penting dalam proses belajar, tanpa kemampuan ini belajar tak akan berhasil dengan baik.
Berdasarkan teori-teori belajar yang dijelaskan di atas teori yang sesuai dengan motivasi adalah teori belajar menurut R. Gagne yang menyebutkan bahwa belajar adalah proses untuk memperoleh motivasi. Sedangkan teori yang sesuai dengan faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi yang sedang dikaji oleh peneliti yaitu metode pembelajaran adalah teori konstruktivisme. Teori ini meyebutkan bahwa proses belajar mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke subjek belajar/siswa, tetapi suatu kegiatan yang memungkinkan subjek belajar merekonstruksi pengetahuannya. Mengajar adalah bentuk partisipasi dengan subjek belajar dalam membentuk pengetahuan dan membuat makna, mencari kejelasan dan membentuk justifikasi. Karena itu guru mempunyai peran yang penting sebagai mediator dan fasilitator untuk membantu optimalisasi belajar siswa dengan cara menggunakan metode-metode mengajar yang tepat.

2.1.5 Pengertian Prestasi Belajar Kimia
"Belajar adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik, maupun sikap" (Darsono, 2000). Ketiga aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Oleh karena itu dalam kegiatan belajar mengajar harus berjalan secara efektif agar mampu mempengaruhi hasil belajar siswa. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003). Prestasi belajar adalah bukti keberhasilan dari seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari sesuatu. Sedangkan menurut Tu’u (2004) prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Prestasi belajar kimia merupakan hasil belajar yang telah dicapai pada mata pelajaran kimia yang ditunjukkan dari nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru kimia. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar kimia merupakan hasil yang telah dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajar yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai dari hasil evaluasi yang diberikan oleh guru kimia.

2.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Slameto (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ada dua macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal
1. Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar seperti:
a. Faktor Jasmaniah, meliputi
Faktor kesehatan
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan orang terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk, kurang darah atau gangguan fungsi alat indera.
Cacat tubuh
Cacat tubuh ini dapat berupa buta, tuli, patah kaki dan patah tangan.
b. Faktor Psikologis, meliputi
Intelegensi
Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Siswa yang mempunyai intelegensi tinggi dapat berhasil dengan baik dalam belajarnya dikarenakan belajar dengan menerapkan metode belajar yang efisien. Sedangkan yang mempunyai intelegensi rendah perlu mendapatkan pendidikan khusus.
Perhatian
Perhatian menurut Ghazali yang dikutip oleh Slameto (2003) adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek benda/hal atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya.
Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar.


Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.
Motivasi
Seseorang akan berhasil dalam belajarnya bila mempunyai penggerak atau pendorong untuk mencapai tujuan. Penggerak atau pendorong inilah yang disebut dengan motivasi.
Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Belajar akan berhasil bila anak sudah siap (matang).
Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan respon atau bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar karena jika siswa sudah memiliki kesiapan dalam belajar maka hasil belajarnya akan lebih baik.
c. Faktor Kelelahan
Kelelahan dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglai, sedangkan kelelahan rohani terlihat dengan kelesuan dan kebosanan.
2. Faktor Eksternal
Keadaan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan utama dalam proses belajar. Keadaan yang ada dalam keluarga mempunyai pengaruh yang besar dalam pencapaian prestasi belajar misalnya cara orang tua mendidik, relasi anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua.
Keadaan sekolah
Lingkungan sekolah adalah lingkungan di mana siswa belajar secara sistematis. Kondisi ini meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, metode belajar dan fasilitas yang mendukung lainnya.
Keadaan masyarakat
Siswa akan mudah kena pengaruh lingkungan masyarakat karena keberadaannya dalam lingkungan tersebut. Kegiatan dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, lingkungan tetangga merupakan hal-hal yang dapat mempengaruhi siswa sehingga perlu diusahakan lingkungan yang positif untuk mendukung belajar siswa.
Dari berbagai faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa maka peneliti mengkaji motivasi belajar dan metode pembelajaran.

2.2 Motivasi Belajar
2.2.1 Pengertian Motivasi
Melakukan perbuatan mengajar secara relatif tidak semudah melakukan kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu yang mendorong kegiatan belajar agar semua tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Hal tersebut adalah adanya motivasi. Menurut Whittaker yang dikutip Darsono (2000) motivasi adalah suatu istilah yang sifatnya luas yang digunakan dalam psikologi yang meliputi kondisi-kondisi atau keadaan internal yang mengaktifkan atau memberi kekuatan pada organisme dan mengarahkan tingkah laku organisme mencapai tujuan. Sedangkan menurut Winkel motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif pada saat-saat melakukan percobaan, sedangkan motif sudah ada dalam diri seseorang jauh sebelum orang itu melakukan suatu perbuatan. Menurut Nasution (2000) motivasi adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Dalam psikologi motivasi diartikan sebagai suatu kekuatan yang terdapat dalam diri manusia yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya untuk melakukan kegiatan. Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004), motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. "Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan yang memberikan arah kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai" (Sardiman, 2006). Sedangkan menurut Mc. Donald yang dikutip oleh Sardiman (2006) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Jadi dalam penelitian ini motivasi belajar diartikan sebagai dorongan yang ada dan timbul dalam diri siswa untuk belajar atau meningkatkan pengetahuan serta pemahaman kimianya.
Sesuai dengan pengertian motivasi yang dijelaskan di atas, bahwa tidak perlu dipertanyakan lagi pentingnya motivasi bagi siswa dalam belajar. Di dalam kenyataan motivasi belajar tidak selalu timbul dalam diri siswa. Ada sebagian siswa yang mempunyai motivasi tinggi namun ada juga yang rendah motivasinya. Oleh karena itu seorang guru harus bisa membangkitkan motivasi yang terdapat dalam diri siswa agar dapat mencapai tujuan belajar. Bagi siswa yang sudah mempunyai motivasi, guru bertugas untuk meningkatkan motivasinya, jika guru dapat membangun motivasi siswa terhadap pelajaran yang diajarkan, diharapkan seterusnya siswa akan meminati pelajaran tersebut.

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
Menurut sardiman (2006) dalam proses belajar motivasi dapat tumbuh maupun hilang atau berubah dikarenakan adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya. Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu:
1.Cita-cita atau Aspirasi
Cita-cita disebut juga aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai. Penentuan target ini tidak sama bagi semua siswa. Aspirasi ini bisa bersifat positif dan negatif, ada yang menunjukkan keinginan untuk mendapatkan keberhasilan tapi ada juga yang sebaliknya. Taraf keberhasilan biasanya ditentukan sendiri oleh siswa dan berharap dapat mencapainya.
2.Kemampuan Belajar
Dalam kemampuan belajar ini, taraf perkembangan berfikir siswa menjadi ukuran. Jadi siswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi biasanya lebih termotivasi dalam belajar.
3.Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar berhubungan dengan kondisi fisik dan kondisi psikologis. Biasanya kondisi fisik lebih cepat terlihat karena lebih jelas menunjukkan gejalanya daripada kondisi psikologis. Kondisi-kondisi tersebut dapat mengurangi bahkan menghilangkan motivasi belajar siswa.
4.Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiga lingkungan ini sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.
5.Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali, khususnya kondisi-kondisi yang sifatnya kondisional.
6.Upaya Guru Membelajarkan Siswa
Guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi sampai dengan mengevaluasi hasil belajar siswa. Upaya tersebut berorientasi pada kepentingan siswa diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar.

