ANALISIS KADAR TIMBAL (Pb) PADA IKAN KEMBUNG
(Restrelliger brachysoma) DI PERAIRAN PELABUHAN RUM
KOTA TIDORE KEPULAUAN PROVINSI MALUKU UTARA
DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
Anton A. Rahman
Ishak Isa
Nurhayati Bialangi
Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan IPA
Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorium yang bertujuan untuk mengetahui Kadar Timbal (Pb) yang terkandung dalam ikan kembung (Restrelliger brachysoma) di sekitar perairan pelabuhan Rum Kecamatan Tidore Utara Kabupaten Kota Tidore Kepulauan Propinsi Maluku Utara.
Hasil penelitian dengan menggunakan Metode Spektrofotometri Serapan Atom menunjukkan bahwa kadar Pb pada kepala ikan sebesar 0,0006153 mg/l (ppm) dan pada daging ikan sebesar 0,0004065 mg/l (ppm).
Kata Kunci : Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), Timbal
PENDAHULUAN
Kehidupan manusia dalam hal pemenuhan kebutuhannya sehari-hari yang semakin hari-semakin bergantung pada hasil cipta bernuansa teknologi yang notabenenya menghasilkan zat buangan yang bersifat pencemar sehingga dapat mengganggu kelangsungan biota disekitar tempat buangan serta dapat juga berdampak negatif pada kesehatan manusia. Salah satu dari zat buangan yang dapat mempengaruhi kualitas biota adalah logam berat Timbal (Pb), Tembaga (Cu), Merkuri (Hg) dan lain-lain.
Maluku Utara merupakan Propinsi yang terdiri dari ribuan gugusan pulau-pulau serta sangat kaya akan Sumber Daya Alamnya terutama disektor kelautan serta perikanan. Kelurahan Rum merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Tidore Utara Kota Tidore Kepulauan Propinsi Maluku Utara dengan mayoritas kehidupan penduduknya masih bergantung pada hasil laut untuk memenuhi kebutuhannya. Daerah ini adalah daerah yang terdiri dari gugusan pulau dengan laju pembangunannya terkonsentrasi di kota Ternate maka jalur transportasi utama adalah Speed Boad serta kapal-kapal kecil bermesin lainnya. Secara tidak langsung, hasil buangan dari mesin-mesin kapal yang lalu lalang serta buangan lainnya ini dapat mencemari perairan laut setempat. Logam berat (Pb) yang dikandung oleh limbah mesin kapal tersebut akan diserap oleh biota laut lainnya sehingga lama kelamaan akumulasi logam pencemar tersebut akan semakin besar dan dapat berpengaruh pada kesehatan manusia yang mengkonsumsinya.
Kandungan logam Pb pada ikan bersumber dari makanan dan lingkungan perairan yang sudah terkontaminasi oleh logam berat. Kontaminasi makanan dan lingkungan perairan tidak terlepas dari aktivitas manusia didarat maupun pada perairan. Mengkonsumsi ikan yang ditangkap di sekitar daerah pelabuhan yang telah tercemar logam Pb diatas akan membahayakan kesehatan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar Timbal (Pb) yang terkandung pada ikan Kembung (Restrelliger brachysoma) yang ditangkap di Perairan Pelabuhan Rum Kota Tidore yang dianalisis dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).
BAHAN DAN METODE
a. Bahan
Bahan yang digunakan diantaranya: Sampel ikan kembung yang diambil dari perairan pelabuhan Rum Kota Tidore Kepulauan, HCl 37 %, HNO3 65 % , H3PO4 dan Aquades
b. Tahapan Penelitian
Pengambilan Sampel
Sampel diambil di sekitar daerah pelabuhan Kelurahan Rum Kecamatan Tidore Utara Kabupaten Kota Tidore Kepulauan Propinsi Maluku Utara. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Judment, yaitu cara pengambilan sampel dengan kebijaksanaan sendiri pada tempat yang dianggap representatif (sesuai).
