Sabtu, 22 Mei 2010

PROSES ADSORPSI ARANG AKTIF CANGKANG KEMIRI PADA LOGAM TIMBAL

PROSES ADSORPSI ARANG AKTIF CANGKANG KEMIRI PADA
LOGAM TIMBAL

Nuning Anggreani Dangkua
Ishak Isa
Mardjan Paputungan

Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan IPA
Universitas Negeri Gorontalo

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorium yang bertujuan untuk mengetahui Proses Adsorpsi Arang aktif Cangkang Kemiri Pada Logam Timbal dan mengetahui daya serap arang aktif cangkang kemiri terhadap logam timbal.
Dari hasil penelitian dengan menggunakan Metode Spektrofotometri Serapan Atom menunjukkan bahwa Daya Serap arang aktif cangkang kemiri yang diaktifasi dengan NaOH, memiliki tingkat adsorpsi optimum yang mencapai 62,12% pada konsentrasi 6.600 ppm, untuk arang yang diaktivasi dengan HCl, tingkat Adsorbsi optimum mencapai 56,26% pada konsentrasi 9.900 ppm, arang aktif dengan ZnCl2, sebagai pengaktifasi meiliki tingkat adsorban maksimum sekitar 43,48% pada konsentrasi 6.600 ppm, untuk arang aktif standar, tingkat adsorban tertinggai pada konsentrasi 3.300 ppm atau sekitar 60,91% dan arang tanpa aktifasi titik adsorban tertingginya sekitar 39,55% pada konsentrasi 6.600 ppm.

Kata Kunci: Arang Aktif, Timbal (Pb), Spektrofotometer Serapan Atom

PROSES ADSORPSI ARANG AKTIF CANGKANG KEMIRI PADA
LOGAM TIMBAL

Nuning Anggreani Dangkua
Ishak Isa
Mardjan Paputungan

Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan IPA
Universitas Negeri Gorontalo

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorium yang bertujuan untuk mengetahui Proses Adsorpsi Arang aktif Cangkang Kemiri Pada Logam Timbal dan mengetahui daya serap arang aktif cangkang kemiri terhadap logam timbal.
Dari hasil penelitian dengan menggunakan Metode Spektrofotometri Serapan Atom menunjukkan bahwa Daya Serap arang aktif cangkang kemiri yang diaktifasi dengan NaOH, memiliki tingkat adsorpsi optimum yang mencapai 62,12% pada konsentrasi 6.600 ppm, untuk arang yang diaktivasi dengan HCl, tingkat Adsorbsi optimum mencapai 56,26% pada konsentrasi 9.900 ppm, arang aktif dengan ZnCl2, sebagai pengaktifasi meiliki tingkat adsorban maksimum sekitar 43,48% pada konsentrasi 6.600 ppm, untuk arang aktif standar, tingkat adsorban tertinggai pada konsentrasi 3.300 ppm atau sekitar 60,91% dan arang tanpa aktifasi titik adsorban tertingginya sekitar 39,55% pada konsentrasi 6.600 ppm.