2.2.3 Ciri-ciri motivasi belajar
Menurut Sardiman (2006) bahwa motivasi yang ada dalam diri seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2.Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).
3.Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk sukses).
4.Mempunyai orientasi ke masa depan.
5.Lebih senang bekerja mandiri.
6.Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
7.Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
8.Tidak pernah mudah melepaskan hal yang sudah diyakini.
9.Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Apabila seseorang telah memiliki ciri-ciri motivasi di atas maka orang tersebut selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Selain itu siswa juga harus peka dan responsif terhadap masalah umum dan bagaimana memikirkan pemecahannya. Siswa yang telah termotivasi memiliki keinginan dan harapan untuk berhasil dan apabila mengalami kegagalan mereka akan berusaha keras untuk mencapai keberhasilan itu yang ditunjukkan dalam prestasi belajarnya. Dengan kata lain dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi maka seseorang yang belajar akan melahirkan prestasi belajar yang baik.

2.2.4 Bentuk-bentuk motivasi
Menurut Sardiman (2006) ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar di sekolah:


1.Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Bagi siswa angka-angka itu merupakan motivasi yang kuat. Sehingga yang biasa dikejar siswa adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.
2.Hadiah
Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi tetapi tidak selalu karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik perhatian bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat dalam pekerjaan tersebut.
3.Saingan atau kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat dijadikan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar
4.Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerima sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya.
5.Memberi ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Memberi ulangan seperti juga merupakan sarana motivasi.
6.Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan apalagi kalau terjadi kemajuan akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui grafik hasil belajar semakin meningkat maka ada motivasi dalam diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.
7.Pujian
Pujian ini merupakan suatu bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Dengan pujian yang tepat yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
8.Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.

9.Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik memang ada motivasi untuk belajar sehingga hasilnya akan baik.
10.Minat
Motivasi sangat erat hubungannya dengan minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepat kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat.
11.Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik olah siswa, merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang hendak dicapai, karena dirasa berguna dan menguntungkan maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

2.2.5 Jenis motivasi belajar
Menurut Sardiman (2006) ada berbagai jenis motivasi, yaitu:
1.Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Seorang siswa melakukan belajar karena didorong tujuan ingin mendapatkan pengetahuan, nilai dan keterampilan.
2.Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

2.2.6 Fungsi motivasi belajar
Menurut Sardiman (2006) bahwa motivasi selain berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi juga berfungsi sebagai berikut:
1.Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.
2.Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang telah dicapai.
3.Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan mana yang akan dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Dari pendapat beberapa ahli tersebut maka dapat dikemukakan indikator motivasi belajar dalam penelitian ini adalah:
1.Tekun menghadapi tugas
2.Keinginan untuk sukses
3.Suka bekerja keras
4.Berorientasi jauh ke depan

2.3 Metode Pembelajaran
2.3.1 Pengertian Metode Pembelajaran
Mengajar adalah suatu usaha yang sangat kompleks, sehingga sulit menentukan bagaimana sebenarnya mengajar yang baik. Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Sedangkan "pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik" (Darsono, 2000). Menurut Ahmadi (1997) dikutip oleh Yatik Hidayanti, metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain mengatakan bahwa metode pembelajaran merupakan teknik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual ataupun secara kelompok agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai media untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini mendorong seorang guru untuk mencari metode yang tepat dalam penyampaian materinya agar dapat diserap dengan baik oleh siswa. Mengajar secara efektif sangat bergantung pada pemilihan dan penggunaan metode mengajar.
2.3.2 Pemilihan dan Penentuan Metode
Dalam proses belajar mengajar guru harus selalu mencari cara-cara baru untuk menyesuaikan pengajarannya dengan situasi yang dihadapi. Metode-metode yang digunakan pun haruslah bervariasi untuk menghindari kejenuhan pada siswa. Namun metode yang bervariasi ini tidak akan menguntungkan bila tidak sesuai dengan situasinya. Baik tidaknya suatu metode pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor. Winarno Surakhmad dalam Djamarah mengatakan bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Anak didik
Di ruang kelas guru akan berhadapan dengan sejumlah anak dengan latar belakang kehidupan yang berlainan. Status sosial mereka juga bermacam-macam. Demikian juga dengan jenis kelamin serta postur tubuh. Pendek kata dari aspek fisik selalu ada perbedaan dan persamaan pada setiap anak didik. Sedangkan dari segi intelektual pun sama ada perbedaan yang ditunjukkan dari cepat dan lambatnya tanggapan anak didik terhadap rangsangan yang diberikan dalam kegiatan belajar mengajar. Aspek psikologis juga ada perbedaan yaitu adanya anak didik yang pendiam, terbuka, dan lain-lain. Perbedaan dari aspek yang disebutkan di atas mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang mana sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif dalam waktu yang relatif lama demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara operasional.
2. Tujuan yang akan dicapai
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat mempengaruhi penyeleksian metode yang harus digunakan. Metode yang dipilih guru harus sesuai dengan taraf kemampuan yang hendak diisi ke dalam diri setiap anak didik. Jadi metode harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
3. Situasi belajar mengajar
Situasi belajar mengajar yang diciptakan guru tidak selamanya sama. Maka guru harus memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan. Di waktu lain, sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan yang ingin dicapai oleh tujuan maka guru menciptakan lingkungan belajar secara berkelompok. Jadi situasi yang diciptakan mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.
4. Fasilitas belajar mengajar
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar.
5. Guru.
Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode. Apalagi belum memiliki pengalaman mengajar yang memadai. Tetapi ada juga yang tepat memilihnya namun dalam pelaksanaannya menemui kendala disebabkan labilnya kepribadian dan dangkalnya penguasaan atas metode yang digunakan. Sedangkan kriteria pemilihan metode menurut Slameto (1991) adalah:
a.Tujuan pengajaran, yaitu tingkah laku yang diharapkan dapat ditunjukkan siswa setelah proses belajar mengajar.
b.Materi pengajaran, yaitu bahan yang disajikan dalam pengajaran yang berupa fakta yang memerlukan metode yang berbeda dari metode yang dipakai untuk mengajarkan materi yang berupa konsep, prosedur atau kaidah.
c.Besar kelas (jumlah kelas), yaitu banyaknya siswa yang mengikuti pelajaran dalam kelas yang bersangkutan. Kelas dengan 5-10 orang siswa memerlukan metode pengajaran yang berbeda dibandingkan kelas dengan 50-100 orang siswa.
d.Kemampuan siswa, yaitu kemampuan siswa menangkap dan mengembangkan bahan pengajaran yang diajarkan. Hal ini banyak tergantung pada tingkat kematangan siswa baik mental, fisik dan intelektualnya.
e.Kemampuan guru, yaitu kemampuan dalam menggunakan berbagai jenis metode pengajaran yang optimal.
f.Fasilitas yang tersedia, bahan atau alat bantu serta fasilitas lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas pengajaran.
g.Waktu yang tersedia, jumlah waktu yang direncanakan atau dialokasikan untuk menyajikan bahan pengajaran yang sudah ditentukan. Untuk materi yang banyakakan disajikan dalam waktu yang singkat memerlukan metode yang berbeda dengan bahan penyajian yang relatif sedikit tetapi waktu penyajian yang relatif cukup banyak.
Ahmadi (1997) yang dikutip Yatik Hidayanti mengemukakan syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar adalah:
1.Metode mengajar harus dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar siswa.
2.Metode mengajar harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.
3.Metode mengajar harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya.
4.Metode mengajar harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).
5.Metode mengajar harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
6.Metode mengajar harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan.
7.Metode mengajar harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu kegiatan yang harus dilakukan adalah melakukan penentuan dan pemilihan metode. Suatu metode yang digunakan oleh guru untuk mengajar harus benar-benar dikuasai. Sehingga pada saat penggunaannya dapat menciptakan suasana interaksi edukatif. Untuk menghindari kejemuan dan berhentinya minat siswa terhadap pelajaran yang disampaikan maka hendaknya guru menggunakan metode yang bervariasi. Bahkan metode yang digunakan dapat menumbuhkan keinginan siswa untuk belajar secara mandiri dengan menggunakan teknik tersendiri. Di dalam kelas guru menyampaikan bahan pelajaran. Bahan pelajaran itu akan kurang memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar lebih lanjut bila penyampaiannya menggunakan strategi yang kurang tepat. Metode-metode yang dipilih dipergunakan berdasarkan manfaatnya, jadi seorang guru dikatakan kompeten bila ia memiliki khazanah cara penyampaian yang kaya dan memiliki kriteria yang akan digunakan untuk memilih cara-cara dalam menyajikan pengalaman belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar juga dibutuhkan alat bantu yang digunakan untuk menghilangkan verbalitas. Sehingga siswa lebih cepat menyerap materi yang telah disampaikan.
Metode pembelajaran yang diterapkan guru hendaknya dapat mewujudkan hasil karya siswa. Siswa dituntun untuk dapat berfikir kritis dan kreatif dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan ide-idenya. Pemilihan metode yang kurang tepat dengan sifat bahan dan tujuan pembelajaran menyebabkan kelas kurang bergairah dan kondisi siswa kurang kreatif. Sehingga dengan penerapan metode yang tepat dengan berbagai macam indikator tersebut dapat meningkatkan minat siswa pada bahan pelajaran yang disampaikan dan minat yang besar pada akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi yang akan diraihnya.
2.3.3 Macam-macam Metode Pembelajaran
Banyak macam metode pembelajaran yang dapat digunakan. Berikut ini adalah 9 macam metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dan diungkapkan peneliti antara lain:
1. Metode ceramah
Metode ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan (Ibrahim, 2003).
a. Kelebihan metode ceramah
1)Guru lebih menguasai kelas
2)Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas
3)Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar
4)Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya
5)Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik
b. Kelemahan metode ceramah
1)Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
2)Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) lebih besar menerima.
3)Membosankan bila selalu digunakan dan terlalu lama.
4)Sukar menyimpulkan siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya.
2. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat dua arah sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab.
a. Kelebihan metode tanya jawab
1)Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa.
2)Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk daya ingatan.
3)Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
b. Kelemahan metode tanya jawab
1)Siswa merasa takut bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani dengan menciptakan suasana yang tidak tegang.
2)Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa.
3)Sering membuang banyak waktu.
4)Kurangnya waktu untuk memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa.


