Jumat, 18 Juni 2010

Etika Pembangunan dan Etika Lingkungan serta pengaruh teknologi sebagai unsur kebudayaan terhadap lingkungan.

BAB I
PENDAHULUAN



A. Latar Belakang
Sains merupakan pembelajaran ilmu pengetahuan Alam yang berhubungan dengan alam dan seluruh isinya seperti alam dan manusia. Alam lingkungan manusia terdiri dari komponen-komponen mahluk hidup.
Manusia berinteraksi dengan lingkungan hidupnya dan dipengaruhi pula oleh lingkungan hidupnya, ia membentuk dan terbentuk oleh lingkungan hidupnya. Manusia seperti itu disebut Fenotif adalah perwujudan yang dihasilkan oleh interaksi sifat keturunannya dengan faktor lingkungannya.
Interaksi antara manusia dengan lingkungan hidupnya tidaklah sesederhana melainkan kompleks karena pada umumnya dalam lingkungan hidup itu terdapat banyak unsur, pengaruh terhadap suatu unsur akan merambat pada unsur lain, sehingga pengaruhnya terhadap manusia sering tidak dapat dengan segera terlihat dan terasakan.
Manusia hidup dari unsur-unsur lingkungan hidupnya seperti udara untuk pernapasannya, air untuk diminum, keperluan rumah tangga dan kebutuhan lain, tumbuhan dan hewan untuk makanan, tenaga dan kesenangan, serta lahan untuk tempat tinggal dan produksi pertanian. Jalaslah manusia adalah bagian integral lingkungan hidupnya.ia tak dapat terpisahkan dari padanya, Manusia tanpa lingkungan hidupnya adalah suatu abstrak belaka karena manusia dengan mahluk hidup dan alam saling berinteraksi antara satu sama lain.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang didapati berdasarkan penelitian yang kami laksanakan :
1. Bagaimana penerapan etika pembangunan & etika lingkungan yang didapatnya berada dalam suatu Blok Plan perkantoran Pohuwato
2. Bagaimana pengaruh teknologi pada kebudayaan lingkungan sekitar perkantoran
3. Apa dampak positif dan negatif yang terjadi akibat kebudayaan dilingkungan sekitar.

C. Tujuan Observasi
1. Untuk mengetahui penerapan etika pembangunan dan etika lingkungan yang ada tepatnya berada dalam suatu Blok Plan Perkantoran Pohuwato
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh teknologi kebudayaan dilingkungan sekitar
3. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif yang terdapat dilingkungan sekitar.
4. Untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen kami khususnya mata kuliah Pendidikan lingkungan hidup


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Etika Lingkungan dan Etika Pembangunan
A. Etika Lingkunan
Etika lingkungan hidup hadir sebagai respon atas etika moral yang selama ini berlaku, yang dirasa lebih mementingkan hubungan antara manusia dan mengabaikan hubungan antara manusia dan makhluk hidup bukan manusia. Makhluk bukan manusia, kendati bukan pelaku moral (moral agents) melainkan dipandang sebagai subjek moral (moral subjects), sehingga pantas menjadi perhatian moral manusia.
Etika lingkungan hidup menuntut adanya perluasan cara pandang dan perilaku moral manusia. Yaitu dengan memasukkan lingkungan atau alam semesta sebagai bagian dari komunitas moral.
Tiga teori etika lingkungan: egosentris, homosentris, dan ekosentris
Teori etika lingkungan hidup ini diharapkan mampu menimbulkan pemahaman baru terhadap masalah lingkungan hidup yang tidak terpisah dari kosmologi tertentu yang dalam kenyataan tidak menumbuhkan sikap eksploitatif terhadap alam lingkungan. Pengembangan etika lingkungan hidup diperlukan untuk mengendalikan adanya perubahan secara mendasar dari pandangan kosmologi yang menumbuhkan sikap hprmat dan bersahabat (J. Sudriyanto, 1992:13).
1. Etika Egosentri
Etika yang mendasarkan diri pada berbagai kepentingan individu (self). Egosentris didasarkan pada keharusan individu untuk memfokuskan dari dengan tindakan apa yang dirasa baik untuk dirinya. Ekosentris mengklaim bahwa yang baik bagi individu adalah baik untuk masyarakat.
 Krisis ekologi, Suatu etika yang mampu memberi penjelasan dan pertanggung jawaban rasional tentang nilai-nilai, asas dan bnorma-norma moral bagi perilaku manusia terhadap alam lingkungan ini akan sulit didapatkan tanpa melibatkan manusia
 Masalah ekologi tidak cukup dihadapi dengan mengembangkan etika lingkungan hidup. Kalau sudah menyangkut kesejahteraan masyarakat, pemikiran etis saja tidak akan berdaya tanpa didukung oleh aturan-aturan hukum yang dapat menjamin pelaksanaan dan menindak pelanggarnya.
2. Etika Egosentris
Etika yang mendasarkan diri pada berbagai kepentingan individu (self). Egosentris didasarkan pada keharusan individu untuk memfokuskan diri dengan tindakan apa yang dirasa baik untuk dirinya. Egosentris mengklaim bahwa yang baik bagi individu adalah baik untuk masyarakat.
3. Teosentrisme
Teosentrisme merupakan teori etika lingkungan yang lebih memperhatikan lingkungan secara keseluruhan, yaitu hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Pada teosentris, konsep etika dibatasi oleh agama (teosentrisme) dalam mengatur hubungan manusia dengan lingkungan.

