BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan hidup sebagai karunia dan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa berikan kepada makhluk ciptaannya yang digunakan oleh seluruh makhluk hidup untuk mensejahterakan kehidupannya.
Pendidikan lingkungan hidup dalam arti kata luas merupakan sebuah konsep mata pelajaran yang memuat pada suatu perkembangan tentang sekeliling alam yang berhubungan langsung dengan makhluk hidup baik manusia, hewan, dan tumbuhan. Dalam wujud utamanya makhluk hidup dan lingkungannya saling berhubungan erat dan mempunyai satu kesatuan yang erat yang saling mempengaruhi satu sama lain. Yang dapat melahirkan mutu kesejahteraan yang baik.
Mutu lingkungan disini sangat perlu diperhatikan, karena dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup manusia, yang merupakan suatu dasar dan pedoman guna melestarikan sumber kehidupan yang ada di dalamnya yang meliputi SDA dan SDM yang meliputi pembangunan bangunan dan makhluk hidup sendiri.
Dalam setiap peningkatan mutu lingkungan pasti harus berhubungan erat dengan pengelolaan, oleh karena itu pokok utama yang kami ambil dalam observasi di kawasan blok plan yaitu tentang bagaimana pengelolaan lahan yang ada di kabupaten pohuwato.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun dalam hasil observasi, rumusan masalah yang kami ambil yaitu perkisan pada:
• Bagaimana pengelolaan lahan yang ada dalam kawasan Blok Plan tersebut!
• Bagaimana penerapan etika pembangunan dan etika lingkungan pada pembangunan di Blok Plam, khususnya pada area perkantoran, jalan dan kafe di Kabupaten Pohuwato!
• Apa dampak positif dan negatif yang terjadi akibat pengaruh teknologi sebaai unsur yang berpengaruh terhadap lingkungan.
1.3 Tujuan
• Untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan dan pengelolaan lahan dalam pembangunan dikawasan blok plan kabupaten pohuwato
• Untuk mengetahui bagaimana penerapan etika pembangunan dan etika lingkungan di kabupaten pohuwato
• Untuk mengetahui apa saja dampak positif dan negatif yang diterima oleh masyarakat setempat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Etika Lingkungan dan Etika Pembangunan
A. Etika Lingkunan
Etika lingkungan hidup hadir sebagai respon atas etika moral yang selama ini berlaku, yang dirasa lebih mementingkan hubungan antara manusia dan mengabaikan hubungan antara manusia dan makhluk hidup bukan manusia. Makhluk bukan manusia, kendati bukan pelaku moral (moral agents) melainkan dipandang sebagai subjek moral (moral subjects), sehingga pantas menjadi perhatian moral manusia.
Etika lingkungan hidup menuntut adanya perluasan cara pandang dan perilaku moral manusia. Yaitu dengan memasukkan lingkungan atau alam semesta sebagai bagian dari komunitas moral.
Tiga teori etika lingkungan: egosentris, homosentris, dan ekosentris
Teori etika lingkungan hidup ini diharapkan mampu menimbulkan pemahaman baru terhadap masalah lingkungan hidup yang tidak terpisah dari kosmologi tertentu yang dalam kenyataan tidak menumbuhkan sikap eksploitatif terhadap alam lingkungan. Pengembangan etika lingkungan hidup diperlukan untuk mengendalikan adanya perubahan secara mendasar dari pandangan kosmologi yang menumbuhkan sikap hprmat dan bersahabat (J. Sudriyanto, 1992:13).
1. Etika Egosentri
Etika yang mendasarkan diri pada berbagai kepentingan individu (self). Egosentris didasarkan pada keharusan individu untuk memfokuskan dari dengan tindakan apa yang dirasa baik untuk dirinya. Ekosentris mengklaim bahwa yang baik bagi individu adalah baik untuk masyarakat.
Krisis ekologi, Suatu etika yang mampu memberi penjelasan dan pertanggung jawaban rasional tentang nilai-nilai, asas dan bnorma-norma moral bagi perilaku manusia terhadap alam lingkungan ini akan sulit didapatkan tanpa melibatkan manusia
Masalah ekologi tidak cukup dihadapi dengan mengembangkan etika lingkungan hidup. Kalau sudah menyangkut kesejahteraan masyarakat, pemikiran etis saja tidak akan berdaya tanpa didukung oleh aturan-aturan hukum yang dapat menjamin pelaksanaan dan menindak pelanggarnya.
2. Etika Egosentris
Etika yang mendasarkan diri pada berbagai kepentingan individu (self). Egosentris didasarkan pada keharusan individu untuk memfokuskan diri dengan tindakan apa yang dirasa baik untuk dirinya. Egosentris mengklaim bahwa yang baik bagi individu adalah baik untuk masyarakat.
3. Teosentrisme
Teosentrisme merupakan teori etika lingkungan yang lebih memperhatikan lingkungan secara keseluruhan, yaitu hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Pada teosentris, konsep etika dibatasi oleh agama (teosentrisme) dalam mengatur hubungan manusia dengan lingkungan.