3. Metode diskusi
Metode diskusi adalah bertukar informasi, berpendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih cermat tentang permasalahan atau topik yang sedang dibahas.
a. Kelebihan metode diskusi
1)Merangsang kreatifitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa dan terobosan baru dalam pemecahan masalah.
2)Mengembangkan sikap saling menghargai pendapat orang lain.
3)Memperluas wawasan.
4)Membina untuk terbiasa musyawarah dalam memecahkan suatu masalah.
b. Kelemahan metode diskusi
1)Membutuhkan waktu yang panjang.
2)Tidak dapat dipakai untuk kelompok yang besar.
3)Peserta mendapat informasi yang terbatas.
4)Dikuasai orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.
4. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang cukup efektif sebab membantu para siswa untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu.
a. Kelebihan metode demonstrasi
1)Menghindari verbalisme.
2)Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.
3)Proses pengajaran lebih menarik.
4)Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri.
b. Kelemahan metode demonstrasi
1)Memerlukan keterampilan guru secara khusus.
2)Kurangnya fasilitas.
3)Membutuhkan waktu yang lama.
5. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari (Djamarah, 2002).
a. Kelebihan metode eksperimen
1)Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaan.
2)Membina siswa membuat terobosan baru.
3)Hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.
b. Kelemahan metode eksperimen
1)Cenderung sesuai bidang sains dan teknologi.
2)Kesulitan dalam fasilitas.
3)Menuntut ketelitian, kesabaran, dan ketabahan.
4)Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan.
6. Metode latihan (drill)
Metode latihan adalah suatu teknik mengajar yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan latihan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.
a. Kelebihan metode latihan
1)Untuk memperoleh kecakapan motoris.
2)Untuk memperoleh kecakapan mental.
3)Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat.
4)Pembentukan kebiasaan serta menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
5)Pemanfaatan kebiasaan yang tidak membutuhkan konsentrasi.
6)Pembentukan kebiasaaan yang lebih otomatis.
b. Kelemahan metode latihan
1)Menghambat bakat dan inisiatif siswa.
2)Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
3)Monoton, mudah membosankan.
4)Membentuk kebiasaan yang kaku.
5)Dapat menimbulkan verbalisme.
7. Metode pemberian tugas (resitasi)
Metode resitasi adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
a. Kelebihan metode resitasi
1)Merangsang siswa dalam melaksanakan aktivitas belajar baik individual maupun kelompok.
2)Dapat mengembangkan kemandirian.
3)Membina tanggung jawab dan disiplin siswa.
4)Mengembangkan kreatifitas siswa.
b. Kelemahan metode resitasi
1)Sulit dikontrol.
2)Khusus tugas kelompok yang aktif siswa tertentu.
3)Sulit memberikan tugas yang sesuai perbedaan individu.
4)Menimbulkan kebosanan.
8. Metode Karyawisata
Melalui metode ini siswa-siswa diajak mengunjungi tempat-tempat tertentu di luar sekolah. Tempat-tempat yang akan dikunjungi dan hal-hal yang perlu diamati telah direncanakan terlebih dahulu, dan setelah kegiatan siswa diminta membuat laporan.
a. Kelebihan metode karyawisata
2)Memiliki prinsip pengajaran modern dengan memanfaatkan lingkungan nyata.
3)Membuat relevansi antara apa yang dipelajari dengan kebutuhan di masyarakat.
4)Merangsang kreatifitas siswa.
5)Bahan pelajaran lebih luas dan aktual.
b. Kelemahan metode karyawisata
1)Kurangnya fasilitas.
2)Perlu perencanaan yang matang.
3)Perlu koordinasi agar tidak tumpah tindih waktu.
4)Mengabaikan unsur studi.
5)Kesulitan mengatur siswa yang banyak.
9. Metode Sosiodrama
Metode yang digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam hubungan sosial dengan orang-orang di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Menurut ibrahim (2003) dalam pelaksanaannya siswa diberikan peran tertentu dan melaksanakan peran tersebut serta mendiskusikannya di kelas.
a. Kelebihan metode sosiodrama
1)Melatih siswa untuk melatih, memahami dan mengingat isi bahan yang akan didramakan.
2)Melatih siswa berinisiatif dan berkreatif.
3)Memupuk bakat.
4)Menumbuhkan dan membina kerjasama.
5)Mendapat kebiasaan untuk membagi tanggung jawab.
6)Membina tata bahasa siswa.
b. Kelemahan metode sosiodrama
1)Kurang kreatif bagi anak yang tidak ikut dalam drama.
2)Banyak memakan waktu.
3)Memerlukan tempat yang luas.
4)Mengganggu kelas lain karena gaduh.
Metode-metode yang sering digunakan dalam kegiatan belajar mengajar kimia adalah metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode latihan dan metode resitasi. Dari pendapat beberapa ahli tersebut maka dapat dikemukakan indikator metode pembelajaran dalam penelitian ini adalah:
1.Mendidik belajar sendiri
2.Menumbuhkan keinginan belajar lebih lanjut
3.Meniadakan verbalitas
4.Kesempatan mewujudkan hasil karya

