Senin, 18 Oktober 2010

Metode ekstraksi dan isolasi

1.2.1 Bahan tumbuhan
Idealnya, untuk analisis fitokimia, harus digunakan jaringan tumbuh­an segar. Beberapa menit setelah dikumpulkan, bahan tumbuhan itu harus dicemplungkan ke dalam alkohol mendidih. Kadang-kadang, tumbuhan yang ditelaah tidak tersedia dan bahan mungkin harus disediakan oleh seorang pengumpul yang tinggal di benua lain. Dalam hal demikian, jaringan yang diambil segar harus disimpan kering di dalam kantung plastik, dan biasanya akan tetap dalam keadaan baik untuk dianalisis setelah beberapa hari dalam perjalanan dengan pos udara.
Cara lain, tumbuhan dapat dikeringkan sebelum diekstraksi. Bila ini dilakukan, pengeringan tersebut harus -dilakukan dalam keadaan terawasi untuk mencegah terjadinya perubahan kimia yang terlalu banyak. Bahan harus dikeringkan secepat-cepatnya, tanpa mengguna-kan suhu tinggi, lebih baik dengan aliran udara yang baik. Setelah betul-betui kering, tumbuhan dapat disimpan untuk jangka waktu lama sebelum digunakan untuk analisis. Dan memang demikianlah, analisis flavonoid, alkaloid, kuinon, dan terpenoid telah dilakukan dengan berhasil pada herbarium yang telah disimpan bertahun-tahun.
Contoh penggunaan bahan herbarium ialah analisis minyak alsiri yang dilakukan pada contoh jenis daun Mentha yang bahannya dipcr-olch dari kumpulan asli Linneaus yang dikumpulkan sebelum tahun 1800 (Harley dan Bell, 1967). Perubahan kuantitatif kandungan minyak atsiri, sesuai dengan perjalanan waktu, dapat saja terjadi, baik dalam jaringan daun maupun jaringan buah. Kemungkinan seperti ini harus diperhatikan. Misalnya, Sanford dan Hcinz (1971) mcnemukan bahwa kandungan miristisin dalam buah pala, Mynstica fragrans, naik perlahan-lahan pada penyimpanan, sementara kandung­an (3-pinena yang lebih astiri menurun dengan berjalannya waktu. Sebaliknya, flavonoid dan alkaloid dalam balian herbarium sungguh mantap; jadi, cuplikan daun Strychnos nuxvomica yang dikumpul-kan pada tahun 1675 tetap mengandung alkaloid 1—2% dari bobot (Phillipson, 1982).
Pada tahap ini pencemaran tumbuhan yang ditelaah, oleh tumbuhan lain, jelas harus diperhatikan. Satu hal penting, misalnya, kita harus menggunakan tumbuhan yang tidak berpenyakit, yaitu yang tidak dijangkit oleh infeksi virus, bakteria, atau jamur. Bukan saja hasil sintesis mikroba yang mungkin terdcteksi, tetapi infeksi pun mung­kin mengubah metabolisme tumbuhan secara serius dan membentuk hasil yang tidak diharapkan, bahkan mungkin dalam jumlah besar.
Pencemaran dapat juga terjadi sewaktu mcngumpulkan tum­buhan rcndah. Bila jamur yang tumbuh secara parasit pada pohon dikumpulkan, harus diperhatikan agar jaringan pohon terpisah dari cuplikan. Laporan terdahulu (Paris dkk., 1960) mengenai dijumpainya asam klorogenat, suatu hasil tumbuhan tinggi yang khas, dalam dua jenis jamur, sudah (hampir) pasti tidak benar; dan ini disebabkan oleh pencemaran. Analisis ulangan pada bahan yang di-bersihkan dengan hati-hati menunjukkan senyawa itu tidak ada (Har­borne dan Hora, tidak diterbitkan).Juga, lumut sering tumbuh berse-kutu erat dengan tumbuhan tinggi dan kadang-kadang sukar membebaskannya dari cemaran seperti itu. Akhirnya, pada kasus tumbuhan tinggi, campuran tumbuhan mungkin dikumpulkan akibat kesalahan. Dua jenis rumput yang serupa benar dan tumbuh berdampingan di lapangan mungkin dianggap sama, atau suatu tumbuhan mungkin dikumpulkan tanpa disadari ada parasit (seperti benalu Cuscuta epithymum) tercampur dengannya.
Pada analisis fitokimia, identitas botani tumbuhan harus dibuktikan keasliannya pada tahap tertentu dalam pemeriksaan, dan ini harus di-lakukan oleli ahli yang diakui. Begitu banyak kesalahan identitas telah terjadi pada waktu lampau sehingga penentuan identitas bahan merupakan hal yang penting bila kita melaporkan senyawa barn dari suatu tumbuhan, atau senyawa yang sudah dikenal tetapi dari sumber tumbuhan barn. Identitas bahan harus tidak dapat diragukan lagi (misalnva suatu jcnis yang dikumpulkan olch ahli botani lapangan di habitat yang memang merupakan tempat tumbuhnya) atau harus ada kemungkinan bagi scorang ahli taksonomi untuk menentukan idcnti-tasnya. Karcna alasan itu, sekarang sudah menjadi kebiasaan umum pada penelitian fitokimia untuk menyimpan contoh bukti tumbuhan yang dipcriksa di herbarium yang dikenal, sehingga bila diperlukan dapat diacukan kembali kepadanya.


Sumber :
J.B. Harborne. 2006. Metode Fitokimia.Bandung (terbitan kedua): ITB

0 komentar:

Posting Komentar