Kata Kunci: Arang Aktif, Timbal (Pb), Spektrofotometer Serapan Atom

PENDAHULUAN
Bahan rempah-rempah seperti kemiri sudah terkenal sejak dulu. Manfaat dari kemiri sudah banyak dirasakan oleh masyarakat. Baik untuk diolah sebagai bahan makanan, dibuat menjadi obat–obatan tradisional, minyaknya digunakan sebagai bahan tambahan dalam perawatan rambut, bahkan di daerah Sumatera bijinya dibakar dengan arang lalu diolesi di sekitar pusar untuk menyembuhkan diare (Anonimous; 2001). Kemiri yang biasanya dengan mudah diperoleh dipasaran ini menjadi tidak berarti ketika cangkang dari kemiri tersebut dibuang begitu saja dan menjadi limbah dipasaran.
Beberapa tehnologi alternatif untuk memanfaatkan limbah ini melalui tehnologi yang aplikatif menjadi produk yang lebih bermanfaat, sehingga mudah untuk disosialisasikan kemasyarakat pengguna. Tehnologi tersebut diantaranya adalah, tehnologi pembuatan arang dari cangkang kemiri yang dihasilkan dapat diolah lebih lanjut menjadi produk yang lebih mempunyai nilai ekonomi. Arang dari cangkang kemiri dapat digunakan sebagai adsorben (penyerap). Daya serap ditentukan oleh luas permukaan partikel dan kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi jika terhadap arang tersebut dilakukan aktivasi dengan aktivator bahan-bahan kimia ataupun dengan pemanasan pada temperatur tinggi. Dengan demikian arang akan mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan kimia. Arang demikian yang disebut dengan arang aktif (Sembiring; 2003). Arang aktif dapat digunakan sebagai pemurnian air, penghilangan amonia, logam – logam berat seperti Pb pada budidaya udang. Menyaring , penghilangan bau dan rasa pada industri obat dan makanan. Penghilangan bau, warna pada minuman keras dan ringan. Selain itu arang aktif juga dapat digunakan sebagai penghilangan zat – zat warna, menyerap proses penyaringan menjadi lebih sempurna pada industri gula, dan lain – lain (Sembiring; 2003).
Digunakannya arang aktif dari cangkang kemiri sebagai adsorben ataupun sebagai penyaring, oleh karena pada arang aktif ini memiliki pori yang berukuran sangat kecil (Mikropori). Maxlu (dalam Mardjan;2000) mengemukakan bahwa ukuran pori terdistribusi sebagai berikut: Mikropori, ukuran pori < 2 nm, Mesopori, ukuran pori 2 – 50 nm, Makropori, ukuran pori > 50 nm. Adapun tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui cara membuat arang aktif dari cangkang kemiri serta mengetahui daya serap arang aktif dari cangkang kemiri terhadap logam Timbal (Pb)

BAHAN DAN METODE
a. Bahan
Bahan yang digunakan yaitu; Cangkang Kemiri, Iodin, Na2S2O3, KI, H2SO4, Amylum, Pb(NO3)2, NaOH, HCl, ZnCl2, Aquadest dan Arang Aktif Standar

b. Metode Analsis
Pengambilan Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah cangkang kemiri yang berasal dari Kelurahan Hutuo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo.

Proses Pembuatan Arang Aktif
Cangkang Kemiri dibersihkan dengan air, setelah bersih dikeringkan, diarangkan dalam tungku pembakaran karbon selama kurang lebih 19 jam, didinginkan lalu Setelah dingin, digerus sampai halus dan diayak pada ayakan yang 100 mess hingga diperoleh arang halus. Diambil masing-masing 40 gr arang halus dan diletakkan pada tiga buah cawan porselin, pada masing-masing cawan porselin ditambahkan NaOH 0,5 M, HCl 0,5 M, dan Zncl2 0,5 M sebanyak 50 mL dan direndam dengan larutan tersebut selama kurang lebih 4 jam, selanjutnya diaktivasi Fisika pada suhu 650C selama kurang lebih 20 menit lalu didinginkan dan dikeringkan kembali dalam oven pada suhu 100C. Selanjutnya dilakukan pengujian daya serap Arang aktif terhadap iodin.


Proses Adsorpsi Arang Aktif Cangkang Kemiri yang diaktifasi dengan NaOH 0,5 M, Hcl 0,5 M, ZnCl2 0,5 M, tanpa aktifasi dan arang aktif standard Pada Logam Pb.
Diambil masing-masing 100 mL Pb(NO3)2 dengan variasi konsentrasi 0,01 M, 0,02 M, 0,03 M dan 0,04 M lalu ditambahkan masing-masing 1 gr arang aktif kemudian diaduk dan didiamkan selama kurang lebih 15 menit. Disaring hingga diperoleh filtrat, diambil masing-masing 1 mL dari variasi konsentrasi dan diencerkan dengan aquadest dalam labu ukur yang 1000 mL sampai tanda batas lalu dianalisis dengan Spektrofotometer Serapan Atom.