2.6Hidrokarbon
2.6.1 Kekhasan / Keunikan Atom Karbon
a.Terletak pada golongan IVA dengan Z = 6 dan mempunyai 4 elektron valensi.
b.Untuk mencapai konfigurasi oktet maka atom karbon mempunyai kemampuan membentuk 4 ikatan kovalen yang relatif kuat.
c.Atom karbon dapat membentuk ikatan antar karbon; berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga.
d.Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang).
e.Rantai karbon yang terbentuk dapat bervariasi yaitu : rantai lurus, bercabang dan melingkar (siklik).
2.6.2Kedudukan Atom Karbon
Dalam senyawa hidrokarbon, kedudukan atom karbon dapat dibedakan sebagai berikut :
a.Atom C primer : atom C yang mengikat langsung 1 atom C yang lain
b.Atom C sekunder : atom C yang mengikat langsung 2 atom C yang lain
c.Atom C tersier : atom C yang mengikat langsung 3 atom C yang lain
d.Atom C kuarterner : atom C yang mengikat langsung 4 atom C yang lain
Contoh :

Keterangan :
1o = atom C primer ( ada 5 )
2o = atom C sekunder ( ada 3 )
3o = atom C tersier ( ada 1 )
4o = atom C kuarterner ( ada 1 )
2.6.3Klasifikasi / Penggolongan Hidrokarbon (terdiri dari atom C dan H)
Skema Klasifikasi Hidrokarbon

Hidrokarbon adalah golongan senyawa karbon yang paling sederhana.Hidrokarbon terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Hidrokarbon dan senyawa turunannya umumnya terbagi menjadi tiga bagian :
1.Hidrokarbon alifatik adalah hidrokarbon rantai terbuka, atau hidrokarbon asiklik terdiri dari alkana, alkena, alkuna.
Contoh :
CH3 CH2 CH3 CH3 CH2 CH2 CH2 CH3 CH3 CH2 CH2 CH2 CH2 CH3
Propana Pentana Heksana

CH3 CH2 CH2 CH2 CH = CH3 H3C – C  CH
1- heksena propuna
2. Hidrokarbon alisiklik atau hidrokarbon siklik terdiri atas rantai atom karbon yang tersusun dalam satu lingkar atau lebih.
Contoh :

Siklopropana Siklopentana Sikloheksana
2.Hidrokarbon aromatik merupakan golongan khusus senyawa siklik yang biasanya digambarkan sebagai lingar enam dengan ikatan tunggal dan ikatan rangkap bersilih ganti. Kelompok ini digolongkan terpisah dari hidrokarbon alisiklik dan alifatik karena sifat fisika dan kimianya yang khas.
Contoh :

Benzen Naftalena
2.2.1 Alkana
a. Rumus Umum alkana
Alkana merupakan hidrokarbon alifatik jenuh, yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dan semua ikatan karbon–karbonnya merupakan ikatan tunggal. Tabel 2.1 berikut ini merupakan suku pertama alkana dengan rantai tak bercabang berdasarkan aturan IUPAC

Tabel 2.1 Nama dan Rumus Melekul 20 Suku Pertama Alkana Dengan Rantai Tak Bercabang Berdasarkan Aturan IUPAC
Jumlah atom karbon dalam rantai bersinambung yang terpanjang
Rumus melekul
Alkana normal


Rumus struktur
Nama
1
CH4
CH4
Metana
2
C2H6
CH3CH3
Etana
3
C3H8
CH3CH2CH3
Propana
4
C4H10
CH3 ( CH2)2CH3
Butana
5
`C5H12
CH3( CH2)3CH3
Pentana
6
C6H14
CH3(CH2)4CH3
heksana
7
C7H16
CH3 ( CH2)5CH3
Heptana
8
C8H18
CH3(CH2)6CH3
oktana
9
C9H2O
CH3(CH2)7CH3
nonana
10
C1OH22
CH3( CH2)8CH3
dekana
11
C11H24
CH3(CH2)9CH3
undekana
12
C12H26
CH3( CH2)10CH3
dodekana
13
C13H28
CH3(CH2)11CH3
tridekana
14
C14H3O
CH3( CH2)12CH3
tetradekana
15
C15H32
CH3(CH2)13CH3
pentadekana
16
C16H34
CH3(CH2)14CH3
heksadekana
17
C17H36
CH3(CH2)15CH3
heptadekana
18
C18H38
CH3(CH2)16CH3
oktadekana
19
C19H40
CH3(CH2)17CH3
nonadekana
20
C20H42
CH3(CH2)18CH3
eikosana

Pada Tabel. 2.1 terlihat rumus melekul alkana dimana senyawa – senyawa itu membentuk suatu deret hitung dengan beda antara dua suku berurutan sebesar CH2- Satu golongan senyawa dimana suku–suku berurutan berbeda disebut deret homolog. Selain itu dari rumus homolog alkana diatas tampak perbandingan jumlah atom C dengan atom H pada setiap senyawa memenuhi n : (2n + 2). Oleh karena itu dapatlah ditulis rumus umum alkana sebagai CnH2n + 2.
b.Tata Nama Alkana
Penamaan senyawa karbon perlu sistem tertentu, dan hal ini telah diatur oleh komisi tata nama dari himpunan kimia sedunia atau IUPAC ( International Union of pure and Apphed Chemistry). Nama yang diturunkan dengan aturan ini disebut nama sistematik. Nama–nama yang sudah bisa digunakan sebelum tata nama IUPAC atau nama–nama yang bisa digunakan sehari–hari atau dalam dunia perdagangan tetap digunakan dan disebut nama biasa atau nama Trivial.
Tata nama pada senyawa alkana disajikan sebagai berikut :
1. Untuk alkana rantai lurus, nama alkan sesuai dengan jumlah atom C dan diberi awalan n-( n = tidak bercabang)
CH3 – CH2 – CH3 CH3 – CH2 – CH2 – CH3
n- propana n- butana
2. Untuk alkana rantai bercabang penamaanya sebagai berikut :
a)Nama alkana berdasarkan rantai C yang terpanjang. Jadi, tentukan terlebih dahulu rantai C terpanjang ( rantai utama )
b)Atom C yang tidak terletak pada rantai utama disebut gugus alkil (cabang).
c)Penomoran atom C pada rantai utama dimulai dari ujung yang terdekat dengan cabang.
Contoh :
1 2 3 4 5
rantai utama
CH3
2- metil pentana
6 5 4 3

2 1 rantai utama
n-heksana
d. Jika terdapat dua atau lebih alkali yang sejenis, cukup disebut sekali dan diberi awalan di (2), tri (3), tetra (4) dan penta (5).
Contoh :
CH3 CH3
 
CH2 - CH2 - C – CH2 – CH3 CH3 – C – CH - CH2 - CH2 - CH3
  
CH3 CH3 CH3
3,3-dimetil pentana 2,2,3-trimetil heksana
e. Penelitian nama alkil sesuai urutan abjad huruf depan alkil (butil, etil, metil dan propil)
contoh :
CH3

CH3 – CH2 – CH2 – C – CH – CH3
 
C2H5 CH3
3-etil-2,3-dimetil heksana

f. Bila 1 atom C mengikat 2 gugus alkil, penomoran harus diulang
contoh :
CH3
1 2 3 4 5

CH3
Rantai utama

2,2,5-trimetil heptana


CH3
1 2 3 4 5
Rantai utama
CH3 CH2
CH3
3-etil-2,2-dimetil pentana
c. Sifat – sifat alkana
Alkana adalah senyawa non polar. Akibatnya gaya tarik menarik antar gaya melekul ( gaya Van Deer Waals ) Oleh karena itu titik lebur dan titik leleh alkana lebih rendah daripada senyawa semi polar atau senyawa polar yang berat melekulnya hampir sama. Alkana rantai lurus mulai dari metana sampai butana adalah gas pada temperatur kamar, sementara alkana C5 sampai C17 adalah cairan. Alkana rantai lurus dengan C18 atau lebih adalah zat padat.
Adapun titik didih suatu senyawa sebagian bergantung pada banyaknya energi atau molekul–molekulnya untuk lolos dari fasa cair menuju fase gas. Pada deret homolog kenaikan titik didih pada hakekatnya disebabkan oleh membesarnya gaya tarik Van Deer Waals antara melekul yang makin panjang. Data titik leleh dan titik didih alkana tidak bercabang secara jelas pada Tabel seperti pada Tabel 2.4