Penyiapan sampel
Sampel ikan yang dipakai adalah ikan jenis kembung dengan berat 275 gram dan panjang tubuh mencapai 30 cm. Mula-mula sampel ikan dipisahkan daging dari tulang dan kepala, kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 450 oC selama 18 jam lalu ditumbuk halus. Selanjutnya sampel ikan yang telah ditumbuk halus tadi ditimbang 0,5 gram, ditambahkan HNO3 pekat 65 % sebanyak 1 ml dan aquades sebanyak 2 ml, di didihkan hingga seluruhnya tercampur. Setelah tercampur kemudian ditambahkan aquades hingga volume larutan sampel mencapai 250 ml. Campuran siap diuji kandungan logam berat (Pb) dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).
Tahap pengeringan
Cawan petri diberi label kemudian separuh dari permukaan cawan petri ditutup dengan aluminium foil untuk mengurangi kontaminasi dari debu selama pengeringan, selanjutnya dimasukkan kedalam oven pada suhu 103 oC ± 1 oC selama 2 jam, Setelah kering cawan petri dipindahkan ke dalam desicator selama 30 menit, kemudian lakukan penimbangan. Selanjutnya memasukkan sampel basah ke dalam cawan petri dan di ratakan dengan menggunakan sendok plastik, kemudian di timbang berat sampel dan cawan petri.
Cawan petri ditutupkan dengan aluminium foil dan di keringkan dalam oven selama 18 jam pada suhu 103 oC ± 1 oC. Setelah sampel kering, dinginkan ke dalam desicator selama 30 menit. Sampel yang yang telah ditetapkan kadar airnya, diblender sampai halus dan simpan sampel di dalam botol polypropylene.
Tahap digesti sampel
Sample di keringkan dalam oven pada suhu 103 oC ± 1 oC selama 2 jam, setelah kering dinginkan cawan ke dalam desicator, kemudian timbang sebanyak 0,5 gram Lalu memasukkan sampel ke dalam tungku pengabuan dan naikkan suhu tungku pengabuan secara bertahap 100oC setiap 30 menit sampai mencapai 450 oC dan pertahankan selama 18 jam.
Selanjutna tambahkan 1 ml HNO3 65 %, goyangkan secara berhati-hati sehingga semua abu terlarut dalam asam dan selanjutnya uapkan diatas hot plate pada suhu 100oC sampai kering lalu diabukan kembali selama 3 jam.
Tambahkan 5 ml HCl 6 M ke dalam masing-masing sampel, goyangkan secara berhati-hati sehingga semua abu larut dalam asam. Uapkan diatas hot plate pada suhu 100oC sampai kering. taambahkan 10 ml HNO3 0,1 M dan didinginkan pada suhu ruang selama 1 jam, pindahkan larutan ke dalam labu takar 50 ml (polypropylene). Tetapkan sampai tanda batas dengan HNO3 0,1 M.
c. Analisis Sampel Dengan Spektrofotometri Serapan Atom
Penetapan Kadar Pb pada Sampel
Larutan sampel yang telah didigesti, selanjutnya di ukur kandungan Pb dengan menggunakan Alat Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) merek Zeeaman pada panjang gelombang (λ) 238,3 nm dan udara asetilen sebagai pembakar.
Penentuan kadar timbal diketahui berdasarkan kurva baku yaitu dengan cara memplot nilai absorbans sampel terhadap konsentrasi atau dengan menggunakan persamaan garis lurus yaitu : Y = a + bx
Untuk menentukan konsentrasi Pb maka digunakan rumus sebagai berikut:
Konsentrasi Pb µg/g (ppb) =
Analisis Data
Data yang diperoleh selanjutnya dihitung kadar Pb dengan cara memasukkan data hasil pengukuran larutan sampel ke dalam persamaan regresi yaitu:
Dimana : Y = Nilai serapan, b = kemiringan, a = garis kurfa yang memotong sumbu y, dan x = konsentrasi yang diperoleh dari persamaan regresi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Penentuan Pb dalam ikan kembung Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) pada panjang gelombang 283,3 nm diperoleh data yang disajikan pada Tabel berikut;
Tabel. 1 Hasil Pengukuran Serapan Larutan Sampel Dengan Spektrofotometri Serapan Atom.