Penetapan Kadar Pb pada Sampel
Larutan sampel yang telah diperoleh, selanjutnya diukur absorbansinya dengan menggunakan Alat Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) tipe Shimadzu AA-6200 pada panjang gelombang (λ) 283,3 nm dan udara asetilen sebagai pembakar.
Hasil pembacaan dapat diplotkan terhadap kurva kalibrasi larutan standar sehingga di dapat konsentrasi Pb pada sampel. Disamping itu kadar Pb dapat ditentukan/dihitung dengan persamaan regresi yaitu : Y = a + bx

c. Analisis Data
Berdasarkan data yang diperoleh dihitung berapa besar kemampuan Arang aktif dalam mengadsorbsi logam Pb, lalu ditentukan dengan cara memasukkan data hasil pengukuran larutan sampel kedalam persamaan regresi yaitu:
Y = a + bx
Dimana : Y = Nilai Serapan
b = Kemiringan
a = Garis kurva yang memotong sumbu y
x = konsentrasi yang diperoleh dari persamaan regresi
nilai b didapat dari persamaan :


dan
a = Y – bX
Untuk mengetahui apakah persamaan tersebut dapat dipakai sebagai perhitungan penetapan konsentrasi larutan, maka selanjutnya ditentukan harga koefisien koordinasi (r) dengan rumus:





HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Dalam prosedur awal sampel cangkang kemiri yang diambil dari kelurahan Hutuo Kecamatan Limboto dibersihkan dengan air lalu dikeringkan Untuk mengurangi kadar air, kemudian diarangkan dalam tungku pembakaran karbon selama kurang lebih 19 jam. Proses ini dilakukan untuk mengeluarkan bahan volatile, mendegradasi jaringan polimer induknya, menghilangkan sejumlah molekul air, karbon dioksida, karbonil, alkohol dan lainnya.
Arang dari cangkang kemiri yang diperoleh dari hasil pembakaran pada tungku pembakaran karbon selanjutnya digerus sampai halus dengan menggunakan lumpang dan alu. Setelah itu diayak dengan menggunakan ayakan yang 100 mess. Lalu diambil masing-masing 40 gr arang yang telah dihaluskan tadi dan dimasukkan pada 3 buah cawan porselin. Pada masing-masing cawan yang telah berisi arang ditambahkan masing-masing larutan NaOH 0,5 M, HCl 0,5 M dan ZnCl2 0,5 m sebanyak 50 mL dan direndam selama kurang lebih 4 jam. hal ini dilakukan untuk proses aktivasi kimia. Setelah itu dilanjutkan dengan aktivasi fisika dengan memasukkan ketiga cawan tersebut kedalam oven vurnace pada suhu 650C selama kurang lebih 20 menit. Kemudian sample tesebut didinginkan dan dicuci dengan aquadest lalu dikeringkan kembali didalam oven pada suhu 100C. hal ini dilakukan untuk menghilangkan kadar air. Selanjutnya arang aktif diuji daya serapnya terhadap Iodin (I2). Hal ini dimaksud untuk mengetahui apakah proses aktifasi secara kimia dan fisika tersebut tercapai. Ternyata dari hasil analisis titrasi iodin yang teradsorp pada arang yang diaktifasi dengan NaOH, HCl, ZnCl2 dan arang tanpa aktifasi masing-masing adalah 61,75%, 47,34%, 34,99% dan 22,64%. Ternyata hasil daya serap arang aktif terhadap iodin sudah sesuai dengan yang direkomendasikan menurut SII No. 0258-79, dengan daya serap terhadap arang aktif minimum 20%. Perhitungannya lihat lampiran II. Selanjutnya arang aktif ini dapat digunakan untuk menentukan daya serap logam timbal (Pb).

Proses Adsorpsi Logam Timbal (Pb) terhadap arang aktif
Proses adsorpsi logam timbal dilakukan dengan cara menimbang 1 gram arang aktif yang diaktifasi dengan NaOH, HCl, ZnCl2, arang aktif standar dan arang tanpa aktifasi kemudian ditambahkan pada 100 mL Pb(NO3)2 dengan berbagai konsentrasi yakni 0,01 M, 0,02 M, 0,03 M, 0,04 M kemudian diaduk, didiamkan selama kurang lebih 15 menit, disaring dengan menggunakan kertas saring dan pompa vakum, filtrat yang diperoleh dari masing-masing sampel diambil 1 mL dan dilarutkan dalam labu takar yang 1000 mL sampai tanda batas. Hal ini dilakukan untuk mengkonversi konsentrasi Molar menjadi ppm. (Perhitungan dapat dilihat pada lampiran VII). Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom Tipe Shimadzu AA-6200.