B. Etika Pembangunan
Telah lama disadari bahwa warna pembangunan itu sangat komplek dan berdimensi jamak. Pembangunan sejak awal dimaksudkan sebagai proses perubahan masyarakat menuju pencapaian yang lebih sejahtera dan makmur, dengan memasukan bidang-bidang ekonomi, sosial, budaya, hukum dan politik sebagai parameter dasar.
Pada titi inilahm jika ada yang harus dikorbankan (semestinya tidak ada yang harus dikorbankan), diperlukan tolok ukur yang lebih memadai untuk menenpatkan prioritas tersebut. Artinya, karena dimensi pembangunan bukan cuma bidang ekonomi, paramenetr itu tidak cukup memakai kuantifilasi ekonomi semata. Dari sinilah unsur etika bisa masuk dan sangat berperanan penting dalam menghitung setiap nisbah pembangunan yang dilaksanakan. Maksud etika di sini bukan sekedar suatu pemikiran sistematis tentang moral melainkan lebih dari suatu pemahaman yang selalu menanyakan secara kritis dan mendasar terhadap segala hal (Franz Magnis Suseno, 1993). Sebagai sebuah parameter kritis dan mendasar, etika di sini selalu memposisikan dirinya sebagai alat pembantu untuk mendeteksi apakah konsep atau kebijakan pembangunan yang dilakukan sesuai dengan cita-cita atau tidak. Etika akan selalu mempertanyakan, apa latar belakang suatu konsep atau kebijakan tersebut, siapa yang paling diuntungkan dan bagaimana cara mencapainya. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut nantinya dipakai etika sebagai alat untuk menyikapinya. Entah menolak, merevisi atau menyepakatinya. Dalam porspektif inilah posisi etika berada, yang akan sangat ditentukan kepada siap dan dengan cara bagaimana pembangunan itu diorientasikan. Pemahaman seperti itu membuat masuk dan mengorientasikan unsur etika dalam pembangunan, berarti menghitung sampai seberapa besar rasio pembangunan terhadap kepentingan dan keperluan makhluk ciptaan Tuhan. Jika rasio pembangunan itu lebih mengarah kepada pendakalan kodrat manusia, seperti dehumanisasi, eksploitasi, immoralitas dan perusakan lingkungan, secara etik pembangunan yang dijalankan tersebut sudah kehilangan keabsahannya. Sebaliknya, jika pembangunan memberikan pencerahan bagi kehidupan manusia, secara etika pembangunan tersebut menuju kepada target semula, yakni demi kemajuan, keadilan dan kebenaran.
Pada hakekatnya pembangunan berkelanjutan merupakan aktivitas memanfaatkan selalu sumber daya, guna meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat manusia. Pelaksanaan pembangunan pada dasarnya juga merupakan upaya memelihara keseimbangan antara lingkungan alami (sumber daya alam hayati dan non hayati) dan lingkungan binaan (sumber daya manusia dan buatan), sehingga sifat interaksi maupun interdependensi antar keduanya tetap dalam keserasian yang seimbang.
2.2 Pengaruh Teknologi Terhadap Lingkungan
Sering kali kita dengar, pembangunan teknologi dikaitkan dengan keadaanlingkungan, sehingga terkadang terjadi dua kutub yang sangat-sangat bertolak belakang disatu sisi lingkungan yang selalu bersikap sinis terhadap kemajuan teknologi yang terus berkembang. Manusia, teknologi adalah alat bantu manusia untuk mengolah alam dengan sebaik-baiknya mempermudah kegiatan dan lain sebagainya yang berkaitan denan kebutuhan. Setiap aplikasi lingkungan di satu sisi membaya manfaat yang besar, tapi di sisi lain juga menimbulkan efek negatif pada manusia dan lingkungan.
Tampaknya dari dua sisi yang sangat bertolak belakang tidak dapat dipisahkan untuk selamanya, disilah akal dan jiwa manusia terujikan, kecerdasan akal yang dimiliki manusia yang terus berupaya untuk meminimalisir dampak negatif teknologi sampai ketaraf yang tidak membahayakan atau lebih tepatnya dapat diterima oleh manusia ataupun alam sekitar. Dari sisi-sisi tersebut, mulailah kita liat pada negara-negara maju, banyak perusahaan mobil mengembangkan energi alternatif seperti energi cahaya matahari, yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak untuk dapat menjalankan kendaraan tersebut, demi kelestarian lingkungan sekitar. Tetapi terkadang kita dibuat kecewa di balik rasa peduli mereka terhadap lingkungan, tidak jarang itu merupakan strategi bisnis untuk memenangkan produknya dipasaran. Disinilah terbukti bahwa kecerdasan akal tidak akan perna cukup tanpa disertai kecerdasan jiwa, karena kecerdasan jiwa akan mengontrol manusia agar tetap memelihara sifat-sifat kemanusiaannya, sehingga tidak terjadi penyimpangan yang menyebabkan tega memangsa sesama, oleh karena itu kebutuhan orang-orang yang cerdas akal sangat besar sehingga mampu mendominasi dan memberikan manfaat yang optimal dari aplikasi-aplikasi teknologi dan tidak hanya bagi manusia tetapi juga bagi lingkungan dan alam sekitar secara keseluruhan.
