ANALISIS PROTEIN IKAN NIKE ASAL GORONTALO
Nurlaela Abd. Kadir
Nurhayati Bialangi
Netty Ischak
Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan IPA
Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan suatu eksperimen laboratorium yang bertujuan untuk menganalisis protein yang terdapat dalam ikan Nike. Penetuan kadar protein yang dihitung adalah persen nitrogen total, kemudian dikalikan dengan faktor konversi, hingga didapat kadar protein kasar pada ikan Nike yang dianalisis. Penelitian ini dilanjutkan dengan melakukan identifikasi adanya asam amino melalui metode Kromatografi Kertas.
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan kadar protein pada ikan Nike dari hari pertama dan hari Terakhir kemunculannya. Kadar protein kasar pada ikan Nike hari pertama yaitu 2,7315 % sedangkan pada hari terakhir yaitu 4,083 %. Hasil identifikasi diduga di dalam ikan Nike terdapat asam-asam amino esensial yaitu Leusin, Isoleusin, Metionin dan Threonin.
Kata Kunci : ikan nike, protein, Kromatografi Kertas.
ANALISIS PROTEIN IKAN NIKE ASAL GORONTALO
Nurlaela Abd. Kadir
Nurhayati Bialangi
Netty Ischak
Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan IPA
Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan suatu eksperimen laboratorium yang bertujuan untuk menganalisis protein yang terdapat dalam ikan Nike. Penetuan kadar protein yang dihitung adalah persen nitrogen total, kemudian dikalikan dengan faktor konversi, hingga didapat kadar protein kasar pada ikan Nike yang dianalisis. Penelitian ini dilanjutkan dengan melakukan identifikasi adanya asam amino melalui metode Kromatografi Kertas.
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan kadar protein pada ikan Nike dari hari pertama dan hari Terakhir kemunculannya. Kadar protein kasar pada ikan Nike hari pertama yaitu 2,7315 % sedangkan pada hari terakhir yaitu 4,083 %. Hasil identifikasi diduga di dalam ikan Nike terdapat asam-asam amino esensial yaitu Leusin, Isoleusin, Metionin dan Threonin.
Kata Kunci : ikan nike, protein, Kromatografi Kertas.
PENDAHULUAN
Daerah Gorontalo yang merupakan salah satu provinsi termuda di Indonesia, ternyata memiliki dan menyimpan cadangan sumber daya alam yang cukup potensial di bidang pertanian, kehutanan, kelautan, dan pertambangan. Pada sektor kelautan, provinsi Gorontalo yang diapit laut Sulawesi dan teluk Tomini menyimpan potensi dan kekayaan laut seperti ikan tuna, layang, tongkol, cakalang, nener bandeng, nike, cumi-cumi, kepiting, udang, kerapu, dan sebagainya (Dinas Kelautan, 2000).
Protein mempunyai bermacam-macam fungsi bagi tubuh, antara lain; sebagai enzim, alat pengangkut dan penyimpan, pengatur pergerakan, pembentukan jaringan struktural, pertahanan tubuh (imunisasi), media perambatan impuls syaraf, serta pengendalian pertumbuhan. Protein sebagai pengendalian pertumbuhan bekerja sebagai reseptor yang dapat mempengaruhi fungsi bagian-bagian DNA yang dapat mengatur sifat dan karakter.
Secara umum daging ikan mengandung protein, lemak, K, Cl, P, Mg, Ca, Fe, Mn, Zn, F, Ar, Cu dan I. Kandungan gizi ikan Nike cukup tinggi, sehingga Ikan Nike yang merupakan ikan endemik daerah Gorontalo adalah salah satu sumber pemenuhan protein hewani sehari-hari. Selain itu, ikan Nike juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Ada berbagai macam cara untuk penentuan kadar protein yaitu; metode Dumas, metode Lowry, metode Biuret, metode Dye Binding dan metode Kjeldhal. Secara kuantitatif protein dapat dianalisis dengan cara Kjeldhal. Metode Kjeldhal digunakan untuk menganalisis kadar protein kasar dalam bahan makanan secara tidak langsung. Analisis dengan cara ini adalah dengan menentukan jumlah nitrogen (N) yang dikandung oleh suatu bahan.