Analisis sampel dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).
Kurva Kalibrasi
Untuk keperluan analisis untuk mengetahui kadar Pb hasil adsorbsi arang aktif cangkang kemiri dapat dilakukan dengan cara kuntitatif dengan menggunakan metode analisis Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Alat ini paling tepat untuk mengukur lebih dari 67 jenis unsur, selain itu juga alat ini sangat spesifik karena setiap unsur memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda antara unsur yang satu dengan unsur yang lainnya (Sumarji 1978, dalam Rahmawaty 2005).
Proses adsorpsi arang aktif cangkang kemiri pada logam timbal diawali dengan pembuatan kurva kalibrasi larutan standar logam timbal. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kuantitatif antara absorban dengan konsentrasi pada panjang gelombang tertentu.
Serapan atau absorban larutan standar logam Pb pada berbagai konsentrasi diukur pada panjang gelombang 283,3 nm disajikan pada table 1:
Tabel 1 Data serapan larutan standar Logam Timbal Pb(NO3)2 dengan alat Spektrofotometer Serapan Atom Tipe Shimadzu AA-6200
No
Konsentrasi Larutan Standar (ppm)
Absorban
1
2
3
4
10,00
20,00
30,00
40,00
0,0279
0,0547
0,0815
0,1083

Berdasarkan data pengukuran serapan larutan standar logam timbal pada tabel 4.1, maka diperoleh kurva kalibrasi dengan persamaan garis regresi linier Y = 0,00268 X – 0,0011 dimana nilai korelasi antara konsentrasi dan absorban sebesar r = 0,9997. Hal ini menunjukkan bahwa variasi konsentrasi dengan serapan (absorban) mempunyai hubungan yang erat. Selanjutnya kurva standar ini dapat digunakan pada pengukuran larutan sampel
Tabel 2 Data Serapan Sampel Hasil Adsorpsi Terhadap Karbon Aktif dengan Berbagai Aktifasi Kimia, arang aktif standar dan arang tanpa aktifasi
No
Konsentrasi Sampel Awal Pb(NO3)2
(ppm)
Absorban (A) Sampel Hasil Aktifasi NaOH
Absorban (A) Sampel Hasil Aktifasi HCl
Absorban (A) Sampel Hasil Aktifasi ZnCl2
Absorban (A) Sampel Tanpa Aktifasi
Absorban (A) Sampel Arang Aktif Standar
1
3300
0,0053
0,0068
0,0073
0,0067
0,0035
2
6600
0,0078
0,0114
0,0111
0,0118
0,0083
3
9900
0,0142
0,0127
0,0175
0,0207
0,0245
4
13200
0,0186
0,0226
0,0221
0,0295
0,0291

Berdasarkan data serapan pada tabel 2 maka diperoleh konsentrasi dari sampel hasil adsorpsi arang aktif cangkang kemiri tadi. Data konsentrasi sampel hasil adsorpsi arang aktif cangkang kemiri dengan berbagai aktifasi kimia disajikan pada tabel 3

Tabel 3 Data Konsentrasi Sampel Hasil Adsorpsi Terhadap Karbon Aktif dengan Berbagai Aktifasi Kimia, arang aktif standar dan arang tanpa aktifasi
No
Konsentrasi Sampel Awal Pb(NO3)2
(ppm)
Konsentrasi Sampel Hasil Aktifasi NaOH
(ppm)
Konsentrasi Sampel Hasil Aktifasi HCl
(ppm)
Konsentrasi Sampel Hasil Aktifasi ZnCl2
(ppm)
Konsentrasi Sampel Tanpa Aktifasi
(ppm)
Konsentrasi Sampel Arang Aktif Standar
(ppm)
1
3300
1570
2130
2310
2090
1290
2
6600
2500
3840
3730
3990
3070
3
9900
4890
4330
6120
7320
8740
4
13200
6530
8030
7840
10600
10450