No
Sampel
Absorban
1
2
Kepala ikan
Daging ikan
0,0125
0,0113
Tabel 2 Hasil Pengukuran Kadar Logam Timbal dalam Sampel
No
Sampel
Konsentrasi Sampel
(µg/l)
Blanko
% Kadar Air
Berat Sampel (gr)
WW = (Wd x 100 %) / (100 % - % Kadar Air)
X = ( (A-B) x Vakhir) / Wd
mg/l (ppm)
1
2
Daging Ikan
Kepala Ikan
9,40
10,64
2,30
2,30
71,25918
63,11118
0,5020
0,5002
1,75
1,36
0,0004
0,0006
Dari data pada tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa konsentrasi logam timbal dalam kepala ikan dan daging ikan memiliki kadar yang berbeda. Pada kepala ikan kadar logam timbal sebesar 0,0006 mg/l (ppb), sedangkan pada daging ikan kadar logam timbalnya sebesar 0,0004 mg/l (ppm).
Pembahasan
Dari hasil analisis kandungan Pb pada kepala ikan ternyata memiliki kadar Pb yang berbeda dengan kadar Pb yang terdapat pada daging ikan. Hasil analisis menunjukkan bahwa Kadar Pb pada kepala ikan (0,0006 mg/l (ppm)) lebih besar dari pada kadar Pb pada daging ikan (0,0004 mg/l (ppm)). Hal ini dapat terjadi disebabkan karena Pb masuk ke dalam tubuh ikan melalui insang atau melalui rantai makanan dan disimpan dalam jaringan hati dan ginjal. Selanjutnya Pb dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui rantai makanan, hal ini terjadi apabila manusia mengkonsumsi ikan yang telah tercemar Pb. Di dalam tubuh manusia Pb akan terakumulasi pada jaringan hati dan ginjal. Proses akumulasi ini terjadi karena logam berat yang masuk ke dalam tubuh cenderung membentuk senyawa kompleks dengan molekul-molekul senyawa organik yang terdapat dalam tubuh sehingga logam Pb tidak terekskresikan (Waldichuck dalam Isa, 2004). Disamping itu juga daerah perairan Pelabuhan Rum merupakan tempat bersandarnya Speed Boad dan kapal-kapal yang setiap harinya menghasilkan bahan bakar buangan yang dengan sengaja dibuang ke dalam laut. Tumpahan minyak dari kapal tengker dan bahan bakar buangan yang dihasilkan oleh Speed Boad ini biasa menjadi penyumbang masuknya Pb dalam perairan. Hal ini juga didukung olah masuknya limbah yang berasal dari limbah rumah tangga seperti sampah-sampah organik, serta limbah yang berasal dari pusat tempat pencucian mobil. Debu dan atau zat-zat pengotor yang menempel mengotori badan kendaraan (mobil) tersebut adalah timbal yang dapat masuk ke dalam perairan melalui tempat-tempat pencucian mobil.
Berdasarkan hasil analisis penelitian, jika dibandingkan dengan persyaratan kualitas untuk timbal (Pb) bahwa kadar maksimum Pb dalam ikan yang dapat ditolerir berdasarkan peraturan Dirjen POM No. 03725/VII/89 tentang batas cemaran Pb pada daging ikan yaitu 2,0 mg/kg atau 0,002 mg/l (0,002 ppm). Ini berarti ikan kembung yang ada pada perairan Pelabuhan Rum Kota Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara belum melewati Nilai Ambang Batas (NAB) yang ditentukan dan masih dapat dikategorikan aman untuk dikonsumsi, akan tetapi tetap sudah masuk kategori tercemar oleh logam berat khususnya logam timbal. Jika hal ini tidak dipantau dan tidak ditangani secara dini maka kadar logam timbal di dalam perairan Pelabuhan Rum akan terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu.
