Senin, 18 Oktober 2010

Metode analisis tumbuhan

Pada tahun-tahun terakhir ini fitokimia atau kimia tumbuhan telah berkembang menjadi satu disiplin tersendiri, berada di antara kimia organik bahan alam dan biokimia tumbuhan, serta berkaitan erat dengan keduanya. Bidang perhatiannya ialah aneka ragam senyawa organik yang dibentuk dan ditimbun oleh tumbuhan, yaitu mengenai struktur kimianya, biosintesisnya, perubahan serta metabolismenya, penyebarannya secara alamiah, dan fungsi biologinya.
Pada semua pekerjaan tersebut diperlukan metode pemisahan, pemurnian, dan identifikasi kandungan yang terdapat dalam tumbuh­an yang sifatnya berbeda-beda dan yangjumlahnya banyak itu. Jadi, kemajuan pengetahuan kita mengenai fitokimia berkaitan langsung dengan keberhasilan memanfaatkan teknik yang sudah dikenal dan meneruskan pengembangan teknik baru untuk memecahkan masa-lah yang menonjol bila timbul. Salah satu tantangan fitokimia ialah melaksanakan semua pekerjaan di atas itu dengan menggunakan bahan yang makin lama makin sedikit. Sering pemecahan masalah biologi, misalnya pengaturan tumbuh tanaman, biokimia antaraksi tumbuhan-hewan, atau pemahaman asal fosil tumbuhan, bergantung pada identifikasi sejumlah struktur kimia yang rumit yang mungkin saja hanya tersedia beberapa mikrogram untuk ditelaah.
Tujuan buku ini ialah menyajikan, untuk pertama kali, satu pengan-tar metode analisis senyavva tumbuhan yang sekarang ada dan mem-buka pintu untuk mempelajari pustaka mengenai pokok tersebut. Tidak ada hal baru dalam metode yang dipaparkan di sini. Memang, tujuan ialah memberikan garis besar metode yang paling banyak digunakan; mahasiswa atau para peneliti kemudian dapat mengem-bangkan teknik sendiri dengan cepat untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Latar belakang yang diperlukan ialah sedikit latihan dalam teknik laboratorium kimia sederhana. Akan tetapi, mungkin saja botaniwan dan ahli tumbuhan lainnya, dengan pengetahuan kimia sedikit, mela-kukan penelitian fitokimia karena kebanyakan teknik tersebut sederhana dan jelas. Sama halnya sepcrti pada pokok bahasan praktis lain, mahasiswa harus mengembangkan sendiri keahliannya. Tidak ada rcsep, walau ditulis setepat-tepatnya, yang dapat menggantikan kcrja di laboratorium untuk mclatih akal sehat dan kemampuan menalar yang didasarkan pada prinsip awal. Contoh percobaan prak­tis yang dapat dikerjakan untuk memperoleh pengalaman telah disediakan pada sejumlah bab. Ini dapat segera discsuaikan untuk prak-tikum dan banyak yang telah digunakan untuk tujuan tersebut.
Keanekaan dan jumlah struktur molekul yang dihasilkan oleh tum­buhan banyak sekali, demikian juga laju kemajuan pengetahuan kita tentang hal tersebut pada saat ini. Dengan demikian masalah utama dalam penelitian fitokimia ialah menyusun data yang ada mengenai setiap golongan senyawa khusus. Telah diperkirakan, misalnya, pada saat ini telah diketahui lebih dari 5500 alkaloid tumbuhan dan perha-tian ahli farmakologi pada alkaloid baru sedemikian besar sehingga alkaloid baru terus ditemukan dan dipaparkan, mungkin dengan laju temuan satu sehari.
Oleh karena jumlah senyawa yang diketahui besar sekali, maka pada setiap bab telah ditulis pengantar khusus yang menunjukkan perbeda-an struktur yang ada dalam setiap golongan senyawa. Disajikan garis besar senyawa yang umum terdapat dan diberikan contoh variasi kimia dengan rumus yang mewakilinya. Acuan diberikan, bila mung­kin, kc daftar terbaru yang memuat senyawa yang pernah diketahui
dalam setiap golongan. Disajikan juga tabel yang menunjukkan bi-langan .R/7, reaksi wama, dan ciri spektrum kebanyakan kandungan tumbuhan yang lebih umum. Tabel ini diberikan terutama sebagai contoh dan untuk perbandingan, tetapi tidak dimaksudkan sebagai tabel lengkap.