Hampir setiap akhir bulan dalam kalender tahun Qomariah di Gorontalo, muncul sejenis ikan kecil yang ukuranya lebih kecil dari teri yang oleh masyarakat disebut " Nike" atau "Duwo". Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah, Untuk mengetahui cara analisis protein yang terdapat dalam ikan Nike dengan menggunakan metode Kjeldhal.
BAHAN DAN METODE
a. Bahan
Bahan yang digunakan meliputi: Ikan Nike, Asam Sulfat (H2SO4) pekat, Natrium Hidroksida (NaOH) 0,1 N, Natrium Hidroksida (NaOH) 10%, Asam Klorida (HCl) 0,1 N, Indikator Phenophtalin, Kalium Sulfat (K2SO4), butiran Zink, Ba (OH)2 . 8H2O, Butanol, Asam Asetat (CH3COOH) dan aquadest.
b. Metode Penelitian
Prosedur Analisis
1. Pengambilan sampel
Sampel ikan Nike diambil dari pantai Leyato, kecamatan Kota Selatan, kota Gorontalo, yang diperoleh dari nelayan setempat sebanyak 1 Kg ikan Nike hari pertama dan 1 Kg ikan Nike hari terakhir (Bilowa).
2. Pengujian Kuantitatif
a)Tahap destruksi
10mL larutan sampel ditambahkan 15 mL H2SO4 pekat dan 5 gr K2SO4. Larutan hasil pencampuran didestruksi sampai jernih, setelah larutan jernih, dilanjutkan pendidihan selama 30 menit. Setelah 30 menit, pendidihan dimatikan. Dibiarkan beberapa saat sampai larutan di dalam labu menjadi dingin. Setelah dingin, dinding labu Kjeldhal dicuci dengan aquadest dan didestruksi kembali selama 30 menit, selanjutnya destruksi dihentikan dan dibiarkan beberapa saat sampai larutan menjadi dingin.
b) Tahap destilasi
Setelah larutan dingin ditambahkan 100 mL aquadest, 5 mL NaOH 10%, dan 5 butir Zink. Kemudian dilakukan destilasi, dan menampung destilat sebanyak 100 mL.
c) Tahap titrasi
100 mL destilat yang ditampung tersebut, kemudian dimasukkan ke dalam dalam erlenmeyer yang berisi 25 mL HCl 0,1 N dan beberapa tetes indikator PP. Selanjutnya dilakukan titrasi dengan NaOH 0,1 N sampai titik ekivalen.
3 Pengujian Kualitatif
Sampel yang telah disiapkan, dicuci dan dibersihkan. Sampel ini kemudian dihaluskan dan ditimbang sebanyak 0,5 gr. Kemudian ditambahkan 0.65 gr Ba (OH)2 . 8H2O dan 100 mL H2O. Selanjutnya dipanaskan dalam tabung tertutup selama 24 jam pada suhu 1250C – 1300C. Setelah larutan dingin, larutan ditambahkan Asam Sulfat (H2SO4) 2N sampai larutan ber-pH 6. Larutan kemudian disaring. Filtrat hasil penyaringan disentrifus selama 20 menit. Filtrat hasil sentrifus ini kemudian ditotol pada kertas kromatografi. Eluen yang digunakan merupakan campuran Etanol 96 % : Air (7 :3). Selanjutnya ditentukan harga Rf-nya, dan membandingkan dengan grafik identifikasi asam amino.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Pada uji kuantitatif protein, dari hasil perhitungan didapatkan persentase protein kasar pada ikan Nike hari pertama dan hari terakhir, yang dapat dilihat pada table 1 berikut ini:
Tabel 1 Hasil Perhitungan Protein Kasar Ikan Nike Hari Pertama dan Hari Terakhir
Ikan Nike
Jumlah Titran (mL)
Rata-Rata
(mL)
% Protein
Rata-rata
(%)
1
2
3
1
2
3
Hari Pertama
27,65
28,01
27,98
27,88
2,933
2,6175
2.644
2,7315
Hari Terakhir
26,17
26,51
26,33
26,40
4,229
3,931
4,089
1,62
Sedangkan pada uji kualitatif adanya asam mino yang terdapat pada ikan Nike, dapat dilihat pada table 2 di bawah ini. Pada tabel 2 di bawah dapat dilihat terdapat beberapa asam amino penyusun protein berdasarkan harga Rf -nya (Rate Of Flow).