Dengan menggunakan data Tabel 3 maka dapat dihitung persen daya serap arang aktif cangkang kemiri dengan aktifasi kimia NaOH, HCl, ZnCl2, arang aktif standar dan arang tanpa aktifasi pada logam timbal, dengan cara persen daya serap arang sama dengan Pb(NO3)2 mula-mula dikurangkan dengan Pb(NO3)2 akhir dibagi dengan Pb(NO3)2 mula-mula dikali dengan 100%. Selanjutnya persentase daya serap arang aktif cangkang kemiri dengan berbagai aktifasi kimia, tanpa aktifasi dan arang aktif standar disajikan pada tabel 4:
Tabel 4 Persen (%) Daya Serap Arang Aktif Cangkang Kemiri dengan berbagai aktifasi kimia, tanpa aktifasi dan Arang aktif standar
NO
Sampel Hasil Absorpsi Arang Aktif yang diaktifasi secara kimia
Konsentrasi Pb(NO3)2 ppm
Pada Sampel Hasil Adsorpsi Arang Aktif

% Adsorpsi


Awal
(a)
Akhir
(b)
Teradsorp
(a-b)

1
NaOH
3300
6600
9900
13200
1570
2500
4890
6530
1730
4100
5010
6670
52,42
62,12
50,61
50,53
2
HCl
3300
6600
9900
13200
2130
3840
4330
8030
1170
2760
5570
5170
35,45
41,82
56,26
39,16
3
ZnCl2
3300
6600
9900
13200
2310
3730
6120
7840
990
2870
3780
5360
30,00
43,48
38,20
40,61
4
Arang Tanpa Aktifasi
3300
6600
9900
13200
2090
3990
7320
10600
1210
2610
2580
2600
36,67
39,55
26,10
19,69
5
Arang Aktif Standar
3300
6600
9900
13200
1290
3070
8740
10450
2010
3530
1160
2750
60,91
53,48
11,72
20,83

Data di atas menunjukkan daya serap arang cangkang kemiri yang diaktifasi dengan NaOH, HCl, ZnCl2, arang tanpa aktifasi, dan arang aktif standar paling tinggi (titik optimumnya) berturut-turut adalah 62,12% pada konsentrasi 6600 ppm, 56,26% pada konsentrasi 9900 ppm, 43,48% pada konsentrasi 6600 ppm, 39,55% pada konsentrasi 6600 ppm, dan 60,91% pada konsentrasi 3300 ppm.



Pembahasan
Arang adalah padatan berpori yang terdiri dari 85 – 95% karbon, arang aktif dapat dihasilkan dari bahan – bahan yang mengandung karbon dengan melakukan pemanasan pada suhu tinggi. Dalam proses pembuatan arang aktif, diusahakan agar tidak terjadi kebocoran udara didalam ruangan pemanasan sehingga bahan yang mengandung karbon tersebut hanya terkarbonisasi dan tidak teroksidasi (Sembiring; 2003).
Karbon aktif adalah suatu bentuk arang yang telah melalui proses aktifasi dengan menggunakan gas CO2 , uap air atau bahan – bahan kimia lain sehingga menyebabkan terbukanya permukaan pori – pori sehingga daya adsorpsinya menjadi lebih tinggi terhadap zat warna dan bau. Karbon aktif mengandung 5 sampai 15% air, 2 sampai 3% abu dan sisanya terdiri dari karbon (Anonimous; 2006). Selain itu persyaratan arang aktif menurut SII No. 0258-79 adalah sebagai berikut:
JENIS
PERSYARATAN
Bagian yang hilang pada pemanasan 9500C
Maksimum 15%
Air
Maksimum 10%
Abu
Maksimum 2,5%
Bagian yang tidak diperarang
Tidak nyata
Data serap terhadap larutan
Minimum 20%