Kemajuan fitokimia telah sangat dibantu oleh perkembangan metode penjaringan yang cepat dan teliti untuk menjaring tumbuhan sehingga dapat diperoleh senyawa yang khas. Penekanan dalam buku ini sudah pasti kepada teknik kromatografi. Prosedur ini telah menunjukkan bahwa senyawa yang mula-mula dikira langka ternyata tersebar hampir merata dalam dunia tumbuhan. Pentingnya penyigian tum­buhan yang dilakukan terus-menerus untuk memperoleh senyawa aktif biologi tak usah ditekankan lagi. Sudah tentu metode deteksi pendahuluan golongan senyawa tertentu dibahas agak terperinci dalam beberapa bab berikut.
Walau pun istilah 'tumbuhan' digunakan di sini untuk menunjukkan dunia tumbuhan secara keseluruhan, ada penekanan lebih besar kepa­da tumbuhan tinggi, sedangkan metode analisis mikroorganisme tidak dibahas khusus secara terperinci. Sebagai kaidah umum, metode yang digunakan pada tumbuhan tinggi untuk mengidentifikasi alka­loid, asam animo, kuinon, dan terpenoid dapat digunakan langsung pada sistem mikroba. Pada kebanyakan kasus, isolasi jauh lebih mudah karena senyawa pencemar seperti tanin dan klorofil biasanya tidak ada. Pada beberapa kasus lain mungkin lebih sukar karena ada-nya ketahanan dinding sel mikroba sehingga perlu penghancuran mekanis untuk membebaskan senyawa.
Ada sejumlah senyawa organik, seperti antibiotika penisilin dan tetrasi-klin (Turner, 1971; Turner dan Aldrige, 1983) yang terdapat khas pada mikroorganisme, yang identifikasinya tidak dibahas di sini kare­na keterbatasan tempat. Lumut juga membuat sederetan pigmen khusus, termasuk depsidon dan depsida. Keduanya dian_alisis dengan metode mikrokimia khusus yang berdasarkan pada reaksi warna, cara kromatografi, dan spektromctri. Pembahasan menyeluruh mengenai kimia lumut telah dilakukan oleh Culberson (1969). Analisis pigmen lumut disinggung dengan singkat di sini pada bab 2 (h. 115).
Kandungan kimia tumbuhan dapat digolongkan menurut beberapa cara; dalam buku ini penggolongan didasarkan pada asal biosintesis, sifat kelarutan, dan adanya gugus fungsi kunci tertentu. Bab 2 membahas senyawa fenol, senyawa yang dapat dikenal dengan segera karena sifat hidrofilnya dan karena asalnya yang sama yaitu dari asam sikimat yang merupakan prazat senyawa aromatic.
sintesis berasal dari isopentenil pirofosfat. Bab 4 membahas asam orgamk, lipid, dan golongan senyawa lainnya yang secara biosin-tesis berasal dari asetat. Bab 5 membahas senyawa nitrogen tumbuh­an, senyawa basa yang dikenal karena reaksinya yang positif dengan pereaksi ninhidrin atau Dragendorff. Bab 6 .membahas karbohidrat yang larut dalam air dan turunannya. Akhimya, bab 7 membahas secara singkat makromolekul tumbuhan, yaitu asam nukleat, protein, dan polisakarida yang dapat dipisahkan dari kandungan lainnya dengan mudah karena bobot molekulnya yang tinggi.
Pada sisa bab pendahuluan irri dikemukakan pembahasan umum mengenai metode ckstraksi, pemisahan, dan identifikasi. Satubagian akhir akan memuat beberapa contoh penggunaan metode fitokimia dalam bidang ilmu tumbuhan yang berlainan.
Acuan utama yang ada mengenai metode analisis tumbuhan hanya risalah tujuh jilid yang disunting oleh Paech dan Tracey (1956—64) dengan sejumlah bab yang ditulis dalam bahasa Jerman dan Inggris.
Sekarang buku tersebut sudah ketinggalan zaman, tetapi ia menyaji-kan bacaan latar belakang yang penting mengenai pokok bahasan. Banyak buku ajar lain membahas, antara lain, metode fitokimia, dan ini terdapat dalam senarai pustaka pada bagian akhir bab ini dan bab-bab selanjutnya,. Di antara berbagai majalah yang ada sekarang, yang dapat dibaca untuk mencari keterangan mengenai teknik terbaru adalah Journal, of chromatography, Phy to chemistry, Analytical biochemistry. Journal of chromatographic science, dan Planta.


Sumber :
J.B. Harborne. 2006. Metode Fitokimia.Bandung (terbitan kedua): ITB

0 komentar:

Posting Komentar