Tabel 2.2 Beberapa Data Sifat Fisik Alkuna
Nama

Rumus Melekul
Titik Leleh ( C )
Titik Didih
(C )
Fase
( 250 C)
Jumlah isomer struktur
Metana
CH4
- 182,5
- 161,5
gas
1
Etana
C2H6
-183,2
- 88, 5
gas
1
Propana
C3H8
-187,7
-42,2
gas
1
Butana
C4H10
-138,3
-0,5
Gas
2
Pentana
C5H12
-129,7
36,1
Cair
3
Heksana
C6H14
-95,3
68,7
Cair
5
Heptana
C7H16
-90,6
98,4
Cair
9
Oktana
C8H18
-56,8
125,7
Cair
18
Nonana
C9H20
-53,6
150,5
Cair
35
Dekana
C10H22
-29,7
174,0
Cair
75
Undekana
C11H24
-25,6
195,8
Cair
195
Dodekana
C12H26
-9,6
215,3
Cair
355
Tridekana
C13H28
5,4
235,4
Cair
802
Tetradekana
C14H30
5,9
253,5
Cair
1558
Oktadekana
C15H32
28,2
316,1
Padat
60525

d. Reaksi – reaksi penting pada alkana
Alkana tidak reaktif dibandingkan dengan senyawa organik yang memiliki gugus fungsional. Misalnya banyak senyawa organik bereaksi dengan asam kuat, basa, zat pengoksida atau zat pereduksi. Umumnya alkana dan sikloalkana tidak bereaksi dengan reagensia ini. Karena sifat kurang reaktif ini, maka kadang-kadang alkana disebut sebagai farafin.
Reaksi terpenting dari alkana ialah pembakaran dan subtitusi atau pergantian.
1.Pembakaran : Pada reaksi pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon, atom C terbakar menjadi C02, sedangkan atom H menjadi H20. Pembakaran tak sempurna menghasilkan CO dan H2O.
C3H8 + 5O2 3CO2 + H2O
2.Subtitusi atau pergantian : Dalam hal ini satu atau beberapa atom H dari alkana digantikan oleh atom atau gugus lain.
CH4 + Cl2 CH3Cl+ HCl
e. Sumber - sumber alkana
Sumber alkana yang terdapat di alam adalah bahan bakar posil yang meliputi gas alam, minyak bumi dan batubara. Gas alam mengandung sekitar 90–95 % metana, 5–10 % etana dan campuran alkana yang mempunyai titik didih relatif rendah terutama propana, butana dan 2– metilpropana. Minyak bumi adalah suatu zat cair yang kental dan merupakan campuran dari senyawa terutama hidrokarbon yang terbentuk dari proses dekomposisi tumbuhan dan hewan laut purbakala.
2.2.2 Alkena
a.Rumus Umum Alkena
Alkena termasuk golongan hidrokarbon alifatik tidak jenuh yang cukup reaktif dan mempunyai gugus fungsi yang berupa ikatan rangkap dua yaitu C = C. Dari rumus melekul etana, propena,dan butena serta seterusnya dapat disimpulkan bahwa rumus umum melekul alkena CnH2n. Jika dibandingkan dengan rumus umum alkana ternyata alkena mengikat paling sedikit 2 atom H. Itulah sebabnya alkena disebut tidak jenuh. Kekurangan atom H pada alkena ini trejadi karena 2 elektron yang ada pada alkana dipasangkan dengan hidrogen, pada alkena dipasangkan dengan sesama atom karbon untuk membentuk ikatan rangkap. Secara jelas diuraikan pada Tabel 2.5
Tabel 2.3 Suku - suku Senyawa Alkena
Rumus melekul
suku ke
n
nama
Rumus struktur
Mr
C2H4
1
1
Etana
CH2= CH2
26
C3H6
2
2
Propana
CH3CH=CH2
42
C4H8
3
3
Butana
CH3CH2CH=CH2
56
C5H10
4
4
Pentana
CH3CH2CH=CH2
70
C6H12
5
5
Heksena
CH3(CH2)3CH=CH2
84
C7H14
6
6
Heptena
CH3(CH­2)4CH=CH2
98
C8H16
7
7
oktena
CH3(CH2)5CH=CH2
112

b.Tata Nama Alkena
Tata nama alkena berasal dari nama alkana dengan akhiran–ana diubah menjadi –ena. Pada umumnya satu angka dibutuhkan untuk menentukan posisi ikatan rangkap dua. Aturan berikut memperlihatkan cara pemberian nama alkena.
1.Nama alkena didapat dari nama alkana yang sesuai (yang jumlah atom karbonya sama ) dengan mengganti akhiran –ana menjadi –ena.
2.Rantai induk dipilih rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap.
3.Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk sedemikian sehingga ikatan rangkap mendapat nomor terkecil.
4.Posisi ikatan rangkap ditunjukkan dengan awalan angka, yaitu nomor atom karbon yang berikatan rangkap dengan nomor terkecil.
5.Penomoran cabang seperti pada alkana


Contoh :
CH3 - CH = CH – CH – CH2 – CH3
CH2
4- metil 2- heksena
c. Sifat – fisis dan kegunaan Alkena
Alkena adalah senyawa non polar. Gaya tarik antara melekul terjadi oleh gaya dispersi. Secara umum sifat–sifat fisika alkena mirip dengan alkana.Titik didih dan Titik leleh alkena pada suhu kamar suku–suku rendah berwujud gas, suku – suku sedang berwujud cair, sedangkan suku – suku tinggi berwujud padat. Alkena khususnya suku–suku rendah, adalah bahan baku industri yang sangat penting untuk membuat plastik, karet sintetik, alkohol dan lain–lain beberapa sifat fisika alkana adalah seperti pada tabel 2.4
Tabel 2.4 Beberapa Data Sifat Fisika Alkena
Nama
Rumus melekul
Titik leleh
( C )
Titik didih
( C )
Fase pada ( 25 C )
Etana
C2H4
-169
-104
gas
Propena
C3H6
-185
-48
Gas
1-butena
C4H8
-185
-6
Gas
1- pentena
C5H10
-165
-30
Cair
1-heksena
C6H12
-140
63
Cair
1-heptena
C7H14
-199
93
Cair
1-oktena
C8H16
-102
122
Cair
1-nonena
C9H18
-
146
Cair
1-dekena
C10H20
-
171
cair
Sumber : Pine,dkk, (1988)
2.2.3 Alkuna
a. Rumus umum alkuna
Alkuna merupakan deret senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang tiap dalam melekulnya mengandung satu ikatan rangkap tiga (  ), yaitu C  C diantara dua atom C yang berurutan. Untuk membentuk ikatan rangkap 3, diperlukan 6 elektron, sehingga tinggal 1 elektron pada tiap–tiap C tersisa untuk mengikat atom H. Jumlah atom yang diikat berkurang 2, maka dapat disimpulkan rumus umum alkuna CnH2n­­ 2. Secara jelas suku – suku senyawa alkana diuraikan pada tabel 2.5
Tabel 2.5 Suku – Suku Senyawa Alkuna
Rumus melekul
Suku ke
n
nama
Rumus struktur
Mr
C2H2
1
1
etuna
HCCH
26
C3H4
2
2
propuna
CH3HCCH
40
C4H6
3
3
butuna
CH3CH2HCCH
54
C5H8
4
4
pentuna
CH3CH2HCCH
68
C6H10
5
5
heksuna
CH3(CH2)3HCCH
82