Tabel 2 Hasil Identifikasi Asam Amino pada Ikan Nike
Harga Rf
Asam Amino
Lambang
0,6
0,575
0,55
0,458
Leusin
Isoleusin
Metionin
Threonin
Leu
Ileu
Met
Thr
Pembahasan
Pada penelitian yang dilakukan, sampel yang digunakan terdiri atas ikan Nike hari pertama dan ikan Nike hari terakhir. Bentuk tubuh dari ikan Nike hari pertama lebih besar dai ikan Nike hari terakhir, mengkilat serta berwarna kemerahan. Sedangkan bentuk dari ikan Nike hari terakhir lebih kecil, tidak mengkilat serta berwarna putih.
Pengujian Kuantitatif
Dalam pengujian kuantitatif protein yaitu dengan menentukan protein kasar, digunakan metode Kjeldhal. Sampel ikan Nike baik hari pertama maupun hari terakhir yang telah dipreparasi, kemudian diproses melalui analisis metode Kjeldhal yang meliputi :
1.Tahap Destruksi
Pada tahap ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi destruksi menjadi unsur-unsurnya. Elemen karbon, hidrogen, akan teroksidasi menjadi CO, CO2, dan H2O, serta melepaskan Nitrogen dalam bentuk ion ammonia. Asam sulfat yang ditambahkan akan mengoksidasi bahan organik dan bergabung dengan ammonium membentuk ammonium sulfat, sedangkan CO2 dan air terus menguap.
Persamaan reaksinya :
Zat organik (ikan Nike)+ H2SO4 CO2 + H2O + (NH4)2SO4 + SO2
Untuk mempercepat proses destruksi maka ditambahkan katalisator seperti K2SO4, CaSO4, Se dan campuran Na2SO4 dan HgO (20 gr : 1 gr). Dalam penelitian ini katalisator yang digunakan adalah K2SO4. Menurut sudarmaji (1989) penambahan katalisator tersebut akan menaikkan titik didih asam sulfat sehingga destruksi akan berjalan lebih cepat. Tiap 1 gr katalisator dapat menaikkan titik didih 30C. suhu yang digunakan dalam mendestruksi berkisar antara 370-410 0.
Proses destruksi berakhir pada saat larutan dalam labu Kjeldahl menjadi jernih atau tak berwarna. Setelah campuran jernih, labu destruksi tempat sampel didinginkan, kemudian campuran diencerkan menjadi 100 ml. Pengenceran dimaksudkan untuk mengurangi daya reaksi yang nanti akan terjadi apabila larutan ditambahkan alkali.
2.Tahap Destilasi
Tahap selanjutnya setelah destruksi yaitu tahap destilasi. Pada tahap destilasi, ammonium sulfat dipecah menjadi ammonia (NH3) dengan penambahan NaOH 10 % sampai alkalis dan dipanaskan. Agar supaya selama destilasi tak terjadi superheating maka ditambahkan logam Zink (Zn). Ammonia yang dibebaskan selanjutnya ditangkap oleh larutan asam standar yaitu HCl 0,1N dalam jumlah yang berlebihan.
Reaksinya :
(NH4)2SO4 + 2NaOH 2NH3 + Na2SO4 + 2H2O
NH3 + HCl NH4Cl
Destilasi diakhiri pada saat semua Nitrogen dari cairan telah menguap dan tertangkap oleh larutan HCl, yang ditandai dengan letupan-letupan dalam labu didih tempat sampel.