2.3 Hasil Observasi
A. Dampak Positif
Tempat dan lahan yang terdapat di daerah tersebut cukup luas. Itu dapat dibuktikan dengan adanya bangunan perkantoran yang banyak. Pembangunan bangunan kantor disana lebih tertata rapi dan tidak banyak marusak lahan pertanian. Itu dapat dilihat dari masih adanya lahan pertanian yang ada dalam kawasan tersebut. Pada area perkantoran kita akan mendapat sebuah jalan raya, yang struktur jalannya sangat untuk memadai untuk dilalui oleh berbagai macam kendaraan, karena tidak memungkinkan terjadi kemacetan dan juga penataan jalannyapun tidak hanya sangat begitu sistem dan masih masih saja memungkinkan keindahan lingkungan semata. Dalam hal ini, pada pembatas jalan tersebut masih banyak ditanam oleh tumbuhan hijau sehingga apabila dipandang mata terasa begitu indah.
Gambar Jalan Raya
Gambar Bangunan Gedung]
Diluar area perkantoran kita akan menemukan pemandangan objek wisata pantai sangat begitu indah, di objek wisata terhampar pasir putih yang sangat bersih dan terlihat pulau yang sangat begitu indah.
Gambar Pulau
Gambar Pasir Putih
Dalam objek wisata tersebut kita masih banyak menemukan lahan yang kosong, dimana pada lahan tersebut masih banyak ditumbuhi oleh tumbuhan hijau dan pohon kelapa yang sangat begitu rimbun. Objek wisata tersebut merupakan salah sata tujuan wisata yang masyaraat senangi itu dapat dilihat dengan banyaknya masyarakat yang berkunjung ketempat tersebut. Dilahan itu juga terdapat sebuah kafe yang didirikan oleh masyarakat yang tinggal di daerah tersebut, yang secara ekonomi sengat membantu pemenuhan kebutuhan hidup mereka.
Gambar pohon kelapa
Gambar Kafe
Dalam struktur penempatan lokasi obejek wisata tersebut letaknya sukup sangat strategis karena sangat begitu mudah untuk didatangi dan tidak susah untuk mencari lokasi tempat tersebut.
B. Dampak Negatif
Pada pembangunan perkaantoran kita tidak banyak menemuikan suatu hal yang menyimpang, karena dalam pembangunan kantor tersebut masih memikirkan SDA, karena di area tersebut masih banyak ditumbuhi oleh tumbuhan hijau yang tertata dengan rapi dan juga memikirkan penghematan tempat dan kepentingan masyarakat umum. Karena disitu terlihat lokasi penempatan kantornya sangat berdekatan dan sangat strategis. Pada pembangunana jalannya pun tidak terlihat dampak negatifnya pada masyarakat. Tetapi hanya tinggal perbaikan saja lokasi objek wisatanya terlihat masih banyak lahan are yang tidak terpakai.
Gambar Lahan Tandus
Gambar Sampah
Dalam area tersebut masih berserakan sampah dimana tanamannya tidak terawat dan sangat membosankan untukdilihat. Dalam pemanfaatan tempat sebaiknya dalam objek wisata tersebut tidak seharusnya dibangun kafe tetapi alankah lebih bagusnya dibangun bangunan seperti rumah makan. Karena pada kenyataan survei dilapangan kafe diidentikan dengan tempoat tegatif yang ujung-ujungnya dapat merugikan masyarakat setempat.
Gambar Kafe
Dan dalam penataan kebersihan lingkungan di area tersebut masih sangat kurang memadai dapat di lihat dari kebersihan lokasi pantainya dan penataan tanamannya.
Gambar Sampah Daerah Pasir
Dilokasi tersebut lita akan banyak menemukan sampah plastik yang berkeliaran dan tanaman yang cara menanamnya tidak terkonsep dengan baik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lingkungan merupakan suatu unsur kebudayaan yang sangat berpengaruh pada kelangsungan hidup pada manusia. Karena dalam lingkungannya banyak mengandung unsur-unsur hayati yang dapat bermanfaat bagi kita manusai. Oleh karena itu kita harus menjaga dan melestarikannya khususnya untuk tempat yang kamib datangi untuk melakukan observasi yaitu kabupaten pohuwato.
Suasana lingkungan yang terdapat di area blok plan itu masih sangat kurang dapat berfungsi secara optimal, dimana masih banyak lahan-lahan kosong, yang tidak digunakan atau dipakai oleh pemerintah setempat, sehingga terlihat masih sangat rawan khususnya di objek wisata tersebut.
3.2 Saran
Untuk mengelola lahan yang masih kosong perlu adanya kerja sama antara pemerintah dan masyarakat, sehingga dapat menciptakan suatu bangunan yang dapat menguntungkan kedua belah pihak, tanpa harus menyebabkan adanya kerusakan lingkungan yang lebih parah lagi.
0 komentar:
Posting Komentar