b. Tata Nama alkuna
Nama alkuna berasal dari nama alkana dengan akhiran ana di ubah menjadi unu. Pada umumnya satu angka dibutuhkan untuk menentukan posisi ikatan rangkap tiga. Aturan berikut memperlihatkan cara pemberian nama alkuna.
1.Nama alkuna didapat dari nama alkana yang sesuai (dengan jumlah atom karbonya sama) dengan menggantikan akhiran ana menjadi una.
2.Rantai induk dipilih rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap tiga
3.Penomoran dimulai dari salah satu ujung induk sedemikian ikatan rangkap mendapat nomor yang terkecil
4.Posisi ikatan rangkap ditunjukkan dengan awalan angka yaitu nomor karbon yang berikatan rangkap paling pinggir ( nomor terkecil ).
c.Isomer
Pengertian isomer
Senyawa-senyawa yang berbeda tetapi mempunyai rumus molekul yang sama( Yunani: iso = sama, meros = bagian).
Isomer terjadi pada alkana, alkena dan alkuna, dimana perbedaan yang ketiga senyawa tersebut terletak pada ikatan rangkapnya, yakni pada alkana terdapat ikatan tunggal, pada alkena terdapat ikatan rangkap dua serta pada alkuna terdapat ikatan rangkap tiga. Letak ikatan rangkap pada suku alkena dan alkuna diberi nomor terlebih dahulu. Semakin panjang rantai atom karbon maka semakin banyak pula isomernya.

d.Isomer pada alkana
Isomer adalah senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi mempunyai rumus struktur berbeda. Alkana yang mempunyai isomer mulai dari butana dengan dua isomer:
CH3- CH2- CH2- CH3 n-butana
CH3-CH-CH3 2 – metil propana

CH3
Makin besar jumlah atom C makin banyak pula isomer yang terbentuk.
Cara menentukan isomer pada alkana:
1.Tentukan rantai C terpanjang (tanpa cabang)
2.Satu atom C dikurangi untuk membentuk satu cabang metil. Kemudian, cabang metil ini dipindah secara teratur mulai dari atom C dengan nomor kecil ke atom C berikutnya. Penomoran dapat dilakukan dari ujung kiri maupun ujung kanan rantai karbon.
3.Mengurangi dua buah atom C untuk membentuk dua cabang metil atau satu cabang etil. Secara simetris, kedua cabang ini tempatkan pada atom C dengan nomor kecil secara bersamaan.
4.Kemudian, secara bertahap satu cabang digeser ke otom C berikutnya, sedangkan cabang metil yang tetap. Selanjutnya, buat cabang metil baru yang masih memungkinkan.
e.Sifat-sifat alkana
Alkana mempunyai sifat-sifat antara lain sebagai berikut senyawa-senyawa rendah (C1- C4) pada tekanan dan volume normal berbentuk gas, senyawa sedang (C5-C17) pada tekanan dan volume normal berbentuk cair dan untuk senyawa tinggi C18 keatas berbentuk padat. Selanjutnya titik didih makin tinggi apabila sejumlah atom C maakin banyak. Disamping itu juga alkana mudah larut dalam zat-zat pelarut organik, misalnya benzena,eter, karbon tetraklorida (CCL4) dan tidak larut dalam air. Alkana-alkana seperti bensin,minyak tanah dan lain-lain selalu mengapung dalam air oleh kerena itu berat jenis alkana lebih kecil dari air.
f. Reaksi yang terjadi pada alkana
1. Oksidasi
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
3.Cracking yaitu proses pemecahan alkana dengan pemanasan pada temperatur tinggi tanpa oksigen akan dihasilkan alkana dengan rantai lebih pendek.
Contoh :
CH4→ C + 2H2
C3H8→ CH3- CH2- CH3 → 1. H2 + C3H6 propana
2. CH4 + C2H6 etana
3. Subtitusi( penggantian)
a. Senyawa alkana ditambah asam sulfat dapat bereaksi cepat bila alkana tersebut mengandung atom C tersier.
Misalnya:
CH3 CH3
│ │
CH3 – CH + H2SO4 → CH3 –C- SO3H + H2O
│ │
CH3 CH3
Asam tersier butil sulfonat
b. Halogenasi
CH4 + Cl2 → CH3Cl + HCl

G. Isomer alkena
Isomer pada alkena ditemukan pada butena yang mempunyai 3 isomer:
CH3- CH = CH- CH3 CH3=CH-CH2-CH3 CH3=C-CH3

CH3
d. Reaksi-reaksi alkena
1. Reaksi elminasi(penghilangan)
Contoh:
H2SO4
CH3-CH2OH CH2=CH2 + H2O
etanol
2. Reaksi dehidrasi(penghilangan hidrogen dengan bantuan katalis Cr2O3
Contoh:
CH3-CH2-CH2-CH3 → CH3-CH=CH-CH3 + H2
n-butana 2-butena
3. Reaksi dehalogenasi ( penghilangan halogen)
Contoh:
CH3-CH - CH2 + 2n → CH3- CH=CH2 + 2nCl2
│ │
Cl Cl
1,2-dikloro propana propena
e. Isomer alkuna
Keisomeran alkuna tergolong keisomeran kerangka dan keisomeran posisi. Pada alkuna tidak terdapat keisomeran geometri. Keisomeran mulai terdapat pada butana yang mempunyai 2 isomer.
CH ≡ C – CH2 – CH3 CH3 – C ≡ C – CH3
1- butuna 2-butuna
Pentuna pempunyai 3 isomer.
CH ≡ C – CH2 – CH2 – CH3 CH3 - C ≡ C–CH2 – CH3
1-pentuna 2- pentuna
CH3 ≡ C – CH –CH3

CH3
3-metil-1-butuna
f. Sifat-sifat Hidrokarbon
Membedakan sifat-sifat zat kedalam sifat fisis dan sifat kimia. Sifat fisis mencakup keadaan fisik zat tersebut, seperti wujud, titik leleh dan titik didih, warna, aroma, dan kekentalan. Adapun sifat kimia mencakup reaksi-reaksi yang dapat dialami zat tersebut.
1.Sifat-sifat fisis
a.Titik didih dengan Titik cair
Titik leleh, dan titik didih, dan masa jenis alkana, alkena, dan alkuna meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah atom karbon dalam molekul.
Pada suhu kamar (250C), C1-C4 berwujud gas, suku-suku berikutnya berwujud cair, sedangkan suku-suku tinggi (mulai dari C18C38) berwujud padat.
Di antara senyawa-senyawa yang berisomer, ternyata isomer bercabang mempunyai tiik leleh dan titik didih yang lebih rendah. Perhatikan contoh berikut:

Tabel 2.6 Titik Leleh dan Titik didih Senyawa Karbon
Senyawa
Kerangka atom karbon
Titik leleh
Titik didih
n-butana
C-C-C-C
-1800 C
-O,50 C
Isobutana
C-C-C
C
-1450 C
-100C
n- pentana
C-C-C-C-C
-1300C
+360C
Isopentana
C-C-C-C
C
-1600C
+280C

Neopentana
C
C-C-C
C
-2000C
+90C

b.Kelarutan dalam air
Semua hidrokarbon sukar larut dalam air. Mereka lebih mudah larut dalam pelarut yang non polar seperti karbon tetraklorida(CCL4)

2.Sifat Kimia (Reaksi-reaksi)
a.Reaksi-reaksi alkana
Alkana tergolong zat yang ang sukar bereaksi sehingga disebut parafin yang artinya afinitas kecil. Reaksi yang terpenting dari alkana adalah pembakaran, subsitusi.
1)Pembakaran
Pembakaran sempurna alkana menghasilkan CO2 dan H2O
Contoh :
Reaksi pembakaran propana
C3H8 + 5O2 → 3CO2 + 4H2O
2)Reaksi-reaksi alkena
Alkena lebih reaktif dibandingkan dengan alkana. Hal ini disebabkan adanya ikatan rangkap –C=C- Reaksi alkena terutama terjadi pada ikatan rangkap itu. Reaksi penting alkena adalah pembakaran, adisi.
a)Pembakaran
Pada alkena suku rendah mudah terbakar, jika dibakar di udara terbka, alkena menghasilkan gejala lebih besar dari pada alkan. Hal ini terjadi karena alkena mempunyai kadar karbon lebih tinggi dari pada alkan, sehingga pembakarannya menuntut lebih banyak oksigen, pembakaran sempurna alkena menghasilkan gas CO2 dan uap air.
b)Adisi(penambahan = penjenuhan)
Reaksi terpenting dari alkena ialah reaksi adisi, yaitu penjenuhan ikatan rangkap.