B. Etika Pembangunan
Telah lama disadari bahwa warna pembangunan itu sangat komplek dan berdimensi jamak. Pembangunan sejak awal dimaksudkan sebagai proses perubahan masyarakat menuju pencapaian yang lebih sejahtera dan makmur, dengan memasukan bidang-bidang ekonomi, sosial, budaya, hukum dan politik sebagai parameter dasar.
Pada titi inilahm jika ada yang harus dikorbankan (semestinya tidak ada yang harus dikorbankan), diperlukan tolok ukur yang lebih memadai untuk menenpatkan prioritas tersebut. Artinya, karena dimensi pembangunan bukan cuma bidang ekonomi, paramenetr itu tidak cukup memakai kuantifilasi ekonomi semata. Dari sinilah unsur etika bisa masuk dan sangat berperanan penting dalam menghitung setiap nisbah pembangunan yang dilaksanakan. Maksud etika di sini bukan sekedar suatu pemikiran sistematis tentang moral melainkan lebih dari suatu pemahaman yang selalu menanyakan secara kritis dan mendasar terhadap segala hal (Franz Magnis Suseno, 1993). Sebagai sebuah parameter kritis dan mendasar, etika di sini selalu memposisikan dirinya sebagai alat pembantu untuk mendeteksi apakah konsep atau kebijakan pembangunan yang dilakukan sesuai dengan cita-cita atau tidak. Etika akan selalu mempertanyakan, apa latar belakang suatu konsep atau kebijakan tersebut, siapa yang paling diuntungkan dan bagaimana cara mencapainya. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut nantinya dipakai etika sebagai alat untuk menyikapinya. Entah menolak, merevisi atau menyepakatinya. Dalam porspektif inilah posisi etika berada, yang akan sangat ditentukan kepada siap dan dengan cara bagaimana pembangunan itu diorientasikan. Pemahaman seperti itu membuat masuk dan mengorientasikan unsur etika dalam pembangunan, berarti menghitung sampai seberapa besar rasio pembangunan terhadap kepentingan dan keperluan makhluk ciptaan Tuhan. Jika rasio pembangunan itu lebih mengarah kepada pendakalan kodrat manusia, seperti dehumanisasi, eksploitasi, immoralitas dan perusakan lingkungan, secara etik pembangunan yang dijalankan tersebut sudah kehilangan keabsahannya. Sebaliknya, jika pembangunan memberikan pencerahan bagi kehidupan manusia, secara etika pembangunan tersebut menuju kepada target semula, yakni demi kemajuan, keadilan dan kebenaran.
Pada hakekatnya pembangunan berkelanjutan merupakan aktivitas memanfaatkan selalu sumber daya, guna meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat manusia. Pelaksanaan pembangunan pada dasarnya juga merupakan upaya memelihara keseimbangan antara lingkungan alami (sumber daya alam hayati dan non hayati) dan lingkungan binaan (sumber daya manusia dan buatan), sehingga sifat interaksi maupun interdependensi antar keduanya tetap dalam keserasian yang seimbang.