3.Tahap Titrasi
Penampung destilat yang digunakan pada tahap destilasi adalah HCl, maka sisa asam klorida yang tidak bereaksi dengan ammonia ditirasi dengan NaOH 0,1N. Akhir titrasi ditandai dengan tepat perubahan warna larutan menjadi merah muda dan tidak hilang selama 30 detik, Karena menggunakan indicator PP.
Pada penelitian yang dilakukan, awal nya dilakukan tahapan yang sama untuk blanko. Tahap destruksi yang dilakukan terhadap blanko dimaksudkan untuk koreksi adanya senyawa Nitrogen yang berasal dari reagensia yang digunakan. Selisih jumlah titrasi blanko dan sample merupakan jumlah ekuivalen Nitrogen.
Dari tabel 1 diperoleh rata-rata kadar protein kasar untuk tiga kali ulangan dari ikan Nike hari pertama yaitu 2,7315 %, sedangkan rata-rata kadar protein kasar untuk tiga kali ulangan dari ikan Nike hari terakhir yaitu 4,083 %. Dari hasil perhitungan kadar protein kasar ini menunjukkan bahwa kadar protein yang terkandung pada ikan Nike hari pertama lebih rendah dari kadar protein yang terkandung dalam ikan Nike hari terakhir.
Berdasarkan hasil analisis kadar protein kasar dari Balai Riset dan Standarisasi Industri (BARISTAND) Manado (Juni 2008), kadar protein untuk ikan Nike hari pertama yaitu 3,5 % dan kadar protein untuk ikan Nike hari terakhir yaitu 4,5 %. Hal ini menunjukkan bahwa kadar protein kasar yang diperoleh dari hasil penelitian lebih rendah. Kurangnya kadar protein ini, dapat disebabkan oleh terjadinya denaturasi protein, Nitrogen yang ikut menguap pada saat destruksi, Nitrogen yang tidak ikut tertampung sebagai destilat, atau Nitrogen yang tidak terikat oleh HCl.
Kandungan protein juga dapat berkurang disebabkan oleh hilangnya sebagian nitrogen pada analisa laboratorium. Kehilangan nitrogen diduga karena penggunaan K2SO4 sebagai katalisator, sebab kemampuan K2SO4 dalam menaikkan titik didih asam sulfat untuk mempercepat proses oksidasi (Sudarmadji, 1989 dalam Pakaya, 2008). Hal ini memungkinkan Nitrogen yang ada dalam sampel ikan Nike ikut teroksidasi.
Pengujian Kualitatif
Untuk pengujian kualitatif adanya asam amino pada ikan Nike, diidentifikasi melalui metode kromatografi kertas. Pada perlakuan awal, 0,5 gr sampel ikan Nike yang telah dibersihkan dan dihaluskan, ditambahkan 0,65 gr Ba(OH)2 . 8H2O dan 100 mL H2O. Selanjutnya larutan hasil pencampuran tersebut dipanaskan dalam tabung tertutup selama 24 jam pada suhu 1250C – 1300C. Maksud dari perlakuan ini yaitu untuk memudahkan pemisahn asam-asam amino dari campuran larutan yang ada.
Setelah larutan dingin, larutan ditambahkan H2SO4 2N sampai larutan ber-pH 6. Penambahan H2SO4 ini untuk menjaga pH larutan agar pH larutan yang tadinya cenderung bersifat basa, setelah ditambahkan H2SO4 mendekati pH netral. Larutan kemudian disaring. Filtrat hasil penyaringan disentrifus selama 20 menit.
Filtrat hasil sentrifus ini kemudian ditotol pada kertas kromatografi yang terbuat dari selulosa dengan kemurnian amat tinggi. Kertas kromatografi yang telah ditotol tadi, kemudian dimasukkan kedalam wadah kromatografi yang berisi eluen Etanol 96 % : Air (7 :3).