3)Reaksi-reaksi alkuna
Reaksi-reksi alkuna mirip dengan alkena,untuk menjenuhkan ikatan rangkapnya, alkuna membutuhkan pereaksi dua kali lebih banyak dibandingkan dengan alkena.
Contoh
Alkuna dengan hidrogen membentuk alkana
H H
│ │
H-C≡C-H + 2H2 → H-C ─ C-H
│ │
etuna H H

etana
2.5 Kerangka Berpikir
Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Belajar dikatakan berhasil bila siswa dalam melakukan kegiatan berlangsung secara intensif dan optimal sehingga menimbulkan pengaruh tingkah laku yang bersifat tetap. Perubahan tingkah laku sebagai akibat belajar dipengaruhi banyak faktor.
Dari faktor-faktor yang mempengaruhinya secara garis besar dibedakan menjadi dua yaitu faktor intern (dari dalam) diri subjek belajar dan faktor ekstern (dari luar) diri subjek belajar. Dari pembicaraan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar tidak hanya ditekankan pada faktor intern saja melainkan juga faktor ekstern. Faktor intern menyangkut faktor jasmaniah, psikologis dan kelelahan. Faktor intern yang relevan dengan persoalan reinforcement adalah faktor psikologis, sehingga faktor psikologis dijadikan tinjauan khususnya dalam faktor intern. Sedangkan faktor ekstern menyangkut faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keseluruhan faktor yang berpengaruh terhadap belajar mempunyai andil yang sama besar dalam memberikan dasar dan kemudahan dalam pencapaian tujuan belajar yang optimal. Faktor psikologis yang termasuk di dalamnya adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, kesiapan dan lainnya yang mempunyai peran penting dalam pemahaman bahan pelajaran, dan pada akhirnya penguasaan terhadap bahan pelajaran tersebut lebih cepat dan efektif. Di antara berbagai faktor psikologis tersebut motivasi merupakan hal yang penting dan menunjang keberhasilan siswa dalam belajar.
Motivasi merupakan salah satu unsur yang penting dalam melakukan kegiatan. Dalam melakukan sesuatu motivasi dapat dijadikan sebagai pendorong atau penggerak. Motivasi sangat dibutuhkan dalam pemahaman bahan pelajaran di sekolah. Bila belajar berhasil maka akan timbul motivasi dengan sendirinya dan menimbulkan keinginan untuk lebih banyak belajar. Sukses dalam belajar akan membangkitkan motivasi belajar. Motivasi merupakan hal yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya motivasi maka prestasi belajar akan optimal. Semakin tepat motivasiyang diberikan guru maka kegiatan belajar mengajar akan semakin berhasil. Motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar peserta didik. Motivasi berkaitan dengan suatu tujuan.
Sehubungan dengan hal di atas, motivasi berfungsi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi, menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai dan menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan, yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat (Sardiman, 2006). Selain itu motivasi juga dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Belajar kimia sering dianggap sulit tetapi bila siswa sudah memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar kimia maka tidak akan mudah putus asa pada saat menghadapi kesulitan dalam belajar kimia. Siswa yang mempunyai motivasi tinggi akan berusaha mencari cara untuk mengatasi kesulitan belajarnya melalui buku-buku paket, latihan soal, modul, belajar di perpustakaan, sampai belajar kelompok atau bertanya pada orang yang sudah ahli atau menguasai. Berbeda dengan siswa yang motivasinya rendah maka akan cepat menyerah dalam menghadapi kesulitan dalam belajar kimia. Hal ini dapat mempengaruhi prestasi belajar kimia.
Berdasarkan keterangan di atas dapat dirumuskan bahwa motivasi belajar mempunyai peran yang besar karena siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi akan giat dalam belajar sehingga tujuan yang diharapkan yang ditunjukkan dengan prestasi belajar akan meningkat. Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal banyak dipengaruhi oleh komponen belajar mengajar. Guru sebagai salah satu sumber belajar hendaknya mampu menyediakan kondisi kelas yang kondusif dalam kegiatan belajar kimia di kelas. Sebagai perwujudannya, salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh guru adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode pembelajaran yang tepat.
Setiap kompetensi mempunyai karakteristik yang berbeda sehingga pemilihan metode dalam mengajar pun harus disesuaikan agar siswa tidak mendapatkan kesulitan dalam mempelajarinya. Pada kompetensi mengerjakan persamaan dasar akuntansi metode yang digunakan berbeda dengan kompetensi menganalisis bukti transaksi. Pada kompetensi mengerjakan persamaan reaksi kimia guru lebih banyak menggunakan metode latihan soal karena tujuan dari kompetensi ini adalah menjadikan siswa dapat menentukan persamaan reaksi kimia dalam perhitungan kimia. Dalam kegiatan belajar kimia guru tidak harus berpatokan pada satu metode. Ada kalanya dapat menggunakan metode ceramah kemudian latihan soal. Apabila dalam kompetensi tertentu siswa sudah menguasai maka guru dapat menggunakan metode lain seperti diskusi atau kerja kelompok sehingga suasana yang ada di kelas tidak monoton dan membosankan. Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi dapat meningkatkan prestasi belajar. Prestasi belajar kimia adalah indikator proses belajar mengajar kimia yang dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah metode pembelajaran. Keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar meliputi tiga aspek yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media dan bahan pelajaran dan variasi dalam interaksi antara guru dan siswa (Djamarah, 2002). Penggunaan metode yang bervariasi akan mendorong siswa berfikir kreatif dan kritis sehingga siswa tidak akan bosan dalam belajar kimia. Secara otomatis motivasi untuk belajar kimia akan lebih tinggi pada akhirnya prestasi belajarnya akan baik.



2.7 HIPOTESIS
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris dengan alat uji yang ada. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1.Terdapat pengaruh antara motivasi belajar dan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar kimia siswa kelas X SMA N 3 Gorontalo pada materi hidrokarbon.
2.Terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar kimia siswa kelas X SMA N 3 Gorontalo pada materi hidrokarbon.
3.Terdapat pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar kimia siswa kelas X SMA N 3 Gorontalo pada materi hidrok




BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 3 Gorontalo kelas X .
3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan februari dan dilaksanakan pada siang hari pada waktu kegiatan belajar mengajar dilaksanakan.

3.2 Populasi dan sampel penelitian
3.2.1 Populasi
Menurut Arikunto (2002) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan menurut Sudjana (2002) populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, menghitung hasil atau pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Menurut sugiono (2009) populasi adalah seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang berupa data kuantitatif dan kualitatif dari mengukur dan menghitung. Berdasarkan pendapat di atas yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA N 3 Gorontalo kelas X tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 270 siswa yang dibagi dalam 9 kelas.