Salah satu bahan dasar pembuatan arang aktif yang belum begitu dikenal di masyarakat adalah pembuatan arang dengan bahan dasar tempurung kemiri, tempurung kemiri yang telah dijadikan arang aktif selanjutnya diuji cobakan dengan mengukur tingkat adsorban terhadap logam Pb dengan memfariasikan konsentrasi logam.
Pada proses adsorbsi, terjadi pemutusan ikatan kovalen antar atom sehingga permukaannya memiliki satu atau lebih valensi bebas. Adsorpsi merupakan hasil dari interaksi molekul dengan valensi-valensi bebas, yang boleh diartikan sebagai reaksi kimia karena menyangkut perubahan susunan elektron di dalam molekul. Proses tarik-menarik ini memungkinkan untuk terjadinya penyumbatan pada pori-pori sehingga menghambat proses adsorbsi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil perhitungan maka dapat dilihat adanya kecenderungan bahwa persen (%) adsorban semakin besar seiring dengan bertambahnya konsentrasi, namun demikian pada konsentrasi yang berlebihan justru persen adsorban semakin mengecil. Hal tersebut terjadi disebabkan karena konsentrasi yang berlebihan dapat mempengaruhi pori-pori arang aktif sehingga menghambat proses penyerapan logam. Selain itu semakin banyak logam yang diserap akan menyebabkan kondisi arang yang diaktivasi akan semakin mendekti titik jenuh sehingga kinerja arang aktif dalam menyerap logam Pb akan semakin terhambat.
Daya serap dari masing-masing zat pengaktivasi ini ditentukan oleh luas permukaan partikel, artinya semakin besar luas permukaan partikel maka daya serap terhadap suatu logam juga akan semakin besar, demikian juga sebaliknya (Sembiring; 2003). Pada arang aktif terdapat banyak pori berukuran nano hingga mikrometer. Sedemikian banyaknya pori sehingga dalam 1 gr arang aktif diperkirakan bila semua dinding rongga pori direntangkan maka luas permukaannya dapat mencapai ratusan hingga ribuan meter persegi. (Subiarto; 2000).
Adanya perbedaan tingkat adsorban pada masing-masing zat pengaktivasi menunjukkan bahwa zat pengaktivasi juga turut mempengaruhi persen (%) adsorban. Dari Hasil Analisis yang diperoleh ternyata daya serap arang aktif cangkang kemiri yang diaktifasi dengan NaOH mencapai 62,12% dibandingkan dengan aktivasi menggunakan HCl, ZnCl2, dan tanpa aktivasi.
Dari data yang diperoleh dapat dijelaskan bahwa arang dari cangkang kemiri yang diaktivasi dengan menggunakan NaOH memiliki tingkat efektifitas yang tinggi dalam mengadsorbsi logam-logam berat terutama logam Pb sehingga dapat dimanfaatkan untuk proses penjernihan air yang mengandung logam berat. Dengan demikian pengembangan lebih lanjut tentang hasil penelitian ini dapat diaplikasikan dalam berbagai kegunaan.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.Arang aktif dari cangkang kemiri dibuat dengan 2 cara yaitu dengan aktivasi kimia dan aktivasi fisika.
2.Arang Aktif Dari Cangkang Kemiri Dapat menyerap logam berat seperti Timbal.
3.Daya serap arang aktif cangkang kemiri yang diaktifasi dengan NaOH, HCl, ZnCl2, berturut-turut adalah 62,1%, 56,26%, 43,48%. Sementara daya serap dari arang aktif standar dan arang tanpa aktifasi masing-masing 60,91% dan 39,55%.

SARAN
Arang Aktif dari cangkang kemiri dalam penelitian ini ternyata memiliki daya adsorpsi yang baik. Hal ini sangat dipengaruhi oleh besarnya ukuran pori dari arang tersebut sehingga perlu penelitian lebih lanjut dengan memperhatikan variabel-variabel berupa karakterisasi ukuran pori, distribusi pori dan volume pori.


DAFTAR PUSTAKA
Bansal, J. Dkk. 1994, Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, Edisi 4 Buku Kedokteran, hal 866-867
Daniels, F. and Alberty, R.A., 1955, Physical Chemistry, JohnWiley and sons, Inc., New Yrk, hal 523 – 525
Heryando Palar, 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta Jakarta
Moore, W.J, 1974 Physical Chemistry, edisi ke-4, 517 – 518, Prentice – Hall, Inc, Indiana, hal 517 – 518
Masruhim Amir. Muh. 2005, Pemanfaatan Kalsium Oksida, Ferosulfat, Aerasi, dan Karbon Aktif Tempurung Kemiri Untuk Penyisihan Polutan Pada Limbah Cair Industri Kayu Lapis. Disertasi Universitas Airlangga Surabaya, hal 12-13
Sembiring T Meilita, 2003, Arang Aktif (Pengenalan dan proses pembuatannya);
http://library.usu.ac.id/download/ft/industri-meilita.pdf
Subiarto, 2000, Pengolahan Limbah Radioaktif (SR-90) Dengan Arang Aktif Lokal Dengan Metode Kolom

0 komentar:

Posting Komentar