Setelah ± 4 jam kertas kromatografi diangkat dan bercak noda yang dihasilkan pada kertas kromatografi kemudian dikeringkan. Selanjutnya ditentukan harga Rf-nya, dan membandingkan dengan grafik identifikasi asam amino (lampiran VII).
Gambar 1. Kromatogram Asam amino pada ikan Nike
Dengan mengacu pada tabel 2 maka dapat dibandingkan dengan grafik identifikasi asam amino berikut :
Eluen
Gambar 2. Grafik Identifikasi asam Amino
Ket : A = Etanol 96 % : Air = 7 : 3
B = n- propanol : Air = 7 : 3
C = n-Butanol : Asam Asetat : Air = 4 : 1 : 1
D = Fenol : Air = 3 : 1
E = n-Propanol : Amonium Hidroksida 34 % = 7: 3
(Sumber : Stahl, E. 1969)
Berdasarkan hasil perhitungan harga Rf dari empat bercak noda yang dihasilkan yaitu Rf1 = 0,6, Rf2 = 0,575, Rf3 = 0,55 dan Rf4 = 0,458. Maka dari hasil perbandingan harga Rf dengan grafik identifikasi asam amino, diduga di dalam ikan Nike terdapat asam-asam amino esensial yaitu Leusin, Isoleusin, Metionin dan Threonin.
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uji laboratorium yang telah dilakukan terhadap analisis kadar protein pada ikan Nike asal Gorontalo, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.Penetuan kadar protein dengan metode Kjeldhal, yang dihitung adalah persen Nitrogen total, kemudian dikalikan dengan faktor konversi, hingga didapat kadar protein kasar pada ikan Nike yang dianalisis.
2.Terdapat perbedaan kadar ikan Nike dari hari pertama dan hari Terakhir. Kadar protein pada ikan Nike hari pertama yaitu 2,7315 %, sedangkan kadar protein kasar pada ikan Nike hari terakhir yaitu 4,083 %. Kadar protein yang terkandung pada ikan Nike hari pertama lebih rendah dari kadar protein yang terkandung pada ikan Nike hari terakhir.
3.Dari hasil identifikasi diduga di dalam ikan Nike terdapat asam-asam amino esensial yaitu Leusin, Isoleusin, Metionin dan Threonin.
Saran
Bertitik tolak pada hasil penelitian yang diperoleh, maka penulis menyarankan :
1.Perlu adanya penelitian tentang penentuan kadar Protein dengan menggunakan metode yang lain seperti metde Dumas, metode Lowry, metode Biuret, dan metode Dye Binding.
2.Mengidentifikasi adanya asam amino pada ikan Nike dengan menggunakan instrument dengan hasil yang lebih akurat seperti Spechtrophotometer UV-VIS dan Kjeltec 2300 Analyzer HR 73.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, M. 1997. Teknik kromatografi Untuk Analisis Bahan Makanan. Yogyakarta: Andi yogyakarta.
Anwar, Chairil. 1994. Pengantar praktikum Kimia Organik. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Arbianto, Purwo. 1996. Biokimia Konsep-Konsep Dasar. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan.
Apriyanto, Anton. 1988. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. Bandung: IPB.
BAPPENAS, UNDP. 2006. Nike Gorontalo ( "Duwo" ). telecenter_tuladenggi @internux. eb.id . 2 Mei 2008.
Deman, John M. 1997. Kimia Makanan. Bandung: ITB.
Linder, Marcia C. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme.Jakarta : Universitas Indonesia.
Lionu, Ewin. 2003. Analisis Kandungan Zat Besi pada Beberapa Jenis Ikan yang Beredar di Pasaran Gorontalo. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Gorontalo: IKIP.
MIQRA Indonesia. 2007. Pangan Hewani Ikan. http:/Miqrasehat.blogspot.com. 18 April 2008.
Stahl, Egon. 1969. Thin-Layer Cromatoghraphy. New York: Springer International Student Edition Springer-Verlag Berlin.
Sudarmadji, Slamet. 1989. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty.
0 komentar:
Posting Komentar