3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002). Sedangkan menurut Sudjana (2002) sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi. Menurut Sugiono (2009) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih untuk menjadi anggota sampel. pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Besar sampel (responden) sebanyak 74 siswa ditetapkan secara random dengan menggunakan rumus :

(Sugiono,2009).
Dimana :
λ2= dk = 1
α = 1 %, 5 %, 10 %
P = Q = 0,5
d = 0,05
s = jumlah sampel

3.3 Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini ada dua macam variabel yaitu variabel bebas disebut juga variabel penyebab atau independen variabel (X) dan variabel terikat atau dependen variabel (Y) (Arikunto, 2002).
3.3.1 Variabel bebas atau independen variabel (X)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah:
a.Motivasi belajar (X1) adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan yang memberikan arah kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai, dengan indikator:
1)Tekun menghadapi tugas
2)Keinginan untuk sukses
3)Suka bekerja keras
4)Berorientasi jauh ke depan
b.Metode Pembelajaran (X2) adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur, dengan indikator:
1)Mendidik belajar sendiri
2)Menumbuhkan keinginan belajar lebih lanjut
3)Meniadakan verbalitas
4)Kesempatan mewujudkan hasil karya
3.3.2 Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi variabel lain. Variabel terikat dari penelitian ini adalah prestasi belajar kimia siswa SMA N 3 Gorontalo kelas X tahun ajaran 2009/2010 yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata per kompetensi materi pelajaran kimia semester satu.
3.4 Sumber Data
Menurut Arikunto ( 2002) sumber data dalam penelitian ini adalah dari mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini ada dua sumber data yaitu:
1.Sumber data primer
Yaitu sumber data langsung dari subyek penelitian diperoleh dari penyebaran angket pada siswa.
2.Sumber data sekunder
Yaitu sumber data yang terdapat pada buku-buku yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Sumber data yang digunakan pada penelitian adalah dokumen atau catatan yang diperoleh dari sekolah untuk mengungkapkan nilai atau hasil belajar siswa.

3.5 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah:
3.5.1 Angket
Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2002). Angket dalam penelitian ini terdiri dari daftar butir-butir pertanyaan yang dibagikan kepada responden dan dipergunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan variabel motivasi, metode pembelajaran, dan prestasi belajar. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup atau disebut juga close from questioner yaitu kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban yang lengkap, sehingga pengisi atau responden hanya memberikan jawaban silang pada jawaban yang telah disediakan. Alternatif jawaban berupa multiple choise seperti butir a, b, c, dan d.
3.5.2 Dokumentasi
Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan nama-nama siswa kelas X yang ada dalam populasi, nilai per kompetensi mata pelajaran kimia siswa kelas X SMA N 3 Gorontalo tahun ajaran 2009/2010.
3.6 Validitas dan Reliabilitas
Dalam penyusunan angket, dilakukan ujicoba kepada responden kemudian dihitung validitas dan reliabilitasnya.
3.6.1 Pilot Tes
Pilot tes digunakan untuk menguji reliabilitas dan validitas instrument penelitian. Sebelum angket disebarkan pada responden sesungguhnya maka angket diujicobakan terlebih dahulu 20 siswa sebagai sampel. (Sukirman, 2006).
3.6.2 Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2002). Uji validitas instrument digunakan teknik uji validitas internal dengan korelasi product moment dari Pearson:


Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi
X = Skor item angket
Y = Skor total angket
n = Jumlah responden

3.6.3 Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Untuk menguji instrumen penelitian ini digunakan rumus Alpha:






Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal
= Jumlah varians butir
= Varians total

3.7 Metode Analisis Data
Pada prinsipnya metode analisis data digunakan untuk mengolah data dengan menggunakan metode statistik yang dapat untuk mencari kesimpulan. Dalam penelitian ini digunakan analisis data sebagai berikut:
3.7.1 Metode Analisis Deskriptif Presentase
Analisis deskriptif persentase digunakan untuk mendeskripsikan persentase masing-masing variabel bebas yaitu motivasi belajar dan metode pembelajaran. Pengukuran pada variabel yang diungkap dilakukan dengan memberikan skor dari jawaban angket yang diisi oleh responden. Dengan ketentuan sebagai berikut:
A diberi skor 4
B diberi skor 3
C diberi skor 2
D diberi skor 1
Perhitungan indeks persentase dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:
n = Jumlah nilai yang diperoleh
N = Jumlah seluruh nilai
% = Tingkat keberhasilan yang dicapai
3.7.2 Untuk Menguji Hipotesis Digunakan Analisis Regresi
Analisis regresi yang dipergunakan menggunakan persamaan:

(Sugiono,2009)
Dimana:
a0= konstanta yang merupakan intersep antara garis X dan Y
a1= koefisien perubah bebas antara X1 terhadap Y
a2= koefisien perubah bebas antara X2 terhadap Y
Pengujian terhadap koefisien regresi dilakukan dengan:
1. Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y secara bersama-sama (Uji F)
a.Merumuskan hipotesis statistik
1)Ho : β1 = β2 = 0 artinya motivasi belajar dan metode pembelajaran secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar kimia.
2)Ha : β1 atau β2 ≠ 0 artinya motivasi belajar dan metode pembelajaran secara bersama-sama berpengaruh terhadap prestasi belajar kimia.
b.Rumus yang digunakan

(Sugiono,2009)
Keterangan:
Fh = harga F garis regresi
R = koefisien korelasi ganda
k = jumlah variabel independen
n = jumlah anggota sampel
l = angka konstan
c.Besarnya pengaruh X1 dan X2 terhadap Y secara bersama-sama
Rumusnya adalah sebagai berikut:

(Sudjana, 2002)
2. Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y secara parsial (Uji z)
a.Merumuskan hipotesis statistik
1)Ho : β1 = 0, i = X1, X2 artinya motivasi belajar dan metode pembelajaran secara parsial (sendiri-sendiri) tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar kimia.
2)Ha : β1 ≠ 0, i = X1, X2 artinya motivasi belajar dan metode pembelajaran secara parsial (sendiri-sendiri) berpengaruh terhadap prestasi belajar kimia.
c. Rumus yang digunakan


(Sugiono,2009)
Dimana :
rp = korelasi parsial yang ditemukan
n = jumlah sampel
z = zhitung
1 = angka konstan
d. Besarnya pengaruh X1 dan X2 terhadap Y
Rumusnya adalah sebagai berikut:


(Sugiono,2009)


(Sugiono,2009)





DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, dkk. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. (halaman 52-53,83)
Ali, Mohammad. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa. (halaman 186)
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. (halaman 97,107-109,140,144)
Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV. IKIP Semarang Press. (halaman 18,24,61,64)
. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. (halaman 895)
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. (halaman 15)
Djamarah, Syaiful Bahri dkk. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. (halaman 95,180)
Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. (halaman 45)
Ibrahim, R. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. (halaman 106-107)
Nasution. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sardiman, AM. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. (halaman 30-38,73,75,83,85,89,92-95)
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. (halaman 27-28,54-55,98)
Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. (halaman 6,383)
Sudjana, Nana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sukirman, dkk. 2006. Pengaruh Kesempatan Pembelajaran Organisasi, Kualitas Pengajaran, Dan Orientasi Profesional Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Dosen Dalam Pengambilan Keputusan Dengan Hasil Belajar Mahasiswa. Semarang: gramedia. (halaman 31)
Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo. (halaman 75)
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta
(halaman 80,81,87,184,191-193)
Purba, Michael. 2006. kimia untuk SMA kelas X . Jakarta: erlangga (halaman 196-237)
Ruminten , ari harmanto. 2009.kimia untuk SMA kelas X, Jakarta : pusat perbukuan. (halaman 149-159)

0 komentar:

Posting Komentar