Logam berat Pb diketahui dapat tertimbun di dalam tubuh organisme dan tetap tingal di dalam tubuh dalam waktu yang lama sebagai racun terakumulasi. Hal ini disebabkan karena logam berat ini tidak dapat terurai (non biodegradable) dan melalui rantai makanan secara tidak langsung manusia akan mengakumulasi logam tersebut dari ikan yang mengandung logam.
Timbal merupakan logam berat yang mempunyai toksitas yang cukup tinggi terhadap manusia setelah Hg dan Cd, karena racun ini bersifat kumulatif karsinogenik. Logam Pb yang ada dalam tubuh manusia memberikan efek racun terhadap banyak fungsi organ yang terdapat di dalam tubuh. Organ-organ tubuh yang banyak menjadi sasaran dari peristiwa keracunan logam Pb adalah ginjal, jantung, hati limpa, otak dan alat reproduksi (Palar, 1994).
Dengan adanya data tentang kadar logam timbal tersebut diatas, maka memberikan gambaran yang jelas bahwa pada perairan Pelabuhan Rum Kota Tidore Kepulaua Provinsi Maluku Utara mengandung logam timbal dengan kadar yang masih rendah. Hal demikian diperlukan upaya secara kontinu untuk senantiasa waspada terhadap akibat yang ditimbulkannya. Tetapi lebih pokok dan utama adalah bagaimana meminimalkan dampak buruk yang diakibatkannya, sehingga kelangsungan hidup yang akan datang tetap lebih baik dan terjaga.
SIMPULAN
1.Setelah dilakukan penelitian di laboratorium dengan menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) diperoleh kurva kalibrasi larutan standar dengan persamaan regresi linier Y = 0,0033528 X
2.Konsentrasi logam timbal dalam kepala ikan dan daging ikan sebesar 0,0006 mg/l (ppm) dan 0,0004 mg/l (ppm).
Kadar logam Pb yang terdapat di dalam ikan kembung belum melewati Nilai Ambang Bata (NAB) yang ditentukan berdasarkan peraturan Dirjen POM No. 03725/VII/89 tentang batas cemaran Pb pada ikan yaitu 2,0 mg/kg atau 0,002 mg/l (0,002 ppm).
SARAN
1.Perlu adanya pemantauan secara kontinu terhadap kondisi lingkungan di lokasi penelitian.
1.Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang kandungan kadar Pb pada jenis ikan yang berbeda pada Perairan Pelabuhan Rum dengan menggunakan instrumen yang berbeda pula.
2.Perlu adanya upaya untuk meminimalkan cemaran logam berat Pb yang terdapat pada Perairan Pelabuhan Rum Kota Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Rukaesih. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta; Penerbit Andi Yogyakarta.
Connell, D.W dan G.J. Miller. 1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran. UI Press. Jakarta.
Day. R. A. Underwood. 1990. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi ke empat. Jakarta; Penerbit Erlangga.
Harjadi W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta; Penerbit PT. Gramedia.
Ibnu, Sodiq. M. 2004. Kimia Analitik I. Malang : Universitas Negeri Malang.
J. Basset et al, dkk. 1994. Buku Ajar VOGEL Kimia Analisis Kuantitatif An Organik (Vogel’s text book of quatitative inorganic analysis including elementary instrumenal analysis). Edisi 4. jakarta EGC.
Kristanto. Philip. 2002. Ekologi Industri. Surabaya : Penerbit Universitas Kristen Petra Surabaya.
0 komentar:
Posting Komentar