2.2 Pengaruh Teknologi Terhadap Lingkungan
Sering kali kita dengar, pembangunan teknologi dikaitkan dengan keadaanlingkungan, sehingga terkadang terjadi dua kutub yang sangat-sangat bertolak belakang disatu sisi lingkungan yang selalu bersikap sinis terhadap kemajuan teknologi yang terus berkembang. Manusia, teknologi adalah alat bantu manusia untuk mengolah alam dengan sebaik-baiknya mempermudah kegiatan dan lain sebagainya yang berkaitan denan kebutuhan. Setiap aplikasi lingkungan di satu sisi membaya manfaat yang besar, tapi di sisi lain juga menimbulkan efek negatif pada manusia dan lingkungan.
Tampaknya dari dua sisi yang sangat bertolak belakang tidak dapat dipisahkan untuk selamanya, disilah akal dan jiwa manusia terujikan, kecerdasan akal yang dimiliki manusia yang terus berupaya untuk meminimalisir dampak negatif teknologi sampai ketaraf yang tidak membahayakan atau lebih tepatnya dapat diterima oleh manusia ataupun alam sekitar. Dari sisi-sisi tersebut, mulailah kita liat pada negara-negara maju, banyak perusahaan mobil mengembangkan energi alternatif seperti energi cahaya matahari, yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak untuk dapat menjalankan kendaraan tersebut, demi kelestarian lingkungan sekitar. Tetapi terkadang kita dibuat kecewa di balik rasa peduli mereka terhadap lingkungan, tidak jarang itu merupakan strategi bisnis untuk memenangkan produknya dipasaran. Disinilah terbukti bahwa kecerdasan akal tidak akan perna cukup tanpa disertai kecerdasan jiwa, karena kecerdasan jiwa akan mengontrol manusia agar tetap memelihara sifat-sifat kemanusiaannya, sehingga tidak terjadi penyimpangan yang menyebabkan tega memangsa sesama, oleh karena itu kebutuhan orang-orang yang cerdas akal sangat besar sehingga mampu mendominasi dan memberikan manfaat yang optimal dari aplikasi-aplikasi teknologi dan tidak hanya bagi manusia tetapi juga bagi lingkungan dan alam sekitar secara keseluruhan.

2.3 HASIL OBSERVASI
Pohuwato merupakan salah satu dari kabupaten yang sementara membangun yang berada di provinsi gorontalo. Perkantoran yang berada di pohuwato di letakkan dalam satu areal atau wilayah, yang penduduk setempat sering menyebutnya blok plan. Seperti yang tampak pada gambar di bawah ini.

GAMBAR PERKANTORAN POHUWATO


Setelah melewati areal perkantoran, tibalah kami di areal yang menjadi sasaran utama observasi kami yaitu di pantai yang biasa disbut pohon cinta.
GAMBAR PANTAI / POHON CINTA


Pohon cinta banyak di kunjungi oleh banyak orang terutama para kaula muda yang sedang memadu kasih karena pemandangannya asyik dan tenang, akan tetapi di pantai itu masih memiliki banya kekurangan seperti belum tersediannya tempat untuk berteduh, bersantai dan tempat-tempat lainnya. Sedangkan yang kami lihat tempatnya itu masih memiliki lahan yang kosong untuk di pergunakan seperti yang tampak pada gambar di bawah ini.


GAMBAR FOTO LAHAN KOSONG

BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Etika Lingkungan hidup sebagai respon atas etika moral yang selama ini berlaku yang dirasa lebih mementingkan hubungan antara manusia dan mengabaikan hubungan antara manusia dan mahluk hidup.
Etika Pembangunan telah lama disadari bahwa warna pembangunan itu sangat kompleks dan berdimensi jamak, pengaruh teknologi terhadap lingkungan pembangunan teknologi dikaitkan dengan keadaan lingkungan, sehingga terkadang terjadi dua kutub yang sangat bertolak belakang.
Adapun hasil observasi yaitu untuk mengetahui keadaan lingkungan dan pembangunan yang ada di pohuwato, dan observasi ini berguna bagi kami sebagai mahasiswa untuk mengetahui keberadaan lingkungan dan pemerintah di daerah setempat.
Dari hasil observasi ini kita sebagai mahasiswa mendapat satu pelajaran yang berharga dan sangat berguna bagi kami serta mempunyai dampak positif dan negatif.

3.2 Saran
Kita sebagai manusia yang sadar akan pentingnya lingkungan hidup marilah kita bersama-sama ikut menjaga kelestarian alam seperti kebersihan di pantai-pantai. Dan bagi pemerintah setempat hendaknya lebih memperhatikan pembangunan setempat agar kedepannya daerah kita lebih maju lagi contohnya pembangunan jembatan dan jalan.

0 komentar:

Posting Komentar